20. Rumah Sakit

387 17 0
                                    

"You can't always be strong, but you can always be brave"
-Johnny-
.
.
.

"You can't always be strong, but you can always be brave"-Johnny-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Arlyn berjalan tergesa menyusuri koridor rumah sakit, jangan ditanya bagaimana perasaannya saat mendengar kabar kedua sahabatnya dilarikan ke rumah sakit. Tapi sebisa mungkin dia berusaha untuk berpikiran positif, mencoba menghalau semua pikiran negatif dan yakin bahwa mereka akan baik-baik saja.

Dibelakang Arlyn, Jeno dan Juna juga tidak kalah kalutnya. Jeno apalagi, dia tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya karena telah lalai menjaga Arkana.

"Om!" Seru Arlyn begitu melihat Dimas yang terlihat sedang berbicara dengan seseorang.

"Arlyn - " balas Dimas. "Jen - kamu ngebut?" Tanyanya begitu melihat putra sulungnya.

"Iya pa, maaf." Balas Jeno.

"Nggak apa-apa, asal kalian aman."

"Nana gimana pa?"

"Mereka masih di dalam."

"Nggak terjadi sesuatu yang buruk kan om?" Tanya Juna.

"Kita berdoa saja ya," seru Dimas sambil menepuk pelan pundak Juna. "Juna - om bisa serahkan tanggung jawab ke kamu? Om harus pergi sebentar, memberi keterangan ke kantor polisi."

"Bisa, om."

"Om nggak akan lama. Jaga adik-adik kamu ya."

"Iya om."

Sepeninggal Dimas, ketiganya hanya bisa duduk di kursi tunggu di depan ruang ICU. Juna mencoba menenangkan Arlyn yang sudah kembali sesegukan karena tangis, juga meyakinkan Jeno bahwa apa yang terjadi bukanlah kesalahannya.

Setelah menunggu hampir satu jam lamanya, akhirnya ada seseorang yang keluar dari dalam ruangan tersebut.

"Keluarga pasien?"

"Saya kakaknya dok," seru Jeno. "Adik saya baik-baik saja kan, dokter?"

"Pasien bernama Arkana baik-baik saja, hanya mengalami beberapa luka ringan. Sementara pasien Haikal - "

"Haikal kenapa dokter?" Tanya Arlyn.

"Kondisinya sempat kritis karena kehilangan banyak darah akibat luka tusukan di perutnya."

"Haikal - "

"Tapi alhamdulillah dia sudah melewati masa kritis nya," tutur dokter tersebut. "Kedua pasien akan dipindahkan ke kamar rawat, kalian bisa menemui mereka disana nanti."

"Terimakasih banyak dok."

"Sama-sama. Keduanya masih belum sadarkan diri, mohon jangan terlalu berisik ya."

"Baik dok."

Mereka bertiga menunggu dengan sabar, membiarkan pihak rumah sakit melakukan prosedur pemindahan pasien. Kamar rawat Arkana dan Haikal di tempatkan bersebelahan, agar lebih mudah menjaganya. Tadinya Jeno meminta untuk mereka ditempatkan di ruangan yang sama tapi ternyata ruangan itu penuh.

CERITA TENTANG KITA [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang