19

248 34 9
                                    

Jieun masih memikirkan kejadian semalam saat yoongi dengan kejamnya menginterogasi pria itu.

"Apakah dia memang sekejam itu."

Pikiran jieun langsung dibuyarkan dengan suara bel yang  berbunyi berkali-kali. Dengan malas wanita itu bangkit dari duduknya dan melangkah untuk melihat siapa orang yang mengganggunya sore-sore begini.

Jieun memutarkan bola matanya malas setelah melihat siapa yang tengah berdiri di depan pintu dengan angkuhnya.

"Sedang apa kau disini.?"

"Dimana yoongi.?" Tanyanya tanpa menghiraukan pertanyaan jieun.

"Seharusnya kau yang lebih tau. Bukankah kau tunangannya.?" Tanya jieun.
"Ups maaf. Aku lupa kalo kau tunangan yang tidak pernah dianggap." Ralatnya dengan mengeluarkan tawa remehnya.

Suran langsung menatap jieun dengan tajam dan membunuh, yang tentu saja tidak pernah membuat wanita itu takut sedikitpun.
"Sialan kau."

Setelah mengatakan itu suran langsung masuk begitu saja tanpa peduli dengan pemilik tempat ini.
"Dimana yoongi.?" Tanya suran lagi.

"Kau tidak butakan.!"

"Hey. Apa yang kau lakukan.! Pergilah.!" Lanjut jieun saat melihat wanita itu mendudukkan tubuhnya diruang tv.

"Tentu saja menunggu yoongi. Karna aku tau pasti dia akan kembali kesini."

"Terserah kau saja." Ucap jieun yang ikut duduk, kemudian menonton tv. Dia benar-benar malas meladeni wanita itu sekarang.

Kedua wanita itu hanya duduk diam tanpa ada lagi pembicaraan. Hanya terdengar suara tv yang memecahkan keheningan dari kedua wanita itu.

Tak berapa lama terdengar suara pintu yang terbuka. Membuat suran seketika berdiri dari duduknya dan membalikkan tubuhnya untuk menyambut yoongi dengan senyuman. Sedangkan jieun tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya. Menoleh sajapun tidak sama sekali.

"Apa yang kau lakukan disini.!" Ucap yoongi tajam saat melihat suran berada disitu.

"Aku menunggumu yoon."

Yoongi berjalan mendekati kedua wanita itu, melewati suran begitu saja. Kemudian menghampiri jieun dan langsung mencium bibirnya lalu dengan santai duduk disamping jieun yang tengah meniliknya tajam.

"Apa dia melakukan sesuatu padamu.?" Tanya yoongi lembut sembari membelai pipi jieun, mengabaikan tatapan tajam jieun padanya.

"Apakah dimatamu aku wanita yang begitu lemah. Sehingga dapat begitu mudah ditindas orang lain." Balas jieun ketus.

"Benar juga. Apalagi sekarang kau adalah milikku. Siapa yang berani menyentuhmu.!"

Yoongi kemudian menurunkan kaki jieun lalu merebahkan kepalanya dipaha jieun dengan santai sembari memejamkan matanya. Pria itu benar-benar mengabaikan keberadaan suran disitu.

Menarik nafas panjang. Suran kembali duduk ditempatnya mengabaikan perilaku yoongi yang tidak menganggapnya ada.

"Yoon. Aku ingin bicara padamu."

"Pergilah.! Aku sedang tidak ingin berbicara denganmu.!"

"Yoon. Aku mohon."

"Ck.!"

"Orang tuaku ingin tau kapan kita akan menikah yoon."

"Apa kau pikir aku masih ingin menikah denganmu.! Omong kosong. Berhentilah berhayal.!!" Balas tajam yoongi dengan tidak membuka matanya.

"Bukankah kau mengatakan kita akan menikah." Ucap suran tidak sabaran.

"Ck. Tidak akan pernah ada pernikahan diantara kita. Pergilah.!!" Jawab yoongi tegas.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang