Renjun menyeringit ketika silau sinar matahari menyapa penglihatannya. Tubuhnya menggeliat mereganggkan tangan dan kakinya yang terasa begitu kaku. Sial. Kenapa kepalanya sakit sekali? Seingatnya kemarin ia tidak memiliki kegiatan yang berat. Hanya ada beberapa photoshoot dan setelah itu ia pergi dengan...
"Shit."
Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Ini kamarnya, kamarnya dengan--
Cklek!
"Jeno..."
Ia dapat melihat tunangannya itu datang membawa cangkir kecil ditangannya. Jangan lupa dengan senyuman yang Renjun heran tak pernah hilang dari wajah tampan dan tegas itu.
"Teh hijau! Minum ya? Supaya merasa baikan."
"Terimakasih." Cicitnya. Berbeda dengan biasanya, kali ini ia tidak terlalu menikmati minuman favoritnya itu karena banyak pertanyaan didalam kepalanya.
"Kau free hari ini?"
"Ada fitting untuk fashion show minggu depan."
"Oh, baiklah."
Hening.
"Jeno."
"Hm?"
"Siapa yang mengantarku pulang kesini?"
Jeno tersenyum lalu mengusak rambutnya. "Haechan. Jangan terlalu banyak minum ya, aku khawatir."
•°•</3•°•
Setelah berdebat panjang lebar, akhirnya Renjun mengalah juga. Ia membiarkan Jeno pergi ke supermarket untuk membeli obat sakit kepala dan beberapa camilan untuknya.
Ia menggapai ponselnya yang tersimpan di nakas sebelah kasur, berencana untuk berterimakasih pada Haechan yang lagi-lagi menyelamatkannya.
Namun belum sempat ia menghubungi sang manager, matanya terbelalak. Dengan gerakan cepat ia menyibak selimutnya dan berlari kecil kearah ruang makan. Meja makan itu kosong.
Ia membuang nafasnya kasar saat menemukan mangkuk besar berisi hotpot di wastafel bersama dengan satu mangkuk berisi nasi dan satu mangkuk kosong. Lalu matanya menatap tulisan yang tertera diponselnya.
__________
Jeno (08:12 P.M.)
Aku punya kejutan! Cepat pulang ya~
__________
Jeno (10:25 P.M.)
Renjun, aku kira hari ini jadwalmu selesai lebih awal. Ternyata sibuk ya?
__________
Jeno (12:40 A.M.)
Aku bikin hotpot loh. Nanti kalau kamu pulang dan ternyata udah dingin, bangunin aku aja, biar aku yang panasin. Take care sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRÍTI FORÁ
FanfictionDi dunia ini kami dapat dua kesempatan untuk hidup kembali. Aku ingin terus bersamanya disetiap kehidupan yang ada, bisakah aku? "Bagaimana jika kita tidak bertemu di kehidupan selanjutnya?" -Renjun. "Aku akan menemukanmu lagi dan lagi entah dikehid...