Fault

842 55 0
                                    

"Hahahaa... Benarkah begitu?" Gelak seorang pemuda yang mendengar cerita temannya.

"Benar! Waktu itu dia mengompol Kyu! Jika aku mengingatnya, maka aku akan tertawa terbahak-bahak!"

"Husstt— kau tak boleh seperti itu Justin. Tapi tak dapat ku sangkal jika itu memang sangat memalukan—"

Drrrtttr

"Eh ada yang menelpon mu Kyu."

"Benar..." dengan sigap pemuda itu mengecek ponsel miliknya, guna mengetahui siapa yang menelponnya.

"Gawat..." ucapan lirih itu terdengar begitu hampa.

"Kenapa?" tanya Justin.

"Junkyu? Kau bisa dengar aku?"

"E-eh! Kenapa?" Pemuda bernama Junkyu itu tergagap.

"Siapa?"

"Kakak ku..."

"Astaga... Dia lagi dia lagi, kenapa sih dia selalu mengganggu mu. Lagipula kan kau juga sudah dewasa, apa yang membuat dia selalu menelpon mu, dan terus menanyakan kabar mu setiap saat. Aku saja sampai pusing mendengarnya." Celoteh Justin sedikit kesal.

"Aku pun tak tahu Justin, tapi sekarang bantu aku untuk mencari alasan yang tepat. Karena sumpah aku tadi berbohong kepadanya, jika aku di sini." Ucap Junkyu melas.

"What? Jadi kau tak jujur pada kakak mu itu?!"

"Bagaimana ini! Dia mengancamku lewat chat! Justin, please!!" Junkyu panik sekarang.

"Tch... Angkat saja telponnya. Jika dia berani macam-macam, maka tak usah pulang. Kau ikut denganku saja."

Dengan gerakan ragu, Junkyu menekan panggilan itu.

"H-halo... Kakak?"

"Dimana?" Satu perkataan itu mampu membuat Junkyu merinding. Dia tahu kakaknya ini sangat marah sekarang.

"A-aku—"

"Dimana?!" Junkyu tersentak mendengar bentakan itu.

"Kau bisu?!"

"Kak, aku sedang dirumah!" Junkyu buru-buru menyela.

"Dirumah? Benarkah?" Pertanyaan itu membuat alis Junkyu mengerut.

"Iya... Aku sedang di rumah, memang kenapa? Aku tadi sedang mencuci muka, maaf menjawab telpon mu lama." Pemuda itu menjabarkan alasan dustanya.

"Apa kau pikir aku bodoh? Apa kau pikir aku bocah SMA yang bisa kau bodohi Junkyu?" Pemuda itu meneguk ludahnya.

Apakah kakaknya tahu?

"A-aku—"

"Coba kau tengok di belakang mu," ucapan datar itu membuat Junkyu blank.

Dengan gerakan lambat, pemuda itu menghadap ke belakang. Dan...

Dia

Dia... Ada di sana!!!!

Batin Junkyu berteriak.

Mata tajam itu tengah mengawasinya, tubuhnya kaku tak bisa digerakkan. Napasnya terasa memberat saat orang itu mendekat dengan langkah lebar ke arahnya.

"Justin..." bisik Junkyu.

Justin pun dengan sigap menggenggam tangan dingin pemuda itu, mencoba menenangkannya. Dia tahu kakak Junkyu adalah orang yang sangat arogan, dan tempramental. Sikapnya juga tergolong aneh jika menyangkut Junkyu, dia seolah-olah menguasai semua yang bersangkutan dengan Junkyu. Dan ia sama sekali tak terima dengan itu.

HARUKYU? [One Shoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang