Kejadian yang tak terduga terjadi ketika mendekati hari H lomba. Alex dan Alice ditemukan pingsan di bawah kolom jembatan dekat sekolah kami dengan motor Alex yang rusak parah di dekat tempat kejadian. Kejadian tersebut diduga karena Alex yang mengantuk ketika sedang menyetir, sehingga motornya tak seimbang dan menabrak batas jembatan.
Ku tak tahu harus bersedih atau senang ketika mendengar Alex tak dapat diselamatkan karena kehabisan darah saat dilarikan ke rumah sakit. Aku datang ke pemakamannya dengan perasaan yang kompleks.
Sedangkan Alice masih dapat diselamatkan namun dengan kondisi yang menyedihkan. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan luka goresan, dan parasnya tak lagi elok seperti sedia kala. Ia saat ini sedang koma di rumah sakit.
Aku menjenguknya setiap hari dan selalu membawa buah tangan untuk diberi ke ibu Alice yang selalu menjaganya.
"Terima kasih nak, hanya kaulah teman yang masih menjenguk Alice hingga saat ini. Seluruh teman Alice pergi meninggalkan Alice ketika tahu kalau Alice tak cantik lagi," kata ibu Alice setelah kunjunganku yang kesekian kalinya.
"Bukan apa-apa tante, Alice merupakan sahabat terbaikku," aku terpaksa berbohong.
"Terima kasih nak, sungguh," terlihat air mata membentuk sebuah danau di mata ibu Alice.