Tap... Tap... Tap... Langkah kaki sayup terdengar, isakan demi isakan membaur bersama.
Miris dirasa. Awan pun ikut menangis bersama, langit pun ikut melampiaskan emosinya tanda tak terima.
Gadis cantik berwajah pucat itu sesekali mengalihkan atensi. Dadanya memburu naik dan turun, langkah kaki nya terseok-seok, darah segar mengalir lewat lubang hidungnya itu, dan seragam sekolah yang sudah tak lagi rapi.
Gadis itu tetap berjalan tertatih, mendekati pembatas yang hanya satu meter tinggi nya. Tatapan nya kosong, ia menutup mata sesekali, memanjatkan doa dalam hati. Berharap penderitaan ini usai dengan cepat. Namun nyatanya, sang takdir tidak berkehendak.
"Ya Tuhan. Hamba mu sudah lelah. Perjuangan ku hanya bisa sampai sini sahaja. Ku serahkan semuanya pada mu. Aku bukan orang kuat yang selama ini engkau kira."
Pejaman mata terus dipererat. Suara seorang pria terdengar nyaring. Seakan tuli, gadis itu tetap saja tidak mau berhenti. Gadis itu tumbang, melesat jatuh kebawah.
"TIDAK! KUMOHON. BUKAN JALAN INI YANG HARUS KAU TEMPUH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE MY SELF
Teen Fiction"Kata orang. Kalau kita berdoa disaat hujan, doa nya bakalan dikabulkan. Emang bener yah? Kalau bener begitu, aku pengen mati ajah. Boleh gak?!" Renita Zalia Norfian Dandias Terkadang kita harus kuat menghadapi segala masalah yang ada. Tetapi, l...