"Sebaiknya kau habiskan makananmu, Niji."
Pria bersurai biru langit itu menatap saudaranya tidak senang. Matanya beralih menatap hidangan di piring dengan jijik.
"Aku tak akan menghabiskannya, saus ini terlihat lengket dan menjijikan."
"Makan atau kupaksa kau untuk memakannya."
Niji tersenyum miring menatap pria berambut pirang di seberang meja makan.
"Kau jadi perhatian sekali padaku, Sanji. Omong-omong, bagaimana calon pengantinmu? Kuharap dia tak sejelek kau."
Sanji meremat garpu dan pisau yang sedang digenggamnya. Ia merasa enggan berlama-lama tinggal dengan orang-orang berhati baja seperti mereka.
Terkutuk sang Ayah yang seenak jidat menjodohkannya dengan putri Big Mom, dan memaksanya untuk tinggal di Istana tak bermoral ini.
Umumnya seseorang akan senang jika dipertemukan dengan keluarga yang sudah lama tak dijumpai, namun tidak dengan Sanji. Ia tak ingin mengakui orang yang tak berhati sebagai keluarganya.
Sejak kedatangannya beberapa hari lalu, Sanji terus saja diganggu dan diejek oleh para saudaranya, mereka tak henti-hentinya mengolok Sanji yang merupakan objek gagal dari teknologi Germa.
Sanji menarik napas mencoba bersabar.
"Aku tak minat berdebat dengan orang kekanakan yang tak mau menghabiskan makanannya."
Sarkas sanji yang berhasil memudarkan senyum menyebalkan di wajah Niji. Ia kembali menatap santapan di piringnya, ketara betul wajah tak suka saat melihatnya.
"Panggilkan ketua koki kalian! Mana Cosette?!"
Salah satu pelayan yang berdiri tak jauh dari meja makan dengan cepat keluar ruangan, memanggil ketua koki mereka.
Tak lama, muncul seorang wanita dengan rambut cokelat terang yang dikuncir rapi, poni pendeknya tak bisa menutupi kerutan di dahi yang menunjukkan dirinya ketakutan. Kedua tangan mungil itu meremat kuat kain apron yang dikenakannya.
Niji beranjak bangun dari kursi, menatap lurus wanita yang tengah menunduk dalam di hadapannya.
"Kau yang memasak ini kan?"
"Ya, Tuan Niji."
"Sampah! Sama sekali tak membuatku berselera!"
Wanita itu tersentak mendengar suara tinggi Tuannya, mulutnya bergetar saat mencoba bersuara. Ia buru-buru membungkuk sebagai permintaan maaf.
"Maafkan saya! Seharusnya saya tak menghidangkan makanan yang anda tidak suka." ucapnya sambil menutup mata rapat.
Pria bersurai biru itu mengambil piring di atas meja, senyum miringnya terbit kala memikirkan ide menyenangkan dalam otaknya.
Dengan sengaja ia menumpahkan makanan itu ke atas sepatunya hingga beberapa diantaranya berceceran ke lantai. Kegiatan itu tak lepas dari lirikan Sanji, dia masih mencoba untuk menghabiskan makanannya, namun aksi Niji tak bisa membuat dirinya fokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Germa Prince (Niji × Cosette) ✔️
FanficAyahnya bilang Niji adalah bukti eksperimennya yang berhasil. Manusia super tak berempati yang tak mempunyai emosi. Lantas bagaimana menjelaskan tentang Niji yang tak bisa mengontrol perasaannya pada Cosette? Nyatanya, Cosette berhasil meluluhkan ha...