LAP 4 : Sirkuit Untuk Kisah Rumit

496 119 43
                                    

Dari semesta untuk manusia pesimis cinta : kamu tak akan pernah menduga, bagaimana cara semesta mempertemukanmu dengannya.

—————





































"Halo ganteng! Mau ciuman sama gue gak?"

Matanya langsung melotot mendengar ucapannya yang terdengar kurang ajar. Dengan wajah memerah menahan emosi, Richard pun menyahut dengan sarkas.

"Gila ya lo?" namun pihak yang dicecar seperti itu justru menyunggingkan senyumnya semakin lebar.

"Eh lo tau gak kentang apa yang bisa bikin bayi ketawa?"

Richard menatap aneh pemuda asing didepannya ini. Namun, lebih aneh dirinya yang justru mengikuti permainannya.

"Kentang digelitikin?" tebaknya dan gelengan yang didapatkannya.

"Kentang tingtung tingtang tingtung~"

Gila. Benar-benar gila. Pemuda asing itu justru tertawa sendiri dengan wajah tengilnya yang membuat Richard mendengus malas.

"Kalau lo kesini cuma hal yang gak guna mending pergi," usirnya hendak masuk kedalam markas namun tangannya langsung ditahan.

"Gila cuk, Richard beruntung banget dipegang sama dia."

Plak!

"Inget Asa anying!"

Semenjak kedatangan pemuda asing itu disini, Vince dan Joe memang memiliki niat untuk menguping. Tak sia-sia mereka melakukan hal itu karena mendapatkan kejadian yang mengejutkan.

Oke, back to the topic.

"Lepas."

Yang diperintah menggeleng tegas. "Kenalin nama gue Allen!" pemuda yang diketahui bernama Allen itu menyodorkan tanggan dan Richard yang terlihat tidak peduli.

"Then? Gue Richard," sahutnya malas.

Allen memekik girang tubuhnya hendak maju namun Richard dengan cekat menahan pergerakannya.

"Lo mau ngapain?!" tanyanya dengan nada terkejut.

Bibirnya mengerucut kedepan membuat Richard terpaku sejenak.

"Ih... gue tuh mau nyium lo. Masa gamau sih?" lirihnya sedih.

Sebenarnya siapa Allen ini?

Richard merasa was-was jika orang didepannya ini orang gila sungguhan.

"Lo kesini sebenarnya mau apa sih?" tanya Richard akhirnya yang tidak tahan sebelum kaos bagian didadanya ditarik.

Ia menahan nafas− sialan, ini terlalu dekat. Aroma deru nafas mint bercampur blackcurrat yang tercium membuat kinerja otaknya berhenti sementara.

Allen menyeringai dan berbisik lirih ditelinga Richard yang membuat sang dominan bergidik geli, "Mubazir kalau lo seganteng ini gak jadi pacar gue."

"Brengsek!" Richard menjauhkan tubuh Allen membuat pemuda manis itu merengut.

"Jelasin apa maksud tujuan lo kesini," ucap Richard datar menatap dingin. Bak api yang terus diberi bensin, Allen justru bertele-tele dengan melontarkan pertanyaan yang tidak bermutu.

"Gue ada pertanyaan nih. Dia punya empat kaki, berbulu, suka makan ikan dan sering disebut kucing. Hewan apakah dia?" "

Brengsek− karena sudah kepalang kesal dipermainkan, Richard pergi meninggalkan Allen yang membuat harinya menjadi mendung.

Three Act Paradigm [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang