5. Of Course I Should

170 9 0
                                    

Saat ini Mark dan Haechan sudah tiba di salah satu restaurant, yang sering ia kunjungi dulu. Sementara Haechan terkejut dan masih tidak menyangka kalau mantannya ini masih ingat restaurant, yang mereka sering kunjungi dulu.

"Apakah kau mengingat tempat ini?" Tanya Mark.

"Tentu saja. Ini restaurant hotpot yang sangat terkenal bukan? Yang banyak di cari masyarakat." Ucap Haechan, yang mengalihkan maksud yang ia tau.

Mark tersenyum mendengar ucapan Haechan. "Mendengar jawaban-mu yang mengelak seperti itu? Aku jadi yakin kalau kau masih mengingatnya." Ucap Mark.

Haechan hanya mendesis. Tidak membenarkan ucapan sang mantan, atau tidak menyalahkan ucapan mantannya.

"Aku merindukan-mu." Ucap Mark, yang sukses membuat detak jantung Haechan, berdetak lebih cepat.

Haechan terdiam seribu bahasa. Bingung ingin membalas ucapan mantannya seperti apa. Rindu apa yang mantannya lontarkan untuk diriya saat ini? Apa maksud mantannya ini mengatakan rindu kepada dirinya?

"Aku rindu kepada dirimu. Semua tentang dirimu, dan kenangan milik kita." Sambung Mark.

"Kau tau? Kita sering kemari sehabis pulang sekolah. Habis dari sini, biasanya kita ke timezone. Memainkan banyak permainan, dan juga bertaruh akan apapun. Dan tujuan terakhir kita adalah tempat karaoke. Kita sering sekali menyanyikan lagu---"

"Aku tidak ingat apapun tentang itu." Potong Haechan, membuat ucapan sang mantan terpotong, dan tidak berniat untuk melanjutkan ucapannya.

"Aku tau kau sangat membenci diriku." Ucap Mark. Ia tau ini salahnya. Salah dia yang sudah meninggalkan Haechan, ketika dia sudah menjanjikan banyak hal kepada wanita yang ada di hadapannya ini. Meninggalkan dia tanpa adanya penjelasan dan kejelasan apapun.

"Aku tidak membenci dirimu." Ucap Haechan, meralat ucapan sang mantan.

"Melainkan kecewa." Sambung Haechan, menatap manik mata mantannya, yang sedang saat ini tengah menatap dirinya.

"Aku tau itu. Kau pasti sangat kecewa dengan diriku, yang meninggalkan dirimu tanpa penjelasan dan kejelasan yang jelas. Aku yang meninggalkan dirimu, padahal aku sendiri yang menjanjikan dirimu, kalau hubungan kita akan bertahan selamanya, sampai ke jenjang per--"

"Bisakah kita stop membahas masa lalu? Kenapa kita tidak membahas masa kini? Membahas hubungan kamu dengan Yeri Eonnie, dan membahas hubungan aku dengan Jeno? Kita hanya lah dua orang yang saling mengenal di masa lalu. Tepatnya hubungan kita. Hubungan kita hanya lah masa lalu, yang tidak seharusnya membawanya ke masa kini." Ujar Haechan, memotong ucapan sang mantan, yang terus membahas masa lalu.

Sungguh, ia tidak mau mendengar ucapan mantannya lagi. Semakin mendengar semua untaian kalimat yang di ucapkan sang mantan, semakin membuatnya mengingat tentang kenangan dia bersama dengan mantannya ini, dan semakin membuat dirinya sakit bukan main.

"Kenapa emangnya? Sebegitu sakit kah aku menyakiti dirimu? Sehingga kau tidak ingin mengingat kenangan yang telah kita lalui?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut proa berzodiak Leo ini.

Kenapa Mark malah mempertanyakan pertanyaan yang sudah ia jawab?  Masalah sakit? Tentu Haechan ini sakit. Di saat kekasih yang telah menjanjikan bahwa hubungan mereka akan bertahan lama hingga ke jenjang pernikahan, dan sampai maut memisahkan mereka.

Masa indah yang selalu mereka buat bersama ketika mereka sekolah menengah pertama. Bagaimana cara mereka menghabiskan waktu mereka setiap harinya. Mark yang mengajarkan apa artinya cinta yang sempurna, dan hanya kesenangan di dalamnya.

Cara Mark memperlakukan dirinya dengan sangat baik. Menjaganya layaknya Haechan seorang tuan puteri yang harus di jaga. Tidak pernah membuat dirinya menangis, kecuali tangisan bahagia akan kejutan yang selalu dia kasih.

Tapi nyat-nya apa? Dia-lah orang pertama yang membuat ia merasakan sakit hati akan yang namanya cinta. Mark, yang merupakan cinta pertamanya. Mark, orang pertama yang mengambil ciuman pertama miliknya. Serta Mark yang merupakan orang pertama, yang juga mengambil kesucian yang telah ia jaga, adalah orang yang sukses membuat dia hancur sekaligus.

Kepergian mendadak begitu lulus, hingga kabar akan di adakan pertunangan. Yup, Mark yang langsung pergi ke Canada, begitu dia lulus, tanpa pamit kepada dirinya. Serta akan di adakannya pertunangan antara Mark yang merupakan anak konglomerat nomor 1 yang sangat terkenal di Korea selatan, dengan anak konglomerat nomor 2 yang sangat terkenal juga akan kekayaannya, serta kecantikan anak mereka. Kim Yerim, gadis yang akan menjalin pertunangan dengan seorang pria yang ia cintai, Mark Lee. 

Haechan yang mengetahui hal itu pun langsung hancur. Bukan hanya hancur, dia juga sangat trauma. Sangking traumanya Haechan, ia sampai kembali ke kota kelahiran ibunya di Thailand, Hanya karena ingin meninggalkan semua kenangan tentang dirinya bersama dengan Mark.

"Aku minta maaf." Ucap Mark, yang langsung memegang tangan Haechan yang ada di atas meja.

Haechan yang melihat itu, ia pun langsung menyingkirkan tangannya. "Bukan kah sudah aku katakan bahwa aku tidak membenci dirimu? Aku juga tidak marah kepada dirimu. Jadi, kau tidak perlu mengutarakan kata maaf untukku." Ucap Haechan.

"Tentu saja aku harus. Karena aku, kau merasakan akan kesakitan. Padahal aku sudah berjanji kepada dirimu, kalau aku tidak akan menyakiti dirimu. Serta tidak akan membiarkan kau mengeluarkan air mata kesedihan."

"Tapi nyatanya apa? Aku lah yang melanggar semua janji yang telah aku ucap. Aku sangat bajingan kan, Chan? Maka dari itu aku harus meminta maaf karena telah menyakiti dan melukai hatimu." Ucap Mark.

"Bukan kah ini sudah menjadi konsekuensi bagi dua orang yang menjalani hubungan, tanpa adanya kepastian. Cuma ada kata saling mencintai satu sama lain, tanpa adanya yang mengikat. Kau tidak usah merasa bersalah, Mark Lee. Setiap hubungan yang terjalin, pasti adanya perpisahan."

"Toh dulu kita juga masih sangat remaja. Kita menjalin hubungan dengan umur kita yang masih sangat remaja. Umur belasan tahun tidak akan menjamin hubungan akan bertahan selamanya bukan?" Ujar Haechan, seraya menunjukkan senyuman kepada mantannya.

Ia tidak ingin Mark merasa sangat bersalah mengenai dirinya. Mungkin dulu ia sangat kecewa karena mantannya ini. Tapi seiring berjalannya waktu, dia sudah belajar untuk mengikhlaskan sang mantan.

Dia juga berfikir mengenai ucapan yang ia lontarkan kepada mantannya ini. Ucapan yang di lontarkan bukan kah benar adanya? Hubungan mereka hanyalah cinta monyet belaka, yang pastinya akan adanya perpisahan.

"Kalau misalkan kamu masih kekeh untuk meminta maaf? Aku sudah memaafkan dirimu. Bahkan ketika kau meninggalkan aku, aku sudah memaafkan dirimu." Sambung Haechan dengan senyuman manis yang tertera di wajahnya.

"Jadi, daripada membahas masa lalu? Bagaimana kalau kita membahas masa kini? Mengenai hubungan antara kau dengan Yeri. Darimana kau mengenal Yeri? Sudah berapa lama kau menjalin hubungannya dengannya? Dan ya, selamat atas pertunangan kamu. Maaf aku tidak bisa datang ke pertunangan kamu dengan dirinya. Ya kau tau sendiri kalau aku baru saja pulang ke China selama beberapa minggu."

HI (EX) LOVER! - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang