"Tch..."
"Hah..."
"Apa yang harus aku lakukan..."
Beberapa decakan, serta keluhan terucap dari bibir tipis merekah itu.
Junkyu, pemuda itu amatlah bimbang sekarang. Ia bingung harus bagaimana, karena pikirannya benar-benar buntu.
"Kenapa ini menjadi sangat rumit!" Erang pemuda manis itu, tangannya mengacak rambutnya kasar.
Pemuda itu melirik jam di dinding kamarnya, sial... bahkan sampai jam 3 pagi pun ia belum tertidur juga?!
Matanya sudah sangat berat dan perih, kepalanya pusing bukan kepalang. Tapi entah bagaimana otak sialan ini masih belum mau mengizinkan ia untuk tertidur, sementara besok pagi ia harus pergi bekerja.
"Sial, sial, sial..." lagi-lagi kata itu yang terus terucap di bilah bibirnya.
"Ayolah aku ingin tidur, sekarang. Please..." ucap pemuda itu pada dirinya sendiri, lebih tepatnya pada otak pemuda itu.
Karena tak kunjung tertidur juga, akhirnya Junkyu memilih untuk menendang selimutnya dan pergi menuju kamar mandi. Pemuda itu berpikir mungkin membasahi wajahnya akan membuat ia lebih segar?
Ehh.. Bukankah itu terbalik? Ia akan semakin tidak bisa tidur kalau begitu.
Junkyu menarik napas panjang setelah guyuran air dingin mengenai wajahnya, apakah ia akan sekalian mandi? di jam 3 ini?
Menarik juga....
.
.
Jantungnya seperti keluar dari tempatnya saat mendengar alarm yang begitu kencang, ternyata ia bisa tertidur juga... entah bagaimana caranya.
Ia masih linglung sekarang, tangannya menggapai benda berisik itu dan mematikannya kasar. Junkyu termenung beberapa saat, sebelum kesadarannya benar-benar kembali.
Gawat, gawat!!!!
Ia harus bekerja sekarang!!!
Pemuda itu seketika meloncat dari tempat tidur, sialan ia lupa jika hari ini mendapatkan shift pagi.
Dengan terburu Junkyu mengganti pakaiannya dengan seragam, lalu bergegas menuju tempat kerja.
.....
Junkyu melihat tempat ia bekerja yang saat ini sudah ramai, pemuda itu mengumpat saat mengetahui jika ia terlambat hari ini.
Astaga, bisa habis dirinya jika sampai bosnya tahu.
Dengan keringat yang berhamburan keluar, Junkyu melangkah tergesa memasuki tempat itu. Sebuah toko layaknya swalayan.
Jantungnya berpacu dengan cepat, berharap agar bosnya tak ada di sini. Tapi...
"Junkyu...?" seketika pemuda manis itu berhenti berjalan.
"Y-ya... Ibu?"
"Ada apa, kenapa sangat terburu-buru? Lihatlah keringatmu." ucap orang yang dipanggil ibu itu.
"Maafkan saya Ibu... hari ini saya terlambat, sungguh maafkan saya..." mohon Junkyu.
"Tidak apa-apa, lagipula Ibu tahu alasan kenapa kau terlambat. Junkyu, kau masih sakit kan?" tanya wanita itu lembut.
Mau tak mau Junkyu mengangguk, ya... Ia memang masih sakit.
"Sudah kuduga, kenapa masih memaksa untuk bekerja? Ibu sudah bilang untuk istirahat sampai kau benar baikan bukan?" lagi-lagi Junkyu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARUKYU? [One Shoot]
FanfictionOnly for Harukyu. One shoot/Two shoot. Don't like? Don't read! ©rutoboyy (image cover)