Junkyu tidak tahu apa yang tengah terjadi dengan adiknya itu, bukankah kemarin dia baik-baik saja? Saat mereka datang ke acara MAMA pun Haruto terlihat baik-baik saja, dia masih tetap sama. Menjaga dirinya, dan sangat protektif padanya.
Tapi malam ini sungguh berbeda, saat seluruh anggota makan malam bersama Haruto tampak lebih pendiam. Ia ingin menyapanya, namun adiknya itu seolah berusaha menghindar darinya. Junkyu masih ingin berpikir positif, mungkin Haruto lelah. Jadi dengan seperti itu dia mengembalikan energinya, tapi kenapa hanya pada dirinya lelaki itu diam? Saat bersama dengan member lain dia nampak biasa saja, bahkan tetap sumringah.
Junkyu merasa dilema, apakah ia berbuat kesalahan yang tidak ia ketahui pada Haruto? Tapi apa...?
Hyunsuk maupun Jihoon selaku leader pun menyadari gelagat yang tak biasa dari keduanya, bagaimana mereka tidak sadar? Haruto bahkan sudah dijuluki layaknya perangko karena terus menempel pada Junkyu, sudah menjadi rahasia umum jika Haruto sangat protektif dan posesif pada hyungnya itu. Kemarin saat acara MAMA berlangsung ia sungguh memepet Junkyu, tak membiarkan pria manis itu pergi darinya. Haruto bahkan terus menerus mencari atensi Junkyu, agar sepenuhnya ada pada dirinya.
Kedua leader itu bertatapan sejenak, seolah mengerti apa yang tengah dibicarakan hanya lewat kontak mata. Selanjutnya Jihoon menghampiri Junkyu yang terlihat termenung di ujung tembok.
"Minum ini." Jihoon mengulurkan sebuah kaleng cola pada Junkyu.
"Terimakasih." Junkyu berucap singkat.
"Kau ada masalah dengannya?" Jihoon memecah keheningan.
"Dengannya?" Pertanyaan itu membuat Jihoon berdecak.
"Aku tahu kau tak bodoh, aku tahu kau sungguh mengerti siapa yang aku maksud Junkyu." Pria manis itu menatap seseorang yang dimaksud.
"Aku... Tidak tahu." Ucap Junkyu jujur.
"Bagaimana kau bisa tidak tahu? Memang kalian habis melakukan apa?"
"Maksudmu apasih Ji?"
"Ya aku tanya saja, memangnya kalian habis ngapain hingga perang dingin seperti ini. Itu sungguh aneh Kyu, bahkan kalian kemarin sangat lengket sekali tak bisa dipisah. Dan sekarang tiba-tiba kalian diam-diaman seperti ini, bagaimana aku tidak curiga?"
"Kenapa kau malah menyalahkan aku sih Ji? Aku juga tidak kenapa... Dia tiba-tiba mendiamiku. Bahkan tadi saat aku akan duduk bersebelahan dengannya, Haruto langsung meminta bertukar tempat dengan Asahi. Dan itu membuat hatiku sedikit merasakan sakit."
"Hah... Sampai seperti itu?"
"Ji, ini bagaimana?"
"Bicaralah padanya, kalian tidak bisa terus menerus seperti ini. Kita akan konser lagi Junkyu, dan aku tidak mau gara-gara masalah pribadi mu dan Haruto terbawa pada konser nanti. Jika sampai itu terjadi maka aku akan marah padamu, itu tandanya kau tidak profesional. Selesaikan masalahmu, lebih cepat lebih baik."
"Tapi bagaimana caranya? Aku dan dia tidak satu kamar Ji... Dan pasti saat aku meminta dia untuk berbicara dia akan menolakku." Jihoon berpikir mendengar itu.
"Aku akan bilang pada Asahi untuk sementara waktu tidur di kamarmu. Akan aku bicarakan nanti dengan Hyunsuk, tenang saja. Yang jelas setelah acara ini selesai dan semua member bersiap untuk tidur. Kau ikuti saja Haruto ke kamarnya, Asahi akan otomatis ke kamarmu. Kalian bisa bertukar malam ini."
"Apakah itu akan berhasil? Bagaimana kalau Haruto semakin marah padaku?" Junkyu terlihat khawatir.
"Kau takut padanya?"
"Ji... Kau masih bertanya seperti itu?!"
"Ya, aku tahu... Haruto memang menyeramkan saat marah. Tapi aku yakin dia tak akan menyakitimu Kyu, bagaimana bisa Haruto menyakiti orang yang dia cinta."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARUKYU? [One Shoot]
FanfictionOnly for Harukyu. One shoot/Two shoot. Don't like? Don't read! ©rutoboyy (image cover)