6

156 15 3
                                    

Entah surga seperti apa yang Sakusa maksudkan. Sejak kehadiran Atsumu barunya, dia selalu menyebut dunia ini adalah surga. Surganya sudah kembali pada hidupnya, begitu ucapnya.
Entah malaikat apa yang Sakusa elukan setiap kali melihat Atsumu yang semakin pandai untuk menjadi manusia seutuhnya.
Dan entah bahagia seperti apa yang Sakusa rasakan setiap harinya sampai-sampai dia yang dingin itu jadi mudah tersenyum kepada Atsumu yang ini.

Padahal, demi kembali menciptakan surga dan bahagianya, Sakusa dengan sengaja merampas hak hidup makhluk lain dengan cara yang kotor.

Hari demi hari sudah Sakusa lalui, tak lupa dia juga mengenalkan Atsumunya itu pada Kakek Nekomata. Tentu Kakek Nekomata bisa dengan mudah mengetahui bahwa orang yang dibawa Sakusa itu adalah jelmaan siren hanya dengan menatap kedua mata Atsumu. Manusia asli dan manusia siren memiliki iris mata yang berbeda. Tentu saja hal ini hanya bisa diketahui oleh mereka yang paham soal siren dan juga mereka yang memiliki kemapuan istimewa, semacam indigo.

Begitu bahagianya Sakusa, sampai dia tidak sadar bahwa dia sudah melalui beberapa bulan hidup bersama Atsumu. Seluruh duka dimasa lampaunya sudah resmi luruh berkat kehadiran sosok baru ini. Demi Tuhan, Sakusa benar-benar memperlakukan dan menjaga Atsumu ini seperti Atsumu nya yang dulu.

Pagi ini, Atsumu bangun lebih dulu dari Sakusa. Dia mengucek mata kirinya sambil menguap kecil. Dia terbangun lebih awal bukan tanpa alasan, pasalnya dia mendengar ponsel milik Sakusa berdering nyaring diatas nakas dekat ranjang mereka.
Berhubung Atsumu ini orangnya juga sama sembarangannya dengan yang dulu, dengan seenaknya dia meraih ponsel Sakusa lalu membaca notif yang masuk.

"Osamu Miya?" Gumam Atsumu saat membaca sebuah pesan yang baru saja masuk. Merasa memiliki nama yang mirip, Atsumu lantas membuka isi pesan itu.
Isi dari pesan Osamu adalah sebuah undangan pernikahan untuk Sakusa. Yang mana pengantinnya adalah Osamu Miya dan Suna Rintarou.
Atsumu semakin penasaran, dia kemudian membaca isi undangan itu dengan teliti. Hingga sampailah dia di ujung undangan tersebut dan disana ada sebuah foto prewedding sang calon pengantin.

"Hah!?" Atsumu kaget saat melihat salah satu calon pengantin itu memiliki wajah yang sama dengannya.
"Siapa ini? Kembaranku?" Lanjut Atsumu yang masih belum selesai kaget. Dia sibuk memperbesar foto calon mempelai itu. Terutama di bagian wajah Osamu. Atsumu benar-benar memperhatikan wajah itu. Semuanya terlihat begitu sama. Kembar identik memang. Mereka hanya berbeda di warna rambut saja. Itu dulu sih, Atsumu yang sekarang warna matanya sudah berbeda dengan Osamu.

Sakusa yang masih terlelap itu perlahan membuka kedua matanya saat dia merasa tangannya kosong. Lengannya terasa ringan, yang mana seharusnya terasa berat karena Atsumu selalu tidur berbantalkan lengannya.
Dengan mata yang masih agak berat, dilihatnya Atsumu sedang sibuk dengan ponselnya. Raut wajah serius juga bisa dilihat Sakusa dengan sangat jelas di wajah Atsumu saat ini.
Karena penasaran, Sakusa lalu bangun dan melihat apa yang membuat Atsumu seserius itu.
Sedikit terkejut, Sakusa bisa dibilang cukup panik saat ada foto Osamu dan Suna di layar ponselnya saat ini. Dia harus segera memutar otak untuk berjaga-jaga jika saja Atsumu mulai bertanya-tanya. Harus segera memiliki naskah baru!

"Omi? Siapa pria ini? Apa dia temanmu? Wajahnya sama persis denganku loh." Dengan lugunya, Atsumu menunjukkan foto Osamu pada Sakusa.
Sakusa hanya melihat sekilas foto di layar ponselnya itu. Bagaimanapun, Sakusa tau, cepat atau lambat hal seperti ini akan terjadi.
"Ah, aku lupa. Maafkan aku, seharusnya aku mengingatkanmu lebih awal." Kata Sakusa mulai membuat skenarionya.
"Memangnya kenapa?" Tanya Atsumu.
"Hm? Kenapa katamu? Kau ini kan memiliki saudara kembar. Salah satu pria yang di foto itu adalah adik kembarmu. Namanya Miya Osamu. Amnesiamu rupanya parah juga sampai-sampai kau lupa dengan kembaranmu sendiri."
"APA!?"

Atsumu memekik kaget. Dia kembali memeriksa foto Osamu dan Suna. Atsumu kembali memperhatikan wajah yang mirip dengannya itu. Tak ada cela untuk kata beda, semuanya memang sama.
Atsumu lantas meletakkan ponsel Sakusa dengan dramatis. Dia menggigit bibir bawahnya. Wajahnya seketika memerah seakan menahan tangis yang sebentar lagi akan tumpah.
Sakusa mulai panik dibuatnya, dia bingung mengapa Atsumunya ini justru hendak menangis. Dan dengan buru-buru, Sakusa segera menangkup pipi Atsumu lalu memberinya sedikit ciuman di bibir ranum kekasihnya itu.
"Ada apa? Kenapa malah menangis?" Tanya Sakusa bingung.
"Ugh, Omi~ Aku yakin siapa saja akan menangis seperti ini, saat tau adik kembarnya akan menikah dan kakaknya justru kena amnesia." Jawab Astumu sendu. Diapun mulai galau.
"Omi, kita datang ya." Pintanya memelas pada Sang Kekasih.

SERANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang