1 tahun berlalu. Achilles memasuki SMP, dia berbeda Sekolah dengan Anna. Achilles menjalani hari-hari nya dengan orang-orang asing di Sekolah. Saat Achilles memasuki SMP, dia sudah bertukar kabar dengan Marvin lewat ponsel. Mereka melewati hari-hari sendiri-sendiri, terkadang Marvin lupa tak membalas pesan dari Achilles karna dia sibuk dengan kegiatan sepakbolanya.
3 tahun berlalu. Dan sekarang Achilles memasuki kelas SMA, begitu juga dengan Marvin dan Anna. Mereka masih dekat, terutama Achilles dengan Marvin, mereka semakin dekat. Ternyata jarak tak bisa memisahkan mereka.
Suatu hari saat musim salju datang...
*Di ponsel
"Maaf, aku akhir-akhir ini banyak kegiatan jadi aku tak bisa membalas pesanmu dengan cepat". Ucap Marvin."Ya, tak apa"
"Besok, sepulang Sekolah aku akan kesana"
"Eh? Beneran?"
"Iya. Aku sampai di stasiun dekat rumahmu mungkin jam 10 malam, tak apa?"
"Ya, tak apa. Akan ku tunggu sampai kamu datang"
"Terimakasih"
•
Besoknya sepulang Sekolah...
"Maaf, aku pulang duluan. Aku ada urusan". Ucap Marvin kepada temannya
"Kau mau berkemas ya? Oke, semangat"
"Ya"
Marvin mau pindah lagi ke daerah yang lebih jauh dari rumahnya Achilles, jadi Marvin berpikir untuk segera menemui Achilles karna dia tak tahu dia akan pindah lebih jauh lagi atau tidak. Dia khawatir dia tak bisa menemui Achilles lagi dikarenakan rumah mereka yang semakin lama semakin jauh.
Sepanjang perjalanan Marvin khawatir akan membuat Achilles lama menunggu. Perjalanannya masih jauh, namun kereta terpaksa dihentikan sementara karna adanya badai salju. Marvin semakin khawatir.
Saat kereta dihentikan untuk yang ke dua kalinya. Marvin hampir pasrah, dia melepaskan jam tangannya lalu memasukkannya di saku jaketnya.
Lagi-lagi kereta dihentikan sementara, ini yang ke tiga kalinya. Marvin sudah sangat pasrah bahwa dia takkan bisa menemui Achilles lagi. Bagaimana tidak? Perjalanan dia masih jauh, namun kereta dihentikan sudah sebanyak 3 kali dan itu sangat memakan waktu. Bagi Marvin, satu detik saja itu sangat berarti untuknya. Meskipun Marvin pasrah, dia tetap melanjutkan perjalanannya.
Meski sangat memakan waktu, Marvin pun sampai di stasiun tujuannya. Dia memasuki sebuah warung untuk menghangatkan tubuhnya, tapi saat dia telah memesan teh hangat di warung itu dia terkejut dengan apa yang dia lihat.
"Achilles?". Tanya Marvin yang tak percaya dengan apa yang dia lihat.
Achilles terbangun dari tidurnya.
"Marvin? Marvin kau datang juga"
"Maaf aku sangat terlambat"
"Tak apa, sudah ku bilangkan di ponsel bahwa aku akan menunggumu"
"Ya..."
Achilles menyondorkan bekalnya.
"Ini. Makanlah, aku yang memasaknya sendiri"
"Benarkah? Mana sini biar ku makan"
"Hahaha"
Marvin memakan nasi kepal buatan Achilles.
"Enak?"
"Ya, sangat enak"
"Syukurlah"
"Achilles, aku akan pergi lagi ke daerah yang lebih jauh"
"Eh? Begitu ya, kapan?"
"Selasa, waktuku disini tinggal 2 hari"
"Kau pulang kapan?"
"Ntahlah"
"Boleh tinggal disini sampai besok sore?"
"Eh? Kenapa?"
"Boleh?"
"E... baiklah, aku akan mengabari orangtuaku nanti"
"Terimakasih"
"Maaf, saya mau tutup". Ucap pria paruh baya si pemilik warung.
"Oh, iya"
"Kita akan kemana?". Tanya Marvin.
"Ke rumahku"
"Eh?? Yang benar saja?"
"Iya, aku sudah bilang kepada orangtuaku dan orangtuaku sedang pergi, mereka akan pulang besok siang"
"Jadi kita hanya berdua? Tak apa? Seriusan? Aku takut ini akan berdampak buruk untukmu"
"Tak apa, ada pembantu ku juga di rumah"
"Syukurlah kita tak hanya berdua"
- Bersambung
Sampai jumpa Sabtu besok, bye-bye (◍•ᴗ•◍)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ocean by Zera - (Tamat)
Storie breviAchilles dan Anna bertemu dengan orang yang menyukai lautan seperti Achilles, namanya Marvin. Mereka berteman dekat namun suatu hari Marvin mengatakan bahwa dia akan pindah ke tempat yang jauh dari rumahnya Achilles. Seperti biasanya ya, setiap hari...