Hai guys
Mumpung masih bisa up gue bakal up terus.
Happy reading
•
•
•
"Akhh" pekik Rayyen , dia menggigit bibirnya agar tak ada yg desahan yang keluar.
Xavier semakin cepat menggerakkan jarinya di dalam sana.
"Ahh...pelan pelan" ucap Rayyen, dan Xavier pun menurut. Tak lama kemudian rayyen ingin keluar.
Xavier menghentikan jarinya dan mencabut nya, Rayyen memandang kecewa Xavier, Xavier hanya berkekeh.
"Tenang gue bakal kasih Lo lebih"
Xavier membuka lebar kaki Rayyen dan memposisikan adik nya di depan hole Rayyen.
"Tahan oke, ini bakal sakit" ucap Xavier.
Xavier memasukkan nya dengan perlahan agar Rayyen tak terlalu kesakitan.
"Akhh" teriak Rayyen meneteskan air mata sambil mencengkram bahu Xavier untuk mengalurkan rasa sakitnya.
"Akhh... Sakith vierh hiks", ini sangat sakit kau tau, dia sudah tak bisa menahan tangisnya.
Xavier mencium Rayyen agar mengalihkan rasa sakitnya. Dan Xavier langsung memasukkan p****nya dengan sekali hentakan.
"AGHH....hiks keluarkanh ituh vierh" tangis Rayyen, sebenarnya ia sangat malu menangis di depan Xavier tapi apa boleh buat tubuhnya seperti di belah jadi dua.
"Emh, rileks ok rasa sakitnya cuman sebentar kok, nanti bakal enak" ujar Xavier dan menyuruh Rayyen agar rileks, saat di rasa Rayyen sudah rileks ia pun mulai menggoyang kan tubuhnya.
🐰🐶
Rayyen terbangun dengan badan yang rasanya mau remuk. Rayyen ingin duduk tetapi badannya tak mendukung untuk melakukan itu. Tapi ia tak menyerah dan dengan usaha ekstra akhirnya Rayyen bisa duduk.
Melihat ke samping dan mendapati Xavier masih tidur, dan melihat jam yang ada di meja sebelah nya. Jam 8 pagi untung saja hari ini hari Minggu jadi dia tak harus susah payah untuk ke sekolah.
Tiba tiba handphone Rayyen berbunyi tanda ada yang sedang menelpon. Saat melihat nama sang penelpon Rayyen langsung mengangkat nya.
"Hm kenapa?" Tanya Rayyen dengan suara yang serak mungkin karna kejadian kemarin.
"Lo lagi dimana sekarang?, Dari kemaren kagak keliatan" ucap orang di sebrang, orang tersebut malvin.
"Lagi di basecamp" jawab Rayyen seadanya suaranya masih serak dan hampir habis.
"Suara lo kenapa gitu, ngapain aja lu hah sampe suara hampir habis gitu, btw lo sama Xavier?" Tanya malvin,
"Iya, udah dari kemaren" balas Rayyen, dan ia merasakan pergerakan di sebelahnya ternyata Xavier sudah bangun. Siapa tanya Xavier tanpa suara, kevin, balas Rayyen. Xavier hanya ber"oh".
"Kenapa nelpon" tanya Xavier saat dia sudah duduk di samping Rayyen.
"Eh Xavier, jadi gini tadi salah satu anggota kita ada yang di keroyok, terus sekarang markas lu di serang".jelas malvin.
Black demons dan red Devils sekarang memang sudah bergabung saat Rayyen dan Xavier berbaikan.
"Ok sekarang lo pada ada di mana?", Tanya Xavier dengan nada biasa saja tidak ada emosi di dalam nya.
"kita ada di markas lo el", jawab malvin,
"Gue bakal kesana sama Rayyen" balas Xavier dan menutup telpon saat mendengar balasan dari malvin.
"Gue gak bisa berdiri vier, sakit" rengek Rayyen saat mencoba berdiri tapi tak bisa. Xavier terkekeh dan menggendong Rayyen ke kamar mandi.
"Lo lucu" celutuk Xavier saat sampai di kamar mandi.
"Lo lebih lucu" balas Rayyen dengan pipi bersemu merah.
🐶🐰
Di tempat lain lebih tepatnya di markas Xavier Kevin sedang mengumpati mereka berdua.
"Udah lah pin, capek gue liat lo ngomong Mulu" ujar malvin jengah, dengan tingkah kevin.
Brak
Mereka semua melihat ke arah pintu saat mendengar ada yang menendang pintu tidak bersalah itu dengan tidak santainya.
Kevin langsung memasang muka julid saat melihat siapa orang yang melakukan itu.
"Sorry lama" ucap Xavier dengan santai. Mereka hanya menghela nafas lelah.
Xavier dan Rayyen pun duduk di sofa yang ada di situ. Malvin yang memperhatikan mereka berdua pun merasa janggal dengan cara jalan Rayyen.
"Ray, berapa lama lo main sama Xavier sampe gitu jalannya" celutuk malvin. Raut wajah rayyen seketika langsung berubah.
"Dari sore sampe jam 3 pagi" ucap Xavier kelewat santai.
"Gilak gak nyangka gue kalo lo yang di tusuk Ray" ucap kaget Kevin.
"Ok lupain, sekarang Lo mau ngomongin apa" ujar Xavier.
"Oh ya gue lupa, jadi gue mau bilang kalo gio sama temennya ngeroyok Jian sama dion" ucap Kevin serius.
"Hm, terus sekarang keadaan temen kit gimana?" Tanya rayyen.
"Jian luka luka kalo dion tangan nya patah" balas Malvin.
"Ok, biar gue sama Rayyen aja yang ngatasin ini kalian gak usah ikut campur, nanti kalo kita butuh bantuan kalian gue bakal bilang" ucap Xavier serius.
"Kok gitu sih el, ini kan urusan kita juga" tak terima Malvin.
"Ikutin aja" ucap Xavier datar.
"Ok fine kita ngikut aja" pasrah Malvin dan di angguki anggota yang ada di situ.
"Mendingan kalian pulang ke rumah kalian ini udah malem" suruh Xavier dan di turuti mereka semua.
"Mau gue anter pulang?" Ajak Xavier,
"Boleh gue juga lagi males naik motor" setuju Rayyen.
Mereka berdua pun pergi menuju rumah rayyen dan ternyata rumah mereka hanya berbeda unit saja.
Mereka berdua pun sampai di depan pagar rumah rayyen. Rumah rayyen sama mewah nya dengan rumah Xavier.
"Makasih" ucap rayyen dengan senyuman. Dan di balas senyuman pula oleh Xavier.
"Iya, masuk gih gue mau pulang bye" pamit Xavier. Rayyen mengangguk.
"Bye hati hati di jalan" balas Rayyen.
"Iya", Rayyen masuk kedalam rumahnya dan Xavier pun pergi menuju rumah nya.
🐰🐶
Berhubung gue blom nentuin siapa seme nya, gue buat dh mereka berdua saling ngebobol.
kalo suka Janlup vote ok
See you guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You {Boylove} [Slow Update]
Roman pour AdolescentsJudul sebelumnya= Xavier dan Rayyen Rayyen sama Xavier itu rival tapi karna mereka capek musuhan terus mereka pun sepakat untuk berdamai dan menjadi teman Tapi sesudah kejadian yang tak terduga itu mereka tetap menjadi teman atau lebih? Gk pinter...