Asahi berlari tergesa-gesa menuju ke luar ruangan. Dia terus memikirkan bagaimana keadaan Jihoon yang berhadapan langsung dengan Tejo. Di satu sisi Asahi juga kebingungan dengan hilangnya sosok teman-temannya. Meskipun dalam wujud tidak terlihat, seharusnya Asahi masih dapat melihat keberadaannya namun kali ini ia tidak melihatnya, keberadaan mereka seakan-akan lenyap tanpa jejak.
Batinnya selalu berteriak memanggil nama mereka, tapi Asahi tidak mendengar jawaban sama sekali. Sejujurnya, Asahi belum siap kehilangan mereka, terutama Hyunsuk. Orang yang menyebutnya sebagai teman di pertemuan pertama mereka.
Raut wajahnya berubah sendu setiap dia mengingat kejadian dulu. Betapa sedihnya saat dia melihat Hyunsuk yang begitu kacau dan putus asa saat harus kehilangan orang-orang terdekatnya. Asahi menyesal karena dia tidak terlalu memperdulikan nya sebab ia tidak ingin ikut campur dengan permasalahan mereka.
Akan tetapi, kisahnya kembali membawa Asahi ke rumah ini dan Asahi bertekad untuk menyelesaikannya agar Hyunsuk tidak lagi merasa bersalah atas apa yang sudah orang tuanya perbuat.
Langkah kakinya semakin pelan, tangannya berpegangan pada dinding untuk menopang dirinya yang hampir terjatuh. Dadanya terasa sesak, kepalanya tiba-tiba sakit. Sekilas Asahi melihat ada banyak sosok hitam yang dikelilingi oleh benang merah di sekujur tubuhnya. Asahi tidak tahu apa yang baru saja ia lihat, tapi rasanya ia ingin sekali mendekatinya namun tertahan oleh satu sosok yang berdiri di paling depan.
Semakin Asahi memaksa mendekati mereka, ia merasa kakinya tidak berpijak pada lantai. Asahi merasa dia melayang dengan tangan terulur ke arah sosok itu. Ketika jaraknya sudah sangat dekat, ada sebuah hantaman keras memukul bagian belakang kepalanya yang membuat ia langsung tersadar dan segera membuka mata.
Yang ia lihat justru Mashiho dengan raut wajah khawatir seraya menepuk-nepuk kedua pipinya bermaksud untuk menyadarkan Asahi. Awalnya Mashiho hendak mencari keberadaan Jaehyuk yang entah pergi kemana padahal sebelumnya dia sudah memintanya untuk tidak pergi kemana-mana.
Dia memang pergi ke halaman belakang untuk mengambil senter yang di jatuhkan oleh Jaehyuk tapi baru beberapa langkah dia langsung berbalik karena melihat seorang wanita keluar dari kolam renang.
Mashiho yang melihat seseorang tengah berdiri di lorong yang ketika ia dekati ternyata Asahi pun langsung menepuk bahunya. Namun Asahi tidak bergeming, tatapan matanya kosong dengan seluruh tubuhnya yang kaku.
Asahi masih mencerna kejadian yang dia alami barusan. Sepertinya kejadian itu ada sangkut pautnya dengan hilangnya ke empat temannya. Karena diantara puluhan orang yang berada di ruangan itu Asahi melihat salah satu sosok yang begitu familiar, sosok itu menunjuk ke arah kanan yang terdapat satu ruangan yang tidak begitu jelas.
Asahi melirik kearah Mashiho yang masih menampilkan raut wajah khawatir. “Ikut gue,” ajaknya sembari melenggang pergi meninggalkan Mashiho.
Mashiho yang hendak mencegah malah harus mengikuti Asahi yang entah mau mengajaknya kemana. Dia mengikuti Asahi menuju ke lantai tiga di sana Asahi nampak kebingungan dan Mashiho yang tidak tahu apa-apa langsung menepuk bahunya cukup keras.
“Lo nyari apaan?”
“Kita mau kemana?”
“Asahi, lo mau ngajak gue kemana?”
Asahi menghela napas pelan, dia sedang kebingungan mencari ruangan yang ditunjuk oleh sosok yang begitu familiar itu. Mashiho yang berada di sampingnya malah terus bertanya. Meski begitu, Asahi tetap menjawab pertanyaan Mashiho.
“Junkyu sama yang lainnya di tahan, kita harus bebasin mereka,” ujar Asahi.
Sebelum Mashiho kembali bertanya, Asahi lebih dulu melangkah memasuki ruangan yang baru pertama kali ia lihat selama tinggal di sana. Entah kenapa ia merasa ingin sekali masuk ke dalam ruangan tersebut. Ruangan itu berada di paling pojok tanpa pencahayaan. Begitu pintunya Asahi buka, ternyata dalam nya cukup luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geist | Treasure
Horror[COMPLETED] Rumah yang awalnya terlihat nyaman ternyata memiliki sisi kelam. Rumah itu bukan hanya ditinggali oleh mereka, tetapi banyak makhluk-makhluk yang tidak mereka percaya adanya tiba-tiba menampakan dirinya.