Jungwon kini terbaring di rumah sakit, untung saja saat Jungwon mencoba mengakhiri hidupnya Soojin sudah tiba di rumah, dia begitu terkejut dengan apa yang Jungwon perbuat, Soojin bahkan langsung menelpon ambulan krena takut keponakannya itu tidak selamat.
Jungwon sudah sadar, dia melihat sekeliling ruangan semua kembali ke penglihatan abu abunya, melirik lagi ke sisi lain melihat selang infus yang menacap di tangannya, juga sesosok wanita yang begitu khawatir duduk di sebelahnya.
"Imo" Ucap Jungwon lemah
"Namaku? Siapa namaku?" Soojin terkejut Saat Jungwon tersadar dan memanggilnya.
"Soojin Imo, tapi kenapa Imo bertanya hal seperti itu?" Soojin bernafas lega saat Jungwon memanggil namanya
"Untuk melihat apakah kamu sudah sadar. kesadaranmu trus menghilang selama satu minggu ini" Jadi sebelumnya Jungwon sudah sadarkan diri namun alam bawah sadarnya menggangu kesadaran Jungwon jadi itu alasan Soojin bertanya namanya.
"Apakah Imo yang menyelamatkan ku?" Jungwon kini duduk di bangsalnya
"Kamu pikir aku tidak tau? aku mengenalmu Jungwonna" Soojin memegang tangan Jungwon.
"Ponselmu sudah tidak aktif, dan aku sudah mengisi formulir perpindahan sekolahmu, rumah itu juga kembali di pasarkan" Soojin menjelaskan semuanya.
"Kalau begitu semuanya sudah berakhir?" tanya Jungwon.
"Iya, Semuanya sudah berakhir. Jadi, kamu hanya perlu memulihkan dirimu, heumm oke Jungwonna" Soojin menyemangati Jungwon
"Tapi, ngomong ngomong aku ada dimana? sepertinya bukan rumah sakit biasa?"
"Ini tempat yang bisa membantumu dan membantu Imo juga, hanya kita berdua yang tau kamu disini" ucap Soojin.
'Soojin Imo tau siapa yang aku pikirkan' begitulah kata hati Jungwon.
Kini Jungwon duduk sendiri di luar rumah sakit, dia mengeluarkan obat lalu meminumnya beberapa butir, hanya sesuai anjuran dokter, setelah meminumnya dia hanya diam memandang taman tersebut.
'Akhirnya aku kembali terkurung dalam dunia abu-abu, aku meminum pil ini untuk melupakan nomor Jay yang masih teringat di kepalaku, Soojin Imo masih saja mencari keberadaan ibuku dan aku menghabiskan hari hariku merindukan Jay' Jungwon memutuskan kembali ke kamarnya saat matahari mulai menghilang dan di ganti oleh sinar rembulan. Jungwon hanya terdiam di kamar inapnya menatap ke arah jendela dan melihat suasana malam.
'Semua pil itu pasti membuatku melihat ilusi tetap saja, aku senang melihat warna walau tidak asli' Saat Jungwon asyik dengan pikirannya tiba-tiba saja kaca jendelanya ada yang mengetuk, Jungwon terkejut dan memeriksanya dia membuka jendela kamar inapnya, lalu sosok Jay muncul saat Jungwon membuka jendelanya.
"Mwo? Jay?" Jungwon terkejut kenapa Jay bisa tau kalau dia ada dirawat di sini. Jay memberikan tasnya lalu masuk ke dalam ruang inap Jungwon, setelah Jay masuk Jungwon segera menutup kembali jendelanya.
"Bagaimana kamu bisa disni?" tanya Jungwon pada Jay.
"Kamu pikir aku tidak akan menemukan mu? aku probe-mu" kata Jay.
"Tidak bisa, aku tidak boleh bersamamu" Jungwon mencoba meyakinkan Jay.
"Tentu saja bisa, bodoh" Jay udah berusaha mencari Jungwon dan manjat untuk bisa masuk tapi pas ketemu Jungwon malah seperti ini.
"Ini mimpikan? semua pil itu pasti mengacau pikiranku, kalau begitu aku tidak akan bangun" Jungwon berfikir jika ini hanylah mimpi.
"Jungwon, lihat aku" Jay berusaha menyadarkan Jungwon jika itu bukan mimpi, Jay juga membuka masker yang di pakai nya. serbuan warna itu kembali menusuk mata Jungwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Rush Versi (Jaywon). [TAMAT]
FanfictionAdaptasi dari drama BL dengan judul yang sama 😊 Menjadi buta warna, Jungwon hidup di dunia dengan berbagai warna abu-abu. Dia sadar bahwa warna lain memang ada tetapi tidak pernah mengalaminya sendiri. Kehidupan Jungwon selamanya berubah dengan be...