30. BERPISAH

2.7K 237 13
                                    

"Hati-hati disana, jaga kesehatan, jaga diri, dan yang paling penting nggak usah macem-macem disana ya nduk?"

Aku tersenyum pelan. Lalu memeluk Mama dan Ayah lama secara bergantian. Tak lupa juga aku memberikan hal serupa pada mbak ku. Aku menatap anggota keluarga ku itu saling bergantian, "Iya Naya juga pasti bakal sering kabar-kabar kok"

"Kalau ada apa-apa selalu hubungi orang rumah ya Nay"

"Iya mama"

"Semua nggak ada yang terlupa kan?"

Aku menggeleng pelan. Lalu beralih pada suara dari speaker pengumuman jika penerbangan ku sebentar lagi, "Ma .. ayah .. mbak Laras Naya harus pergi dulu ya. Kalian baik-baik di sini"

"Hati-hati Yo nduk. Ayah pasti bakalan kangen banget sama kamu"

"Iya yah. Naya juga"

Dan acara lepas kangen itu berlangsung beberapa saat sebelum aku harus bersiap untuk terbang ke Jakarta. Aku tidak sendirian melainkan bersama mas Andra yang akan menemani ku hingga aku melakukan penerbangan ke Singapura nantinya.

Aku dan mas Andra pun segera berbalik pergi. Meninggalkan Mama, Ayah, dan Mbak Laras dengan perasan yang tidak rela. Ini pertama kalinya buatku meninggalkan keluarga untuk kurun waktu yang cukup lama.

Hingga beberapa jam kemudian, aku dan Mas Andra sudah menginjakkan kaki di hotel Jakarta. Kami masing-masing memasuki kamar yang sudah di pesan oleh mas Andra jauh-jauh hari sebelumnya.

Tok
Tok
Tok

Langkah ku dengan cepat menuruni ranjang kamar. Aku berlari menuju pintu ketika ketukan itu semakin terdengar tidak sabaran, dan detik berikutnya sosok mas Andra dengan kaos hitam dan jeans belelnya berdiri menjulang didepan ku, "Tolong beliin makanan di supermarket depan tadi dong. Aku laper banget"

"Ckck tinggal panggil room service kan bisa mas"

"Males! Nggak tahu caranya juga"

"Duh kolot banget sih mas! Biar Nay aja yang pesenin room service"

"Beli aja dibawah Nay! Makanan hotel anyep semua nggak enak"

"Mas ini kenapa sih ada yang mudah cari yang repot?"

"Cepetan kamu jangan banyak komentar!! Nih duitnya!"

Dan berakhir aku yang menuruti kemauan nya mas Andra. Aku dengan kaki yang dihentak-hentakkan tetap turun menuju supermarket dekat hotel untuk membeli kemauannya. Kemudian aku kembali melanjutkan untuk kembali ke kamar hotel. Disana, aku melihat mas Andra tengah duduk di ranjang sambil memainkan ponselnya. Kulempar kantong belanjaan ku sebelum akhirnya aku ikut duduk disampingnya.

"Mas ngapain?"

"Gosok gigi! Lah kamu kira ngapain wong pegang hape gini"

"Naya tahu ya kalau mas lagi pegang hape. Maksudnya ngapain tuh, WhatsApp an kek apa kek"

"Kepo!"

"Ckck"

"Udah sana balik ke kamar mu!"

"Nggak mau! Nanti aja"

"Ngapain sih?"

"Kenapa sih?! Naya nggak boleh disini? Aneh banget!"

"Gue mau telfon Nay!"

"Ya tinggal telfon aja. Emang siapa juga yang mau nguping telfon mas Andra"

"Ini rahasia jadi kamu minggat sana!"

"Ckck nyebelin banget sih"

"Mendingan kamu istirahat. Besok biar fit tenagamu"

"Mas nggak anterin Naya Sampek Singapura aja?"

I LOVE YOU BUURMAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang