Secret '2'

325 36 24
                                    

Jihoon memandang papan pesannya yang terlihat aneh, bukan karena apa. Karena Junkyu terlihat sudah membaca pesannya, dan mengetikan sesuatu. Tapi setelah 5 menit ia tunggu tak ada satu pesanpun yang ia terima. Bahkan panggilannya juga tidak dijawab sama sekali.

Ada apa sebenarnya? Jihoon ingin menuntut penjelasan atas tadi, siapa laki-laki itu.

"Apa aku ke rumah Junkyu saja ya?" monolognya.

"Aku mengganggu tidak tapi? dan lelaki itu mau membukakan pintu untuknya lagi kah?" mengingat pandangan tak suka dari lelaki itu membuat Jihoon gundah.

"Ya atau tidak."

Mungkinkah Junkyu akhirnya tertidur, dan lupa membalas pesannya?

.

.

.

Haruto, laki-laki kejam itu menatap datar pemandangan di depannya.

Dalam benak Haruto terdapat beribu kepuasan yang menandakan bahwa ia amat bahagia sekarang. (Bahagia atas penderitaan orang lain, tepatnya.)

Setelah acara bersetubuh paksa yang terjadi berjam-jam, dengan tak berperasaan Haruto langsung meninggalkan Junkyu dalam keadaan tak sadar diri.

Haruto tampak amat brengsek sekarang.

Ia menghisap dalam-dalam benda nikotin di tangannya, menahannya dan membuangnya dengan amat khidmat.

Bahkan rokok ini tak ada apa-apanya dibanding bibir merekah itu. Haruto membuang rokok yang masih tersisa setengah ke sembarang arah.

Kemudian Haruto menenggak vodka dengan sekali tegukan.

Kalian tahu?

Ia masih sangat ingin bercinta dengan Junkyu.

Masih sangat ingin bercinta dengan Junkyu.

Junkyu.

Katakanlah jika ia adalah maniak seks, karena memang itu benar adanya.

Apa yang salah? tidak ada yang salah dengan semua ini bukan? tidak ada... Ia berhak mendapatkan apa yang ia mau. Termasuk, Junkyu.

Lagi-lagi pemuda naif itu menghantui pikirannya.

Ia tidak boleh gegabah, ia harus bermain dengan tenang.

....

Di balik selimut tebal itu terdapat sosok manis yang kini tengah tak sadar diri, dia kelelahan karena dipaksa melayani seks maraton Haruto.

Haruto memandang Junkyu lekat, ia masih tak menyangka. Tubuh yang ia dambakan lama telah berhasil ia dapatkan.

Bukankah ini gila huh?

Jangan salahkan Haruto, salahkan saja hormon yang sialnya memilih Junkyu untuk menjadi tempat pelampiasannya. Dan juga salahkan Junkyu karena wajah manis serta tubuh seksinya itu.

Pokoknya ini semua bukan salah Haruto.

Begitu egoisnya lelaki ini.

Apa Junkyu akan mengingat semuanya? sayang sekali jika ia tak mengingat apapun.

Bibir Haruto nampak kering karena memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada Junkyu, akibat ulahnya.

"Akan aku apakan setelah ini?" beonya.

Haruto memutuskan untuk berbaring di samping Junkyu, masih mengamati bagaimana rupawannya orang yang baru saja ia rusak.

"Damn..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HARUKYU? [One Shoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang