06 - Kenapa gue?

22 4 0
                                    

Tak terasa hari demi hari dilewati Mareta, dan hari ini sudah hari Minggu. Ya waktunya healing menghilangkan rasa penat selama seminggu menjadi seorang mahasiswi yang banyak tugas.

"Bosen deh."gumam Mareta dengan posisi tengkurap di atas kasurnya.

Tok tok tok..

"KAK DI DEPAN ADA KAK AZKA."teriak adik laki-laki Mareta yang sekarang berumur sekitar 17 tahun.

"IYA..."jawab Mareta segera ia beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar untuk menemui sahabatnya.

"Kenapa?"tanya Mareta setelah berada di depan sahabatnya.

"Jalan yuk."ajak Azka.

"Kemana?"

"Terserah lo ngajak nya kemana."ucap Azka menaik turunkan alisnya.

"Beneran ya."Azka mengangguk kepalanya.

"Yaudah tunggu bentar."Mareta segera masuk kembali ke rumah dan kamarnya untuk mengganti pakaian dan juga sedikit memoles bedak di wajahnya.

Setelah beberapa menit kemudian Mareta sudah siap dengan dres selutut berwarna hitam, dengan lengan panjang dan juga rambut yang di kepang ke samping.

"Udah."ucap Mareta yang berada di hadapan Azka.

"Ngapain kok pakai rok."

"Ya gapapa sih Ka, kenapa sih lo?"

"Gue nggak bawa mobil, kalau naik motor ntar  lo nggak nyaman."ucap Azka segera beranjak dan menuju ke arah motornya.

"Gapapa kok Ka aman."ucap Mareta segera menaiki motor Azka.

"Nih letakkin di atas paha lo."ucap Azka sembari menyerahkan jaket yang tadinya ia pakai.

"Nggak usah Ka, ntar lo kepanasan apalagi pake kaos pendek."Mareta menolak itu, dirinya tidak mau jika Azka kepanasan dan berakhir belang.

"Gapapa pake aja cepetan."Mareta menghela nafasnya, dia tidak bisa berkutik lagi. Kalau Azka sudah bilang A berarti tetap A dan tidak berubah.

Setelah perdebatan kecil diantara mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk segera berangkat ke tujuan yang memang belum jelas.

"Jadinya kemana Ka."ucap Mareta di sebelah telinga Azka agar cowok itu mendengar apa yang ia ucapkan.

"Ke pantai mau?"tanya Azka sedikit meninggikan suaranya.

"Hah, beneran."

"Iya beneran."ucap Azka ulang. Mareta yang mendengar itu pun matanya seketika berbinar. Cewek itu juga suka sekali dengan yang namanya pantai. Ya cewek penuh dengan keunikan tersendiri yang tidak dapat di temui di cewek lain.

Dan di sepanjang jalan menuju ke Pantai Mareta tak henti-hentinya menarik sudut bibirnya. Dirinya sangat bahagia. Mungkin selama ini dirinya hanya ke pantai kurang dari 5 kali dan ini ke 5 kalinya ia bisa merasakan hembusan angin di tepi laut dengan ombak yang menerjang pantai.

"Dah sampai belom sih Ka?"tanya Mareta pada Azka yang sudah memberhentikan motornya.

"Belum , kita makan dulu ya, lo emang nggak laper."

ƒαтυσυѕ ℓσνє (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang