Di siang hari Azalea mengemas kue yang ia panggang semalam. Memasukan kedalam tas dengan beberapa makanan rumahan. Semua sudah siap sebelum makan siang masih ada 30 menit.
Azalea membawa mobilnya menuju rumah satik di pinggiran kota. Setelah sampai di depan rumah sakit dan memarkir mobil gadis itu turun dengan membawa dua tas yang sudah di kemasnya.
Kue yang ia buat di bagikan pada perawat dan dokter yang menjaga ibunya. Kue yang ia buat cukup banyak jadi bebrapa di bagikan kepada anak-anak di rumah sakit.
Setelah membagikan kue yang ia buat dan berbicara dengan dokter tentang kondisi ibunya Azalea menghampiri ibunya di kamar rawat.
Hanya ada nasi dan soup ayam yang ia buat dengan beberapa rempah-rempah yang membantu pemulihan orang sakit. Menata di atas meja dengan beberapa buah yang sudah ia potong di rumah.
Gadis itu melihat ibunya yang mulai menggerakan sendok dan perlahan memakan makanannya dengan tenang. Satu ayam utuh hanya tersisa setengahnya Azalea menghabiskan sisanya.
Setelah makan ibunya langsung berbaring tidak ada percakapan antara mereka berdua hanya Azalea yang beberapa kali berbicara dan ibunya hanya memandang dengan kosong ke arah jendela.
"Besok aku akan membawakan bunga matahari untuk ibu, itu akan terlihat cantik dan indah saat ibu memandang keluar jendela"
Azalea menyelimuti ibunyaDuduk beberapa saat sampai ibunya tertidur dan keluar dari ruang rawat ibunya.
Saat ia berjalan di lorong rumah sakit ia berpapasan dengan beberapa perawat yang ia kenal dan memuji bahwa kue yang ia buat sangat enak. Gadis cantik itu tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal.
Masih terlalu pagi untuk kembali ia membawa mobilnya kearah utara ujung kota. Jalan yang awalnya ramai makin sepi dan di pinggir jalan sudah terlihat pantai ia memarkirkan mobilnya dan turun.
Pantai di sini tidak terlalu banyak pengunjung saat jam kerja dan bukan waktu libur jadi cukup sepi.
Duduk di salah satu kursi panjang menghadap lautan gadis itu duduk dengan tenang. Beberapa anak berlarian bermain layangan dan terdengar tawa dari anak-anak yang berbain pasir di bibir pantai.
Melihat anak-anak yang terlihat bahagia dan lucu Azalea memperhatikannya dengan penuh minat. Betapa menyenangkannya jika ia bisa hidup tanpa banyak beban pikiran dan masalah.
Sejak dulu Azalea sangat menyukai pantai lautan, awan putih dan langit biru terlihat indah dan menyenangkan.
Entah sudah berapa lama ia duduk langit sudah mulai turun menuju barat Azalea memutuskan untuk tetap di sini untuk beberapa saat sampai matahari terbenam.
Di sekitar pantai banyak orang yang membuka kedai makanan seafood dan wanginya sangat harum.
Memesan beberapa makanan dan berbagai hidangan di sajikan di atas meja. Kepiting, lobster, cumi hingga udang.
Dia jarang memiliki nafsu makan saat melihat hidangan lezat entah mengapa ia merasa bisa menghabiskan semuanya.
Melihat udang ia teringat pada Bossnya yang selalu meminta untuk di kupaskan udang untuk di makan. Bossnya sangat suka udang namun ia terlalu malas untuk mengupas.
Mengambil gambar Azalea mengurimkan foto pada Bossnya.
Makan dengan lahap masakan ini sangat enak dan tidak berbau amis sama sekali. Hampir semua makanan di habiskan oleh Azalea hanya beberapa cumi dan lobster yang tidak dapat ia selesaikan.
Makan dengan lahap suasana hatinya pun membaik. Setelah membayar ia berkendara kembali kekota untuk pulang.
Sesampainya dia di rumah Azalea langsung membersihkan diri sebum naik ke tempat tidur. Walaupun cukup leleah berkendara ia mereasa senang dan rilex. Entah jam berapa ia tertidur dengan pulas.
Di tengah malam seorang pria berdiri di depan rumah dan memencet sandi pada kunci rumah. Pria itu masuk langsung menuju kamar yang berada di lantai dua.
Saat membuka pintu sebagian besar kamar gelap hanya lampu tidur kecil di nakas yang menyala. Gadis cantik itu tidur membelakangi dengan rambut panyang yang berserakan di sekitar bantal selimut hanya menutupi dari pinggang hingga kaki tubuhnya terliat pucat dengan hanya di sinari lampu tidur.
Pria itu mendekat berjalan memutari ranjang dan duduk berjongkok berhadapan langsung dengan wajah cantik yang tertidur pulas. Dengan ringan tangannya menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik itu.
Kemudian ia melepas sepatu dan semua yang melapisi badannya dan masuk kedalam kamar mandi. Setelahnya pria itu hanya keluar dengan handuk mandi di pinggangnya dan naik ke tempat tidur.
Ke esokan harinya Azalea bangun lebih awal ia kaget saat ada tangan yang melingkari pinggangnya. Melihat di sekitar sepatu baju, celana hingga celana dalam berserakan disekitar kamar.
Menyentuh tangan yang masuk melalui bajunya ia menghela nafas saat mengetahui tangan itu milik Mateo. Membalikan badan pria itu tertidur pulas dan suara nafas teratur.
Azalea akan turun dan mencoba melepaskan tangan Mateo dengan pelan namun pria itu menariknya untuk lebih dekat dan sesuatu yang keras dan panas menabrak pinggang Azalea.
Bossnya ini tidak mengenakan apapun di tubuhnya. Azalea tidak berani bergerak lagi. Tangan Mateo meraba semakin keatas dan tanpa pria itu sadari ia meremas dada Azalea gadis itu kaget dan meremas tangan Mateo.
Mateo menundukan kepanya dan nafasnya tepat di belang telinga Azalea dengan kakinya yang mengunci kaki Azalea. Gadis itu hanya menghela nafas dia sama sekali tidak bisa bergerak dan hanya bisa menyerah.
Kalo banyak typo di maklumi saja soalnya di ketik sekali jalan dan nda sempat di refisi. Setiap kali saya Publis berarti cerita itu di buat dan di ketik langsung karena alurnya begitu di pikirkan langsung di ketik dan di publis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG BOSS 21+
RomanceMATEO ORLEX (28 Thn) adalah CEO dari EX_Crop memiliki sifat bossy dan dingin. Segala keperluan bahkan hal pribadi ia percayakan kepada sekertaris yang dipekerjakan olehnya seperti robot pekerja. Bukan saja pekerjaan kantor yang ia kerjakan namun mas...