10. Clarification About Rumor

202 8 0
                                    

"Hati-hati ya di jalan! Jangan mengebut!" Perintah Haechan kepada kekasihnya yang sudah siap buat pergi. Sementara Jeno, ia pun mengacungkan jari jempolnya sebagai balasan, dan langsung pergi dari gedung fakultas sang kekasih.

Dan Haechan lebih langsung masuk ke dalam gadung fakultas kampusnya. Jalan menelusuri lorong kampus, ke kelas yang ia hadiri hari ini.

Di sepanjang jalan, ia dapat merasakan tatapan banyak orang yang menatap dirinya. Entah ini hanya perasaan dia, atau memang mereka menatap dirinya. Pasalnya ia juga memiliki mata yang minus. Jadi tidak terlalu melihat wajah seseorang. Apakah menatapnya atau tidak. Tapi entah kenapa ia yakin kalau banyak orang yang menatapnya.

Tatapan pun perlahan berubah menjadi sebuah bisikan. Bisikan yang samar-samar. Namun ada beberapa yang masih bisa dia dengar.

"Dari awal juga aku sudah menyangka, kalau perempuan seperti dia itu perempuan gatel."

"Dari awal saja reputasinya sudah buruk."

"Bisa bisanya dia dekati ketua bem. Dia sama Yeri Eonnie kan cantikan Yeri Eonnie."

"Aku kira mukanya polos, kelakuannya juga polos. Tapi ternyata salah. Mukanya tidak sama dengan kelakuannya."

"Terlihat seperti jalang ya. Bisa bisanya mendekati ketua bem yang sudah memiliki kekasih. Bahkan sudah bertunangan."

"Kok bisa ya ketua bem sekelas Mark Lee, mau dekat dengan wanita seperti dia."

"Benar kata orang orang. Biasanya yang perusak hubungan seseorang, lebih jelek di banding pasangan aslinya."

"Kasihan sekali Yeri Eonnie, di selingkuhi oleh modelan seperti dia."

Semua bisikan yang masuk ke dalam telinga Haechan, sukses membuat dirinya tambah bingung. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa ada nama Yeri Eonnie, dan Mark, juga dirinya; mungkin. Dia juga tidak tau dia-nya itu untuk siapa? Untuk dirinya atau bukan. Tapi tatapan mereka seperti melihat dirinya.

Ia hanya menggelengkan kepalanya, guna mengusir pikiran yang tidak-tidak. Selagi tidak menyebut nama, untuk apa dia berpikir berlebihan?

Akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke kelas, begitu tiba di depan kelas. Tanpa menghiraukan perkataan orang banyak.

---

Setelah beberapa jam di dalam kelas, kelas pun berakhir. Haechan segera keluar dari kelasnya, dan berniat untuk pergi ke kantin.

Namun, begitu dirinya sampai luar? Yeri sudah menghadang dirinya di pintu. Bukan hanya Yeri saja, tapi bersama dengan kekasihnya juga. Siapa lagi kalo bukan Mark Lee.  Kedatangan mereka sukses membuat dirinya bingung.

Ada apakah dengan dia hari ini? Kenapa hari ini terasa aneh untuk dirinya.

"Haechanie, bisa bicara sebentar?" Tanya Yeri, meminta waktu Haechan yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Tentu, Eonnie." Balas Haechan kikuk. Sungguh, ia tidak tau harus bereaksi seperti apa.

"Ikut aku." Titah Yeri, yang langsung di ikuti Haechan dari belakang. Banyak pasang mata yang melihatnya, begitu Haechan jalan bersama Yeri dan juga Mark.

Mereka berdua memutuskan untuk pergi ke caffe dekat kampus. Entah, Haechan sendiri tidak tau kenapa senior wanitanya membawanya kemari.

Sampai di caffe, ia langsung duduk di hadapan Yeri yang sebelahan dengan Mark. "Kenapa Eonnie memintaku kemari? Ada hal yang ingin Eonnie butuhkan dan Eonnie tanyakan?" Tanya Haechan secara to the point.

"Iya, ada yang ingin aku tanyakan kepada kalian berdua." Ucap Yeri, seraya melirik kekasihnya dan adik tingkatnya secara bergantian.

Haechan menautkan alisnya heran. Mereka berdua? Dirinya dan juga Mark. "Aku dan Mark Oppa?" Tanya Haechan. Memastikan kembali bahwa pendengaran dan nalarnya tidak salah.

Yeri menganggukkan kepalanya, dan semakin membuat Haechan tambah bingung. "Apakah ada masalah?" Tanya Haechan sekali lagi.

Bukannya menjawab, Yeri ini malah memilih untuk mengeluarkan ponselnya terlebih dahulu. Lalu memberikan ponsel itu kepada Haechan. "Bisakah kau menjelaskan maksud foto ini?" Tanya Yeri.

