41. Akhir dan Awal

214 20 0
                                    

"Butuh keberanian untuk hasil yang lebih baik."
-Renjun-

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Udah ngabarin orang rumah?" Tanya Arlyn saat keduanya sudah duduk di salah satu tempat makan tidak jauh dari komplek perumahan.

Mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu karena Arkana memang belum makan malam.

"Udah," Balas Arkana. "Gue nggak mungkin biarin abang menggila kalau tau gue belum pulang dari pulang sekolah tadi."

Arlyn tersenyum tipis, meski sekarang Arkana terdengar baik-baik saja, dia tau - jauh di dalam sana, hatinya masih terluka karena kejadian beberapa jam sebelumnya. Dia tau karena memang Arkana sudah menceritakan semuanya. Semua, tanpa ada yang terlewatkan, sesuai janjinya.

"Nggak mau bilang ke abang?" Tanya Arlyn pelan dan sangat hati-hati. "Siapa tau abang bisa bantu."

Arkana tersenyum tipis, "Kalau gue mau, gue bisa aja langsung ke abang tadi, tapi gue milih loe. Artinya - "

"Artinya abang belum boleh tau," sahut Arlyn. "Tapi nanti tetep harus kasih tau ya, Na," lanjutnya. Setelah cukup lama mengenal Jeno, dia sadar pemuda itu sangat tidak suka ketika seseorang menyembunyikan sesuatu darinya. Jadi untuk jaga-jaga, dia memperingatkan Arkana akan hal itu. "Nanti dia bisa lebih menggila lagi."

Arkana tersenyum. "Bisa bahaya sih kalau abang ngamuk."

"Ada dua kemungkinan," seru Arlyn. "Pertama - loe bakal dapet lebam biru alias dapet bogem mentah nya kak Jeno. Kedua - gue yakin loe bakal nolak ini - loe bakal nggak di ajak ngomong selama beberapa hari ke depan!"

"Loe bener. Gue lebih milih opsi pertama. Kalau gue dapet si biru kehitaman, semua selesai disana."

"Kalau di diemin, waktunya nggak bisa di prediksi ya, Na?"

"Iya, persis kayak loe!"

"Dih - kok gue?" Seru Arlyn tidak terima.

"Loe kan kalau marah, silent treatment banget. Kita semua sampe pada bingung kalau loe udah diem."

"Padahal tinggal di deketin aja kalau mau, ntar lama-lama juga gue luluh."

"Ya bener sih, apalagi kalau gue yang deketin ya."

"Dih kepedean, lebih cepet Juna ya dari kamu!"

CERITA TENTANG KITA [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang