11. Malam minggu

477 43 4
                                    

Happy Reading

Malam Minggu adalah malam bagi para remaja, entah berjalan jalan atau hanya sekedar mengelilingi kota. Maka dengan begitu sudah dipastikan, para muda dan mudi sudah pasti memiliki rancangan malam untuk malam ini.

Lampu warna warni pada jalanan malam itu menemani Arga yang sedang diserang suntuk.
Empat puluh dua menit sudah berlalu saat ia memutuskan untuk berjalan jalan dijalan raya sekitaran kost-an. Ia merasa kesepian saat malam malam seperti ini tiba, ada kalanya ia menyesali keputusannya yang ingin pindah sekolah.

"Malam-malam gini bagusnya kemana ya?"
Ujarnya sudah bersandar pada pembatas besi jembatan.

Lama ia berpikir, namun ia dikejutkan saat suara motor berhenti tepat dihadapannya. Pasalnya anak itu sedang memejamkan matanya, mencoba mencari ide untuk malam ini.

Ia mengerutkan keningnya saat yang turun dari motor besar itu adalah Candra. Candra selalu datang secara tiba-tiba
"Arga" Sapanya sesaat anak itu melepas helm yang hampir menutupi seluruh wajahnya.

"Can, Ada apa?"

Candra menggeleng
"Gak ada apa-apa, cuman nyari angin. Terus ngeliat lo, tadi gue fikir orang mau bunuh diri"

Arga hanya merespon dengan tawa kecil disana

"Lo ngapain di jembatan gini, mau jadi sicantik Jembatan Ancol?" Ujarnya menaikan alisnya dan menuruni motornya.

"Maunya jadi siganteng jalan Kamboja" Balasnya bercanda.

Candra tampak terkejut saat Arga melontarkan candaan, namun ia tetap merespon dengan tawa.

"Malam Minggu enaknya jalan jalan, bukannya nyandar dijembatan gini" Candra kembali melontarkan kata.

"Apa yang spesial sama malam Minggu?"

"Kata orang, malam Minggu itu milik anak remaja"

"Lalu, malam lainnya milik siapa?"

"Milik tuhan"

"Malam Minggu bukan milik tuhan?" Tanyanya polos, kalau disini ada Ren mungkin saja anak itu sudah menoyor wajah Arga yang sudah berani berani memberinya tatapan polos yang menjijikan, walaupun Ren tau Arga seratus persen tidak menyadarinya.

Candra menghela Nafas dengan kasar. Candra sedikit menyesal telah melontarkan kalimat itu, Arga seperti anak kecil yang ingin tau banyak.

"Milik tuhan juga, tapi malam Minggu sedikit spesial untuk anak remaja" Tolong ingatkan Candra bahwa ia sedang berbicara pada Arga yang seusia dengannya. Kalau dia mau, dia tidak perlu menjelaskan dan mengabaikan pertanyaan Arga.

Arga mengangguk mengerti, dan tolong ingatkan Arga bahwa ia sedang bertanya pada Candra, seseorang yang belum akrab padanya. Ia juga bukan anak kecil yang harus tahu sesuatu yang tidak penting.

'Dia banyak bertanya'

"Aneh" Lirih Arga setelahnya

Candra mengerutkan keningnya, ia dikatai aneh?
"Aneh?"

Arga tersadar, mungkin ucapannya dapat disalah artikan oleh Candra.
"Bukan lo, tapi anak  yang disana" Tunjuknya pada seorang anak yang tengah memarahi 'seekor kucing?'.

"Anehnya dimana?"

"Dia ngomelin kucingnya cuman karna kucingnya makan sosis yang udah jatuh. Harusnya biasa aja, kucing liar aja sering makan ditempat sampah" Ujar Arga memusatkan inderanya pada seorang anak dan seekor kucing yang terus memberontak meminta dilepaskan.

"Gak ada yang aneh disana" Arga mengerutkan keningnya lantas mengalihkan inderanya pada Candra.

"Aneh itu, kalau dia ngakunya sayang tapi dia gabisa ngelakuin apapun buat kesayangannya"

Which Has Been Forgetten || Nct Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang