Chapter 2

3 2 0
                                    

"Jadi udah datang semua ini?"
Tanya pria paruh baya yang memakai seragam perwira tsb.

"Udah kok om." Jawab Rexa sambil memperhatikan satu persatu temanya.

"Kalian kok bisa telat?" Tanya Andre

"Gara² nungguin ni anak satu om. Cari kunci motornya." Kesal cowok yang bertindik itu sambil menunjuk seseorang yang ada disampingnya.

"Salahin aja gue salahin. Ikhlas gue." Pasrah cowok yang ditunjuk itu.

"Maaf om tadi jalannya lumayan macet juga dari rumah Virgo kesini." Sanggah cowok yang memakai Hoodie hitam.

"Its okay, Gara. Kalian ga telat² banget kok." Jawab perwira polisi tadi.

Cowok yang dipanggil Gara itu pun tersenyum menanggapinya.

Andre melihat jam tangan yang terpasang di tanganya. Menunjukkan pukul 8.10 malam

"Segera bersiap, jangan sampai tikus itu kabur lagi malam ini."

Ke 5 remaja itu saling pandang kemudian mengikuti 2 orang pria tersebut ke arah rak buku di kanan ruangan.

'klik' bunyi itu muncul setelah Andrea menarik salah satu buku di rak sana.

Perlahan rak tsb terbuka menunjukkan sebuah pintu berwarna hitam yang menggunakan face code untuk masuknya.

Satu persatu dari mereka pun menscan wajahnya di pintu itu. Terpampang ruangan yang tidak terlalu besar dengan sebuah meja beserta 7 kursi disekelilingnya. Rak² kayu di sebelah kanan dan layar proyeksi proyektor di sebelah kiri.

Mereka mulai menduduki kursinya masing². Andre menyetel layar proyeksi, menunjukan sebuah peta lokasi didaerah Bandung Utara.

"Sooo, ini rencananya jadi gimana?" Tanya cowok bertindik

"Perancang strategi kalian sudah merencanakan sesuatu." Jawab Andre melihat ke arah cowok yang dipanggil Virgo tadi.

"Jadi nanti gini. Gue, Langit sama Gara naik Jeep. Langit Lo nyetir."

"Gampanggg" jawab cowok bertindik yang dipanggil Langit oleh Virgo.

"Oke lanjut. Nah, Rexa Lo bakal pantau 'tikus besar' dan ngawasi area luar. Gara sama Ares kalian masuk kedalam. Nanti gue sama Langit bakal nyusul setelah ngeretas listrik di gedung itu. Oke?"

Ke 5 orang tersebut mengangguk mendengar penjelasan Virgo.

"Last, Gara sama Ares jgn masuk dlu sebelum dikomando sma Rexa."

Gara dan Ares pun mengangguk.

"Oke sekarang siapkan peralatan kalian."
Andre kemudian mengetuk meja besar di depan mereka dengan ritme. Itu adalah pass untuk membuka meja tsb.

Desing pelan keluar dari meja tsb. Beserta cahaya redup yang mengiri terbukanya meja.

Mereka membuka jaketnya masing² dan mengenakan alat pelindung peluru dada. Kemudian mengenakan kaos dan rompi yang sudah berisi peralatan² khusus pilihan mereka.

Rexa dengan beberapa kantong bubuk peledak serta cadangan slot peluru di rompinya. Dengan senjata kesayangannya yaitu pistol berjenis desert eagle buatan Israel.

Virgo dengan tab kesayangan yang ia rancang sendiri dan tentunya beberapa serbuk peledak juga. Dan tentunya beberapa jarum dart yang sudah di lumuri racun pelumpuhan.

Langit dengan pemukul bisbol kesayangannya. Entah dia lebih suka membawa itu dari pada pistol serta yang wajib dibawa yaitu serbuk peledak.

Gara dengan beberapa serbuk peledak dan slot peluru juga. Dan tak lupa pistol Colt M1911A1, buatan Amerika serikat yang selalu ia bawa kemana².

shadow secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang