~End~ Keindahan halus berpakaian sebagai pengganggu sekolah

Bab 88 ujung jari

Dia jelas peri kecil yang anggun, tapi dia memukul orang dengan cangkir kecil.

Dan penampilan yang serius dan berperilaku baik itu sangat lucu.

Dalam sekejap, mata semua orang beralih dari pria setengah mati itu ke Su Mianmian.

Namun, beberapa orang yang dipenuhi dengan kemarahan yang benar keluar untuk menuduh Lu Heng, "Bahkan jika kamu minum alkohol, kamu tidak bisa memukul orang dengan santai, kan?"

Orang ini mengira Lu Heng sedang mabuk dan membuat masalah.

Lu Heng tidak pernah menjadi tiran yang bisa menjelaskan kepada orang lain.

Dia perlahan-lahan melirik speaker dan mengguncang pergelangan tangannya.

Pria itu segera mengecilkan lehernya dan mundur.

Semua orang bisa melihat tendangan tadi.

Setidaknya tiga tulang rusuk harus patah.

Pada saat ini, pria asing paruh baya yang berminyak melangkah maju dan menuduh Liang Qingyu, berbicara dalam dialek Tionghoa yang canggung, secara emosional, seolah-olah dia telah menangkapnya, "Begitukah cara kalian orang Tionghoa memperlakukan tamu?"

Liang Qingyu tidak tahu bagaimana situasinya, jadi dia pasti merasa malu.

Dia menoleh dan menatap Lu Heng.

"Lu Heng, ada apa?"

Lu Heng telah menghapus semua foto di ponsel pria itu, lalu melemparkannya ke dalam tong anggur.

Dia melirik Liang Qingyu dengan malas, sama sekali tidak ingin menjelaskan terlalu banyak.

Mata tajam semua orang tertuju pada Lu Heng, hanya Su Mianmian yang berdiri di sampingnya, menarik ujung bajunya, dan masih memegang cangkir kecil di tangannya.

Lu Heng menunduk dan meliriknya.

Gadis kecil itu bermata bulat besar, menggerakkan kakinya yang pendek ke arah Lu Heng, dan berkata dengan lembut, "Aku akan melindungimu."

Gunakan cangkir kecilmu?

Saya bisa mencubit "Paji" dengan dua jari.

"Apakah kamu tidak takut padaku?"

Su Mianmian berpikir sejenak, "Kamu selalu seperti ini."

Pria itu tersedak nafas.

Sebuah kata yang diucapkan gadis kecil itu dengan santai mungkin tidak tahu seberapa besar pengaruhnya terhadap dirinya.

Sebagai seorang tiran, Lu Heng brutal, kejam, tidak bermoral, dan bahkan membunuh orang sesuka hati.

Dia tidak pernah peduli, dan bahkan menikmati ketakutan orang lain.

Dia tidak takut pada langit dan bumi.

Karena di dunia, dia tidak akan rugi sama sekali.

Tapi setelah bertemu dengannya, dia takut.

Tiran yang kejam, kejam, tirani, dan kejam masih memiliki hari untuk ditakuti.

Melihat si kecil meringkuk di balik tiang mahoni, dan melihat darah di tangannya, pikirnya, dia benar-benar tidak pantas menyentuhnya, dia sangat bersih.

Tapi dia tidak bisa membantu tetapi menyentuhnya.

Lebih dari sekadar menyentuh, dia ingin memilikinya, memilikinya, dan menjadikannya miliknya.

Tapi dia bukan burung, bukan ikan, bukan hewan peliharaan yang bisa dikurung.

adalah orang yang nyata.