Bab 50 Orang Jahat Kalah

595 25 0
                                    

Bayu dan Kakek Brata tidak langsung menuju ruangannya. Sengaja dua keluarga Hardinata ini memantau langsung kinerja pekerjaan para pegawainya. 

Sekarang Bayu dan Kakek sudah ada di ruangan bagian HRD. Bayu meminta langsung data seluruh pegawainya. 

"Rosa sekarang kamu ikut ke ruangan saya dan tolong bawa dokumen seluruh pegawai!" titah Bayu kepada pegawai wanita itu yang bekerja di bagian HRD.

"Baik, Pak, semua datanya sudah siap," jawab Rosa penuh hormat, seraya menganggukkan kepalanya.

"Bagus sekarang ikut denganku!" kemudian Bayu dan Kakek Brata berlalu pergi dari ruangan HRD, yang kemudian diikuti pegawai HRD tersebut di belakangnya.

Mereka bertiga berjalan melewati para pegawai yang tengah sibuk bekerja di bagiannya masing-masing.

Terdengar suara bisik-bisik dari sebagian para pegawai tersebut. Tak biasanya bagian HRD dipanggil langsung ke ruangan utama sang pemimpin perusahaan, pasti ada sesuatu yang harus dibenahi dalam masalah kepegawaian. Itulah tanya batin semua para pegawai.

"Duh, ada apa ya, Bu Rosa dipanggil sama pimpinan baru kita." Terlihat wajah penuh kegelisahan dari salah pegawai laki-laki, yang tangannya sibuk mengetik di papan komputer.

"Aku takut ada sesuatu yang bermasalah dengan kepegawaian," jawab temannya, yang tangannya juga sama-sama sibuk mengetik di papan komputer.

"Maksudmu?" Seketika temannya langsung menghentikan aktivitasnya, sedikit menggeserkan kursi yang sedang dia duduki, lebih mendekat ke arah temannya. Rupanya perkataan temannya menyulut rasa keingintahuannya yang dalam. Tepatnya rasa was-was dan gelisah yang dominan ada di hatinya.

"Denger-denger sih, bakal ada pengurangan karyawan di perusahaan ini." Setengah berbisik dia menjawab pertanyaan temannya itu. Sembari kepalanya bergerak pelan menengok kanan-kiri, takut ada seseorang yang menguping pembicaraan di antara mereka.

"A-apa? Kok bisa?" Dengan mata yang melotot, dia terlonjak kaget.

"Beda pimpinan, ya, beda lagi kebijaksanaannya. Katanya pimpinan kita yang sekarang, Pak Bayu, akan sedikit menekan pengeluaran perusahaan perbulannya. Dan itulah salah satunya dengan sedikit mengurangi pegawai di perusahaan ini. Dan katanya juga yang paling dominan adalah pegawai bagian produksi yang akan sedikit dikurangi" ucapnya berhati-hati, dengan sedikit menekuk bahu temannya itu agar sedikit membungkuk, demi menjaga pandangan mata pegawai yang lainnya agar tak menaruh kecurigaan yang lainnya, bahwa mereka berdua sedang membicarakan sesuatu hal yang sensitif di perusahaan.

"Syukurlah bukan bagian kita yang akan dikurangi. Ya memang alangkah baiknya bagian produksi yang akan dikurangi pegawainya. Mereka tuh kebanyakan makan gaji buta saja, kerjanya seenak perutnya. Apalagi kepala bagian produksi banyak nggak benarnya. Bayangin saja hanya orang-orang terdekatnya saja yang dikerjakan di bagian yang enak-enaknya saja."Dia ngedumel pelan seraya tubuhnya masih tetap menempel di atas meja, sedikit bersembunyi dari pandangan mata yang lainnya.

"Ssstt, pelan-pelan! Awas nanti kedengaran mata-mata kepala bagian produksi itu." Dia menempelkan jari telunjuknya tepat di depan bibirnya, mengisyaratkan agar temannya menurunkan nada suaranya.

Rupanya semua pegawai sudah mengetahui akan kebusukan Pak Tarno yang menjabat sebagai kepala produksi itu, diklaim lalai dalam pekerjaannya. Memang kalau dibiarkan berlarut-larut itu akan sangat merugikan perusahaan. Pantas saja Kakek Brata mengusulkan agar Bayu membersihkan orang-orang yang bersangkutan dengan Bu Ratih. Rupanya selain keluarga itu termasuk keluarga yang ingin menjatuhkan posisi Bayu. Mereka juga terkenal dengan kinerjanya yang kurang baik. Sehingga pantaslah jika Bayu dan Kakek Brata ingin membersihkan para pegawainya yang bersangkutan dengan wanita ular itu, demi menjaga kelangsungan dan kemajuan perusahaan keluarga Hardinata.

Punya Suami Serasa Tak Punya SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang