MARK - Love Letter

210 18 0
                                    

Mark Lee as Mark Adelard
©NCT Dream

Story by Feelstora__

Kepada musik yang ku sukai.
Ada sesuatu yang selalu ku pikirkan tentangmu.
Tentang buaian nada yang indah.
Dan petikan gitar yang menggema pada kalbu.

Meski terkadang hari terasa berat,
Menyesakkan dan teramat suram.
Hanya dengan suaramu, tanpa ku sadari,
Dunia ini kembali bersinar terang.

***

“Kali ini pun kamu hanya membaca satu surat saja.”

Darren melirik Mark sekilas, sembari menyalin pekerjaan rumah miliknya. Salahkan Chellvan yang mengajak bermain game sampai larut malam; sehingga ia lupa akan tugas sekolahnya besok. Terlebih guru matematika mereka yang galak tidak akan segan memberikan hukuman berat; bahkan Darren yang terkenal murid paling nakal dikelas pun jera dibuatnya.

“Tau siapa yang menulisnya?”

Mark menggeleng pelan; tanpa berniat bersuara untuk menjawab pertanyaan Darren. Kini atensi lelaki itu tertuju pada selembar kertas yang tetap menjadi favoritnya. Padahal menurut Darren tidak ada yang spesial pada kertas itu, isinya seperti love letter kebanyakan.

Pikir Mark penulis surat ini cukup cerdas; membuatnya dalam bentuk kapal terbang, sehingga berbeda dari tumpukan kertas yang ia terima. Bahkan Mark sampai hafal jika surat ini selalu disimpan pada kolong mejanya di pagi hari; sebelum ia tiba di sekolah.

Kepopuleran Mark sebagai anggota Revaleaz Band bukanlah isapan jempol belaka. Setiap hari ia selalu mendapat surat cinta dari orang yang berbeda; ada yang disimpan pada bangku, dititipkan pada teman, bahkan diberikan langsung padanya. Namun, tetap saja, hanya surat berbentuk pesawat kertas inilah yang berhasil menggerakkan hatinya.

Darren mendengkus kesal. Mark tidak acuh padanya dan lebih memilih memandangi surat itu sembari terus tersenyum; bak orang kasmaran. “Apa spesialnya surat itu, sehingga kamu terlihat seperti orang bodoh saat membacanya?” tanya Darren.

“Dia selalu berkata pada tulisannya ... kalau dia begitu mencintai musik yang aku buat.” Wajahnya memerah kala mengatakan itu; tampak kontras dengan kulit putihnya.

Darren terkekeh pelan. Mark mengalihkan pandangan padanya. “Bagaimana jika seorang pria yang menulisnya?” curiga Dareen setelah mengintip surat yang berada pada genggaman Mark. Dan yang membuat lelaki berkulit tan itu curiga adalah ... tulisan tangan pada suratnya sangat berantakan; seperti cakar ayam.

“Itu tidak mungkin!” sanggah Mark.

Lantas Darren pun merangkulnya; mendekatkan kepala mereka dan membisikkan sesuatu yang membuat Mark tampak antusias.

“Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, kawan. Yang perlu kamu lakukan sekarang hanyalah memastikan dengan mata kepalamu sendiri, siapa penulis dari surat favoritmu itu.”

***


Jika di sekolah mereka ada penghargaan untuk nominasi penghasut terbaik, maka Darren adalah kandidat paling pantas untuk mendapatkannya. Bahkan Mark yang memiliki julukan ‘lelaki berpendirian’ itu pun termakan oleh hasutannya. Buktinya, kini lelaki blasteran Indonesia-Kanada itu rela bangun lebih awal, dan bergegas pergi ke sekolah.

𝐓𝐨 𝐌𝐲 𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang