~End~ Keindahan halus berpakaian sebagai pengganggu sekolah

{Ekstra Vol 2 : Hualu x Li Wanli} Bab 101 Seperti ular yang menatap mangsanya

{Ekstra Vol 2 : Pengzhan ribuan mil, embun bunga tebal}

Bab 101 【Hualu x Li Wanli】Seperti ular yang menatap mangsanya

"Seorang pelayan Xinzheku benar-benar menganggap dirinya manusia"

Pipi kasim tua bermulut tajam, dan tangan seperti dahan mati hampir menusuk mata gadis kecil itu.

Gadis kecil itu berpakaian compang-camping dan berlutut di tanah, tampak baru berusia sebelas atau dua belas tahun.

Karena kekurangan gizi, dia sangat kurus dan bisa dibilang kurus.

Dia meringkuk erat, melangkah tanpa alas kaki di tanah yang tertutup salju, jari kakinya keras dan sedikit melengkung.

"Datang ke sini untukku!"

Kasim tua mencengkeram kerahnya dan hendak menyeretnya ke rumah bobrok itu.

Gadis kecil itu menabraknya, lalu berlari ke depan sementara kasim tua itu jatuh ke tanah.

Dia berlari sangat cepat, dan berlari ke depan seperti orang gila.

Dia tidak tahu ke mana dia bisa pergi, dia hanya tahu bahwa dia ingin hidup.

Kasim tua itu cabul, dia suka menyiksa gadis-gadis muda karena dia tidak manusiawi.

Ada anak-anak miskin yang dibunuh olehnya setiap bulan.

"Kejar! Kejar aku kembali dan bunuh aku!"

Suara kasim tua itu begitu tajam hingga hampir menembus gendang telinga.

Gadis itu terus berlari ke depan, angin dingin bertiup dan merobek lukanya.

Dia berlari tanpa alas kaki dan menabrak seseorang.

Pria itu dipukul dengan sangat keras, tetapi sosoknya tidak bergerak.

Gadis itu jatuh dengan keras ke tanah, dagunya menyentuh tanah, dan darah merah cerah mengalir dari sudut bibirnya.

Di belakangnya terdengar suara menggertak kasim tua itu.

Gadis itu berjuang untuk bangun, tetapi menemukan bahwa semua kekuatan di tubuhnya telah habis oleh dampak berlari dan kekerasan barusan.

Tubuh sangat dingin, seolah sekarat.

Tidak, dia ingin hidup, dia ingin hidup...

"Apakah kamu ingin hidup?"

Tiga kata datang dari atas kepalanya, dengan senyum tipis.

Seperti matahari yang hangat di musim dingin dan angin sepoi-sepoi di musim semi.

Gadis itu mengangkat matanya dengan bingung, dan menatap orang di depannya.

Mengenakan pakaian berkualitas tinggi, dengan senyum di wajahnya, sepasang mata bunga persiknya sangat indah.

Ekor matanya tipis dan melengkung.  Mata terangkat, dan matanya cerah.  Dia jelas seorang pria, tetapi dia memancarkan kecantikan yang tak terbantahkan.

Bersih dan dia sama sekali bukan dari dunia yang sama.

"Hoo hoo hoo..."

Kasim tua di belakangnya memimpin anak buahnya dan mengejarnya seperti anjing mati.

Gadis itu berkata dengan suara serak, "Aku ingin hidup."

Bukan berpikir, tapi menginginkan.

     harus.

Keinginan untuk bertahan hidup sangat-sangat kuat.

Li Wanli tersenyum, dia mengulurkan tangannya, melepas jubahnya, meletakkannya di tubuhnya, dan mengangkatnya dari tanah di pinggang.