Menyeret langkahnya dengan malas, Yeonjun kemudian membuka pintu kamarnya dengan perlahan. Cukup melelahkan ternyata perjalanan dari Seoul ke Busan, lalu kembali ke Seoul dalam satu hari.
Yeonjun menghembuskan nafasnya pelan selah berbaring di kasurnya. Sejak kemarin hatinya menjadi tidak tenang karena harus meninggalkan Taehyun sendirian tanpa kabar. Memang benar, kemarin Taehyun sempat melihatnya pagi-pagi buta sebelum berangkat. Tapi Yeonjun tidak memberi tahu anak itu kemana dan mengapa dia pergi.
Yeonjun jadi merasa bersalah, pasti Taehyun kesepian kemarin, atau mungkin tidak. Yeonjun baru menyadari kalau Taehyun sudah mulai akrab dengan beberapa trainee lain, tapi anak itu tetap menempel dengannya kemanapun dan kapanpun.
Yeonjun pun begitu, dia akrab dengan banyak orang, hampir semua orang di agensi ini dekat dengannya, tapi semenjak Taehyun datang, Yeonjun lebih sering menghabiskan waktunya dengan anak itu daripada oran lain.
Sehari tidak bersama Taehyun membuat Yeonjun merasa kosong.
Yeonjun mengamati isi kamarnya dengan Taehyun yang nampak rapi dan nyaman. Yeonjun jadi merindukan Taehyun, anak itu sekarang pasti masih sekolah, hari ini kan jadwalnya anak itu ujian semester.
Yeonjun bangkit dari posisi berbaringnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia memutuskan untuk tidur sambil menunggu waktu latihan dimulai.
Cklek
Yeonjun menoleh pada pintu kamarnya yang di buka dari luar. Di sana sudah ada Taehyun yang baru saja pulang dari sekolah.
"Tumben pulang pagi."
Yeonjun mengamati Taehyun yang meletakkan tas nya di atas meja dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur tanpa mengganti seragam sekolahnya.
"Hei, ganti seragammu dulu."
Taehyun hanya bergumam sebentar, tapi tak beranjak barang sesenti pun dari posisinya.
"Bagaimana ujian mu hari ini?"
Sesaat setelah Yeonjun bertanya, Taehyun segera duduk dan menatap yang lebih tua.
"Lancar."
"Ah iya. Kau kan sangat jenius, ujian itu tentu bukan apa-apa untukmu."
Yeonjun bingung saat Taehyun justru menundukkan kepalanya. "Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"
"Tapi aku takut. Bagaimana kalau hasilnya tidak memusakan? Aku pasti akan sangat mengecewakan ayah."
"Hei, jangan seperti itu." Yeonjun berpindah ke kasur Taehyun dan duduk di samping anak itu.
"Kemana Taehyunie ku yang selalu percaya diri? Bukankah aku sudah pernah bilang padamu, jangan terlalu memikirkan hasil kalau kau sudah berusaha sekuat mungkin."
Yeonjun memegang kedua bahu Taehyun dan mentap lekat mata bulat anak itu. "Kau pasti bisa."
Yeonjun tersenyum teduh. Taehyun rasanya ingin menangis saja. Tak pernah terpikirkan olehnya bisa memiliki seorang kakak laki-laki seprti Yeonjun. Yeonjun adalah hal yang harus Taehyun syukuri.
Yeonjun mengeryit bingung, mengati kerah seragam Taehyun yang sepertinya basah.
"Kenapa basah? Apakah di luar tadi hujan?"
Taehyun sedikit terkejut saat Yeonjun menyadari kerah bajunya basah.
"Itu tadi ketumpahan air minum."
"Lain kali hati-hati."
Taehyun mengangguk. Tentu saja Taehyun selalu berhati-hati. Itu tadi karena ia yang terburu-buru meneguk air setelah menelan pil agar pil itu tidak tersangkut di kerongkongannya, sampai tak sadar kalau air itu sedikit tumpah dan membasahi kerah seragamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR
Fanfiction"aku ingin menjadi bintang" Note: Walaupun cerita ini terinspirasi dari kisah hidup Taehyun dan member txt yang lain, tapi cerita ini fiksi ya guys... Happy reading!!