JAEMIN - Sorry, Heart

64 16 1
                                    

Na Jaemin as Andika Arvian
©NCT Dream

Story by carista_

-==-

Mungkin, bagi sebagian orang yang berpikiran sebuah kisah cinta monyet jaman SMA adalah hal yang mudah untuk dilupakan karena tidak seberharga kisah cinta yang indah. Berbeda dengan seorang Andika Arvian. Cinta pertamanya adalah cinta yang sampai saat ini terus ada memenuhi hati dan pikirannya. Seberusaha apa ia untuk menghilangkan nama dan wajah gadis itu, tetap saja. Gadis itu benar-benar berhasil memperdaya dirinya.

"Dika! Jangan ngalangin jalan dong! Banyak yang mau lewat kehalang badan lo!"

Suara itu jelas langsung membuat Andika menoleh ke belakang. Namun, yang ia lihat bukanlah gadis yang barusan menegurnya, melainkan seorang gadis pendek berponi yang mengerutkan kening ke arahnya.

Tak lama, dua orang laki-laki menghampiri mereka. Atau lebih tepatnya menghampiri Andika.

"Tertarik dengan keributan dari you-you. What happen?" tanya seorang laki-laki dengan tampang China.

"Ay, noh mantan lo!"

Kalimat itu langsung menjadi sorotan Andika, Ayla-gadis berponi itu, dan kedua sahabat dekat Andika tadi-Chellvan atau sering dipanggil Epan, dan Zidan.

"Wah-wah, kata terlarang bagi seorang Ayla," celetuk Epan.

"Dari dulu gue selalu nanya. Ada apa dengan mantan?" tanya Zidan dengan heran.

Ayla berdehem bersamaan dengan Andika yang memalingkan wajahnya. "Gak usah dibahas," ujar gadis itu yang langsung memasuki kelas.

Talita mendengkus keras-keras. "Bisa gak, sih, kalo putus baik-baik aja? Malah jadi musuhan," cibirnya, langsung menyusul Talita.

Epan dan Zidan heran dengan tingkah laku keduanya. Benar kata Talita, apa dengan putus tidak otomatis menjadi teman? Dan yang perlu diketahui hanya satu. Andika masih mencintai seorang gadis bar-bar bernama Ayla Gayatri Pertiwi.

"Talita ada benernya juga, loh, Dik," ujar Zidan.

"Ya kalo ceweknya susah buat diajak kompromi, mau gimana lagi?" tanya Dika sambil tersenyum kecut.

"Deketin dong. Jadilah laki-laki yang peka terhadap situasi," ceramah Epan.

"Perjuangin, Dika, kalo lo masing suka."

Andika malah mengangkat sebelah alisnya, menatap kedua sahabatnya dengan senyum geli. "Sama aja kalian sama si Nollan," decaknya yang langsung masuk kelas.

Dan tanggapan Epan dan Zidan? Tentu saja tertawa!

***

Langkah pertama, gunakan metode sok kenal dan sok dekat. Malunya nanti belakangan saja. Entah ia harus mengikuti saran Epan, Zidan, dan Nollan, atau diam saja sampai semesta yang menjalankannya. Namun, berharap tanpa sebuah tindakan adalah hal yang sia-sia, bukan?

"Ayla!" Dia memanggil gadis yang tingginya hanya sebatas dada Andika.

Ayla yang tengah berjalan sambil memainkan ponselnya langsung menoleh dan mengerutkan keningnya saat tahu siapa yang memanggilnya. "Kenapa?" tanyanya.

Andika langsung mendekat. "Nyapa aja."

Kerutan di dahi gadis itu semakin dalam. Tak menghiraukan, Ayla kembali berjalan dan ternyata Andika mengikutinya.

"Gimana kabar Ibu sama Ayah?"

Pertanyaan yang membuat fokus Ayla kembali pada sosok Andika di sebelahnya. "Baik. Gimana kabar Tante sama Om?" balik tanyanya, sekadar basa-basi agar tidak terlalu canggung dan membuat Andika jadi tidak enak.

𝐓𝐨 𝐌𝐲 𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang