10 : Falling In...

3.4K 440 26
                                    

Jake dan Heeseung sedang berada di dalam jet pribadi milik keluarga Namjoon. Tidak ada yang berbicara antar keduannya. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka sendiri. Hanya terdengar suara televisi yang entah menayangkan siaran apa.

Seperti tidak ada kerjaan lain, Heeseung menyibukkan diri melihat majalah. Majalah yang memaparkan berbagai keindahan Brazil. Mulai dari rekomendasi destinasi wisata, restoran, hotel, dan tempat rekomen yang bagus lainnya sebagai perjalanan honeymoon lagi?

Sedangkan Jake menyamankan dirinya duduk di kursi panjang sambil bermain ponselnya. Sesekali menunjukan kepada Heeseung seberapa asiknya bermain ponsel, mengingat ponsel Heeseung masih belum kembali ke tangan pemiliknya. Tentu saja tujuannya untuk membuat iri dan memulai percakapan dengan dirinya, walaupun hanya untuk meminta ponselnya kembali. Karena sekali lagi Jake sangat benci dengan situasi seperti ini. Seperti tidak ada kehidupan.

Namun, sepertinya rencananya gagal karena Heeseung tidak terpengaruh sedikitpun. Dasar laki-laki tidak peka! Gerutu Jake dalam hatinya.

Jake tidak ingin menyerah. Karena selama ini Jake yang bergerak lebih dulu. Dia tidak boleh kalah! la pun mempunyai rencana untuk mengambil perhatian Jake.

Hanya dengan satu lambaian tangan yang Jake arahkan ke pramugara, mengisyaratkan untuk memesan makanan. Ia pun berpindah dari kursi yang ia duduki ke depan kursi Jake. Alasannya simple, karena di depan kursi Heeseung terdapat meja untuk makan, sedangkan kursi yang ditempat Jake sebelumnya hanya seperti sofa panjang. Sehingga membuat mereka duduk dalam satu meja.

Hasilnya tetap. Heeseung tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Tapi rencana Jake tidak berhenti sampai disini. Masih ada langkah selanjutnya yang mungkin akan membuat Heeseung tertarik.

Pramugara itupun sudah berdiri di depan meja Heeseung dan Jake. Jake tidak langsung memesan. Namun tatapannya mengarah ke Heeseung. Detik itu juga ia melancarkan rencananya.

Heeseung memulai membuka tiga kancing bajunya yang paling atas, sehingga buah dadanya terlihat mengintip dibalik bajunya. Pramugara yang tidak sengaja melihatnya langsung menelan ludah dan buru-buru memalingkan wajahnya ke arah lain. Namun, respon tindakan pramugara itu sangat berbeda dengan Heeseung.

Heeseung masih tetap membaca majalah di tangannya. Tidak menoleh sedikitpun ke arah Jake. Ekspresi yang tercetak di wajahnya pun hanya datar seperti tidak ada masalah apapun.

Jake yang merasa tetap tidak dihiraukan langsung mengambil menu makanan yang masih di pegang pramugara itu.

"Sandwitch tuna and coffee," ucap Jake ke pramugara itu.

Pramugara yang sudah mendapatkan pesanan, akhirnya pergi dari hadapan Heeseung dan Jake. Jake yang masih belum menyerah dengan rencananya akan melakukan tindakan selanjutnya.

Karena Heeseung sibuk membaca majalah yang di letakkan di atas meja, Jake pun ikut melipat tangannya di atas meja. Memposisikan tubuhnya benar-benar menghadap Heeseung, sedikit membusungkan dadanya dan membiarkan dadanya lebih terekspose untuk sedikit menggoda Heeseung yang akan membuat semua wanita teriak.

Sekitar satu menit telah berlalu, namun Heeseung tidak kunjung menghiraukan Jake yang jelas-jelas di hadapannya. Dan detik itu juga Heeseung telah berada di halaman terakhir majalah. Jake menunjukan senyum kemenengannya. Karena sesaat lagi mungkin Heeseung akan melihat nya.

Heeseung yang sudah selesai membaca majalah itu pun menutup majalahnya dengan tenang dan menggeletakkan begitu saja di atas meja. Kemudian ia berdiri dan melangkah meninggalkan Jake yang duduk menghadapnya.

Jake hanya bisa mengaga sebagai ekspresi dirinya yang terlalu shock karena rencananya benar-benar GAGAL TOTAL. Pandangannya mengikuti Heeseung yang pergi darinya kemudian menghilang di balik bilik ruang tengah.

Partner in Crime | Heejake ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang