chapter 12

1.1K 132 20
                                    

Merasa jenuh sendirian di kamar Beby membuat Adel memutuskan untuk menyusul dua makhluk bernama wanita itu kebawah sebab sudah lebih dari setengah jam dirinya bergelut sendirian di kamar namun tak kunjung melihat tanda-tanda bahwa Beby dan temannya akan kembali ke kamar dimana mereka meninggalkan Adel sendirian.

Benar sekali,tepat di anak tangga terakhir Adel bisa melihat bahwa ada dua wanita beda generasi yang sedang duduk di sofa ruang tengah rumah itu.

"Ditungguin juga diatas,eh malah asik disini," gerutunya sambil berjalan mendekat ke arah sofa.

"Yeee... Siapa suruh nunggu.Ga ada yang bilang tungguin juga kan?" jawab Beby tak mau disalahkan.

"Udah ih Beby,sini sayang.Mama mau liat luka kamu dulu." Ucap mama Beby menengahi anak dan anak tetangganya itu yang sudah dianggap anak sendiri.

"Gapapa kok tante mama~, ini ntuh cuma luka dikit doang.Anak cowok mah harus kuat.kan tante mama yang selalu bilang gitu." Jawab Adel tak mau membuat mama Beby khawatir.

"Gapapa darimananya sih sayang,ini sampe lebam biru-biru gini loh...." Mama Beby masih tak bisa menghilangkan rasa khawatirnya saat mengetahui bahwa anak kecil yang selalu mengintili Beby itu terluka.

Saat sudah selesai membereskan keperluan Papa Beby,dirinya tak sengaja mendengar perbincangan Beby dan Shani di ruang tengah perihal bagaimana Adel bisa memperoleh luka tersebut.

Adel yang melihat Shani muncul dari dapur dan dapat dipastikan dia mendengar ucapan mama Beby membuatnya tak enak hati.Mungkin wanita itu akan menyalahkan dirinya lagi seperti tadi saat awal dia menyelamatkan wanita itu.

"Gapapa tante mama, cowok tanpa luka tuh gak cool.Lagian juga Adel merasa bangga karena bisa membantu orang lain.Itu artinya Adel berguna buat orang lain juga.Emang tante mama ga bangga sama Adel nolongin orang lain?"

Adel yang melihat Shani mendekat tersenyum kearah Shani untuk meyakinkan wanita itu kalau dia tak perlu merasa bersalah ataupun khawatir.

Beby yang melihat raut khawatir di wajah temannya itu ikut meyakinkan mamanya kalo Adel baik-baik saja.

"Mama kayak ga tau Adel aja,preman depan komplek aja dihajar waktu itu pas gangguin aku sama Acel.Mama ingat kan? Padahal waktu itu dia masih kelas 2 SMP.Mana premannya badannya gede gede lagi.Hahahahhaa...."

"Iya,mama ingat.Mama cuma khawatir sayang.mama cuma tidak ingin.... " mama Beby menjeda ucapannya.

"Ma~, Adel gapapa ya.Adel tau mama khawatir kayak mama khawatir sama abang.Adel gapapa ma,Adel kan anak tante mama yang kuat.Yang dibesarkan sepenuh hati." Adel memeluk mama Beby guna menghilangkan rasa khawatir wanita itu.

Sama seperti Gracio,ayah Adel.Mama Beby juga jadi saksi dimana Kakak tertua dari Si kembar mempertaruhkan hidupnya di rumah sakit sehabis diserang orang tidak dikenal.

Itu lah sampai sekarang ayah dari Tiga anak itu sangat membenci rumah sakit,saat dimana anaknya membutuhkan dirinya dia malah tidak bisa berbuat apa-apa dengan semua harta yang ia miliki.

Namun dengan keajaiban Tuhan, kakak dari si kembar bisa terselamatkan setelah tiga bulan tak sadarkan diri.Hingga saat ini ia masih menjalankan terapi sekaligus kuliah di negeri kangguru.

"Malika kali lu ah,dibesarkan sepenuh hati." celetuk Beby tak ingin membuat suasana sore mereka jadi melow.

"Yeuuuu.... Sirik aja mbaknya."

Melihat sikap Adel yang begitu tak ada jaraknya dengan mama Beby membuat Shani bisa melihat seberapa dekat dia dengan keluarga ini.

"Sekali lagi Shani minta maaf ya Del, Beby dan tante juga.Gara-gara Shani Adel jadi luka gitu." ucap Shani tak enak hati.

GOD's PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang