"Adel.... "
"Adel.... "
Gracio yang berada di anak tangga terakhir lantai dua terkejut mendengar sang putri berteriak memanggil nama sang adik.Ia yang hendak memeriksa kedua anaknya bergegas menuju sumber suara yang berasal dari kamar sang putri.
Setibanya di dalam kamar itu ia kembali terkejut karena mendapati putrinya dalam keadaan mata tertutup alias tidur.Berarti sedari tadi ia memanggil-manggil nama sang adik dari alam bawah sadarnya.
"Sayang, hei...bangun." Daddy Cio menepuk pelan pipi putrinya guna membangunkan si putri satu-satunya.
Namun sampai beberapa kali tepukan dan panggilan dari Daddy Cio tak urung membuat sang putri yang masih terlihat berpetualang di mimpinya dengan terus memanggil nama adiknya.
Gracio yang tak kehilangan akal dan tak mau putrinya berlama-lama dalam mimpi buruknya perlahan meraih tangan sang putri dan ia mengguncang tubuh sang putri dengan sedikit keras.
"Kakak, bangun sayang." panggilnya lagi.
Hingga beberapa saat Acel membuka matanya dan langsung berdiri. Hal itu membuat Gracio terkejut bukan main apalagi melihat sang putri yang celingukan melihat sekitar kamarnya.
"Dad,adek dad.Adek mana?" Tanya Acel setelah menangkap keberadaan Daddynya.
"Adek dad, adek berdarah.Adek jatuh, adek ga sadar. Hiks... Hiks... " Acel masih terus maracau padahal dia sudah berdiri saat ini.
Gracio yang melihat racauan putrinya lantas membawa gadis yang belum genap tujuh belas tahun itu ke dakapannya dan berusaha menenangkan sang anak tengah.
Acel melepaskan pelukan sang ayah dan segera berlari keluar kamar. Gracio yang melihat itu mau tak mau mengikuti kemana putrinya berlari dan ia bernafas lega karena sang putri masuk ke kamar adiknya dan ia pun ikut masuk kedalam kamar si anak bontot.
Ia tak mengerti, lagi lagi ia mendapati putrinya menangis namun kali ini tidak terlalu keras mungkin karena ada sang adik yang sedang tertidur.
Gracio melangkah mendekat ke arah putrinya lalu mengelus kepalanya dengan sayang. Ia mencoba menenangkan putrinya yang terdengar masih sedikit terisak.
"Kakak kenapa sayang? Sini cerita sama Daddy." ucap Gracio coba menenangkan sang putri.
"Ka-kak mimpi, a-adek kecelakan. Hiks... Hiks.... " air matanya kembali mengalir mengingat betapa menakutkannya mimpinya barusan.
"Udah ya, kakak jangan nangis lagi.Kan cuma mimpi Adek juga gapapa tuh.Lagi tidur dia."
Acel yang mendengar perkataan daddynya berangsur-angsur mulai menghentikan tangisnya dan hanya tertinggal mata bengkak dan hidung yang memerah.
"Ayo, sekarang kakak tidur lagi.Ini masih pagi banget.Kakak juga harus bangun pagi kan besok.Katanya mau jogging." Ajak Gracio namun Acel menggelengkan kepalanya.
"Ka-kak mau ti-tidur sama adek aja, dad." ucapnya masih sedikit sesunggukan.
"Yaudah,tapi jangan nangis lagi ya.Nanti adeknya kebangun." Acel tak lagi menjawab ia hanya menganggukkan kepalanya.
Acel naik keatas ranjang sang adik dan ikut menarik selimut sampai batas lehernya.Gracio yang melihat itu hanya tersenyum geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya.
'𝘉𝘢𝘳𝘶 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘪𝘦𝘮-𝘥𝘪𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘢𝘫𝘢 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘢𝘬.𝘎𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘶𝘭𝘢𝘯-𝘣𝘶𝘭𝘢𝘯.𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘨𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘶𝘩' Bathin Gracio.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOD's PLAN
RomanceJika sunshine adalah mahakarya Tuhan yg paling indah.Maka Shani adalah mahakarya Tuhan paling sempurna.