Haechan langsung melihat foto yang ada di layar ponsel Yeri. Foto dirinya dan Juga Mark yang tengah jalan bersama dan memasuki sebuah rumah secara bersamaan.

Haechan meringis dalam hati. Merutuki kebodohannya dan juga kebodohan Mark. Mark kata kalau misalkan kekasihnya ini tidak akan tau mengenai mereka?! Tapi apa sekarang?!

"Ah itu. Mark Oppa tengah mengantarkan aku ke rumah temanku. Kita bertemu di perpustakaan. Aku yang sedang mencari buku untuk temanku, dan kebetulan bertemu dengan dia sedang mencari buku. Mark Oppa memaksaku untuk pulang bersama karena takut terjadi suatu hal kepadaku."

"Ia takut Jeno marah, kalau sampai terjadi sesuatu kepadaku. Alhasil dia mengantarkan aku ke rumah temanku, dan mengantarku pulang. Kalau Eonnie tidak percaya? Eonnie bisa bertanya kepada Jeno, tadi Jeno juga melihat kami yang pulang bersama. Kalau Eonnie mau, Eonnie bisa bertanya langsung kepada temanku." Ujar Haechan, memberikan penjelasan kepada kakak tingkatnya. Ia hanya bisa berharap kalau kakak tingkatnya ini percaya akan penjelasannya.

Yeri terdiam sejenak, dan itu semakin membuat Haechan terdiam. Namun akhirnya ia bernafas lega, ketika kakak tingkatnya tertawa seraya menepuk sang kekasih.

"Sudah aku katakan bukan? Kalau aku tidak percaya dengan berita itu! Kenapa kau memaksa sih?!" Ujar Yeri yang sangat sebal kepada kekasihnya.

Mark meringis, serta menahan pukulan tangan kekasihnya. "Ya kan biar kamu lebih percaya saja, dan tidak termakan omongan. Aku tidak mau kau salah paham karena foto yang tidak jelas seperti itu." Ujar Mark.

"Sudah aku katakan kalau aku tidak perduli dengan foto itu. Aku tau kalau Haechan itu sudah memiliki kekasih. Jeno, adik sepupuku sendiri yang menjadi kekasihnya. Begitu juga dengan dirimu! Kita berdua sudah bertunangan. Jadi aku yakin kepada kamu, kalau kamu tidak mungkin main belakang denganku. Begitu juga Haechan. Dia tidak mungkin main belakang dari Jeno." Ujar Yeri.

Sebenarnya Yeri tidak memperdulikan masalah mengenai foto yang beredar itu. Namun kekasihnya ini menjelaskan kepada dirinya, dan tetap memaksa dirinya. Memaksa agar dia bertanya langsung kepada Haechan. Kekasihnya berkata kepada dirinya, kalau ia tidak ingin membuat dia itu salah paham.

Jadi, mau tidak mau ia melakukan hal ini. Hal yang di perintahkan oleh kekasihnya. "Haechanie, maafkan Eonnie ya. Eonnie terpaksa harus berbicara serta memasang wajah datar seperti tadi, agar terlihat lebih serius. Tapi Eonnie tidak bermaksud untuk membuat kamu merasa terintimidasi ya!" Ucap Yeri, memperingati Haechan.

Haechan hanya bisa meringis. Jantung dia sudah berdetak tidak karuan karena melihat wajah datar Yeri ini, yang terlihat sangat menakutkan.

"Tidak apa-apa Eonnie. Eonnie wajar kok melakukan itu. Untuk berjaga-jaga saja dari rumor yang tidak mengenakan, yang berniat untuk menghancurkan hubungan Eonnie." Ujar Haechan.

"Ah aku sih yakin kalau Mark tidak mungkin berbuat macam-macam di belakang-ku." Ujar Yeri.

"A--"

*drt drt* suara deringan alarm dari hp Yeri, membuat ucapan Haechan terhenti. "Ah, sepertinya sudah saatnya aku masuk kelas. Kalau begitu aku pamit lebih dulu ya. Mark, jangan tinggalkan Haechan sendirian! Temani dia makan sampai habis!" Peringat Yeri, sebelum dia pergi.

"Kalau begitu aku pamit dulu ya Haechan!" Pamit Yeri, yang langsung pergi keluar dari Caffe.

Sampai di luar, Yeri langsung mengambil ponselnya, dan menelepon seseorang.

"Hallo Nona, ada yang bisa kami bantu?" Ujar seseorang yang ada di sebrang telepon sana.

Tolong pantau semua kegiatan Mark. Dan tolong cari tau semua data dan informasi mengenai Lee Haechan.

HI (EX) LOVER! - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang