5. PYTD - Rumah Mertua

198 8 0
                                    

"Gue seneng banget bisa ketemu sama kalian lagi." Kata Sandra sambil memeluk kedua sahabatnya. "Walaupun Intan bakalan pergi ninggalin kita." Lanjut Sandra lagi. Wanita itu bosan berdiam diri di rumah aja. Lagi pula Sandra sudah janji akan bertemu dengan kedua sahabatnya sambil mengantar Intan ke bandara.

"Kalian berdua tahukan kalau ini itu impian gue banget, jadi kalian harus nungguin gue untuk balik. Minimal setahunlah, pokoknya jangan sampai nggak ada kabar. Kita harus sering kasih kabar oke? Siapa tahu juga nanti gue bisa ketemu sama bule di sana iyakan? Gue bisa nyusul Sandra buat nikah deh." Sandra langsung saja memasang wajah memelasnya.

"Gue aja nggak tahu apakah pernikahan ini bakalan berhasil." Jawab Sandra malas.

"Jangan ngomong gitulah, walaupun bukan pernikahan ini yang lo inginkan tapi tetap aja lo udah nikah dan jadi istri orang. Jangan mempermainkan pernikahan oke? Jangan pikirkan yang lain lagi termasuk si Bayu kurang ajar itu, kalau gue ketemu sama dia bakalan habis dia gue hajar." Kata Dinda dengan semangat, Sandra dan Intan malah tertawa melihat sahabatnya yang menggebu-gebu itu.

"Yaudah gue harus masuk ke dalam sekarang. Makasih udah anterin gue, tungguin gue balik oke?" Kata Intan sambil memeluk kedua sahabatnya itu. Mereka sibuk berpelekukan dan mengucapkan kata pisah. Sampai akhirnya Intan masuk dan tak terlihat lagi.

"Lo mau langsung balik?" Tanya Dinda.

"Gue males langsung balik, niatnya mau belanja sekalian nongkrong yuk. Gue mau cerita, lo juga udah cutikan hari ini yaudahlah manfaatin waktu sama gue aja yuk." Ajak Sandra.

"Tapi lo beneren gapapa? Suami lo nggak masalahkan?" Sandra menghela napasnya.

"Lagian Mas Satya kerja, amanlah nggak dirumah juga." Jawab Sandra enteng, Dinda tertawa smabil berjalan.

"Udah panggil Mas aja nih ceritanya." Ledek wanita itu.

"Emang dari dulu sebelum nikah juga begitukan?" Jawab Sandra seadanya, karena memang ia sudah terbiasa manggil Satya dengan itu.

Keduanya akhirnya pergi dengan mobil Dinda, mereka belanja ke salah satu mall. Keduanya berkeliling, lalu memilih sebuah tempat makan untuk mereka menghabiskan waktu. Sandra cerita tentang sikap Satya dan pernikahannya. Ia juga menceritakan bagaimana kedua orang tuanya yang seperti menyindirnya. Banyak hal yang mereka bahas sampai keduanya lupa waktu dan ternyata hari sudah malam.

***

"Selamat malam Ma, Pa." Sapa Satya sambil mencium tangan kedua mertuanya itu.

"Malam Satya, kamu kenapa malam banget pulangnya?" Tanya Rina.

"Iya Ma, tadi ada kerjaan yang nggak bisa ditinggal. Libur beberapa hari ternyata ada beberapa masalah jadi harus segera diselesaikan tadi. Maaf ya Ma, Sandra mana Ma?" Tanya Satya sambil mencari sosok istrinya.

"Loh kamu nggak tahu kalau Sandra pergi? Dia nggak bilang sama kamu? Dia udah pergi dari pagi tadi sampai sekarang belum pulang, dia tadi bilangnya mau ngantar Intan ke bandara ketemu sama teman-temannya. Padahal Mama udah suruh dia buat kasih tahu kamu, Sandra emang nggak ada kasih tahu kamu?" Satya terdiam, jika sudah seperti ini ia tak bisa berbohong lagi. Pria itu jelas tidak tahu jika Sandra pergi, andai saja Sandra bilang ia tidak akan bertanya dan membuat situasi tak mengenakkan ini terjadi.

"Emang ya, Sandra itu suka lupa. Dia lupa kalau dia udah nggak bisa bebas kayak dulu lagi, dia lupa harus izin sama kamu juga." Kata Anton yang ikut menimpali.

"Yaudah nanti Satya coba hubungi Sandra Pa." Satya hendak naik ke atas, namun Sandra pulang dengan riang sambil membawa beberapa paper bag hasil belanjaannya.

"Kamu habis dari mana aja baru pulang? Kamu juga nggak bilang sama Satya kalau kamu pergikan? Padahal Mama udah bilang sama kamu tadi buat bilang sama Satyakan." Rina langsung saja memerahi anaknya itu membuat senyum Sandra langsung saja sirna, ia kaget melihat Satya dihadapannya. Ia benar-benar lupa untuk memberitahu pria itu, padahal tadi ia akan memberitahu Satya namun seketika lupa.

Pernikahan Yang Tak DiinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang