23 - Physical Touch

18 4 0
                                    

Malam-malam begini, biasanya Mareta bersantai di balkon kamarnya yang menampilkan gedung-gedung pencakar langit tak lupa juga hembusan angin malam yang sejuk menerpa permukaan kulitnya. Malam ini begitu cerah dengan bulan sabit dan juga banyaknya bintang-bintang.

Malam ini Mareta merasa sangat bosan karena tidak ada kegiatan untuknya. Ia hanya saling bertukar pesan dengan sang pacar ralat sang tunangannya di handphonenya.

"Hallo."panggilan masuk begitu saja di handphonenya saat dirinya tidak membalas pesan cowok bernama Azka itu.

"Hemm."jawab Mareta begitu malas.

"Kamu kenapa sayang?"tanya Cowok itu yang hanya mendapatkan jawaban singkat.

"Gapapa."

"Coba sini cerita, Azkanya Mareta masih di sini."

Mareta hanya bisa menyunggingkan sedikit senyumannya tanpa di ketahui oleh sang penelepon di seberang.

"Aku nggak kenapa-kenapa."jawab Mareta ulang.

"Trus kenapa? Kamu udah makan belum , mau makan apa?"deretan pertanyaan terucap begitu saja di bibir Azka.

"Gamau, maunya kamu."jawab Mareta. Tanpa aba-aba juga Azka langsung mematikan telfonnya secara sepihak.

"Hallo Ka."ucap Mareta memanggil cowok di seberang telpon dan ternyata tidak mendapatkan respon dari cowok itu.

Mareta menghembuskan nafasnya pelan"Bikin kesel aja."ucapnya dengan raut wajah kusut dan bibir sedikit mengerucut.

Selama beberapa menit juga Mareta hanya berbaring di atas kasurnya dengan mencoba memejamkan matanya berkali-kali namun tetap saja gagal. Ia merubah lagi posisi tidurnya dengan sesekali berguling-guling agar memusnahkan rasa bosannya.

Tok tok tok
Suara pintu kamarnya di ketuk dari luar yang membuat Mareta bangkit dari tidurnya untuk membuka pintu kamarnya.

"Kenapa Bun?"tanya Cewek itu melihat kehadiran sang Bunda yang tadi mengetuk pintunya.

"Ada Azka di bawah."ucap Bunda to the point. Mareta pun segera menuju ruang tamunya untuk menemui Azka terlebih dahulu dengan piyama yang ia pakai.

"Ngapain kesini."ucap Mareta sedikit ketus terhadap Cowok itu.

"Ini makanan buat kamu."ucap cowok itu menyerahkan se kantong plastik makanan ke Mareta. Cewek itu mengangguk. Ia duduk di debelah Cowok itu dengan santainya.

"Sini biar Aku yang buka."sahut Cowok itu membuka kantong plastik di tangan Mareta.

"Mau di suapi?"tawarnya. Mareta menggeleng. Namun Azka tetap menyuapi Cewek itu.

"Kenapa kok belum makan?"tanyanya pada Mareta yang masih mengunyah makanan yang baru saja di suapkan untuknya.

"Gwapwapa."ucap Cewek itu dengan mulut penuhnya. Azka terkekeh mendengar itu "Di telen dulu."

Setelah menelan makanannya"Orang lagi makan di tanyain."komentarnya pada Azka yang bertanya saat Cowok itu baru saja menyuapinya.

Azka terkekeh "Maaf ya, yaudah di abisin dulu."ucapnya. Azka kembali menyuapkan makanan yang terbungkus dengan kotak itu kepada pacar sekaligus tunangannya hingga habis tak tersisa.

"Aduh kenyang."Cewek itu mengusap perut yang tadinya rata kini sedikit membuncit karena makanan yang dimakannya.

"Alhamdulillah."ucap Azka yang di tirukan oleh Mareta seperti anak kecil yang baru saja belajar bicara. Azka membersihkan sampah makanannya untuk dibuang ke sampah depan rumah Cewek itu.

"Bentar mau buang ini dulu."ucap Azka pergi dari hadapan Mareta untuk membuang sampah terlebih dahulu.

Mareta masih dengan posisinya. Bersandar di sandaran sofa dengan tangan yang sibuk mengusap perutnya karena terlalu kenyang dengan makanan yang dimakannya. Matanya menatap langit-langit ruang tamu dengan sesekali mengerjap.

"Kenapa perutnya?"tanya Azka yang baru saja kembali. Mareta menatap Azka dengan raut wajah yang sulit di artikan.

"Kekenyangan."jawabnya singkat.

"Kenapa nggak bilang kalau udah kenyang, kan nggak usah di abisin makanannya."tutur Azka yang membuat Cewek itu menatap jengah ke arah Azka. Azka berinisiatif mengulurkan tangannya untuk mengusap perut yang sedikit buncit milik Mareta.

"Ngapain."tanya Mareta yang melihat tangan Azka yang sudah ada di atas tangannya.

"Biar Aku usapin."Mareta hanya nurut saja. Tangannya pun ia singkirkan dari perutnya untuk digantikan dengan tangan Azka yang akan bertengger di atas perutnya untuk sekedar mengusapnya. Mareta yang dasarnya tim physical touch bisa menerima perlakuan itu, namun masih dengan batas dan pengawasannya.

Lega. Satu kata yang bisa Mareta ucapkan ketika Cowok itu terus mengusap perutnya ke atas bawah secara menerus hingga dirinya merasa sangat plong. Tanpa disadari pikirannya terlintas dengan adegan yang ada di depannya. Ini seperti orang yang lagi hamil kemudian perutnya diusapi oleh sang suami. Membayangkan saja bisa membuat Mareta senyum-senyum sendiri.

"Kenapa kok senyum-senyum."ucap Azka yang melihat bibir Mareta sedikit tertarik ke atas.

"Ndak papa."jawab Mareta.

"Pasti ada yang disembunyikan."ucap Azka dengan mata memicing ke arah Mareta.

"Nggak itu loh Ka. Tadi tiba-tiba kepikiran gitu aja kalau nanti Aku lagi hamil, terus diusapin kayak gini."

"Ada-ada aja."ucap Azka. tangan Cowok itu ia singkirkan dari perut Mareta untuk mengusap pundak kepala Cewek itu.

"Tapi lucu juga sih, kalau nanti Kamu hamil pati diusapin tiap hari sama Aku."ucap Azka yang juga ikut membayangkan. Ah rasanya itu masih sangat jauh untuk terjadi.

"Jadi pengen cepet nikah."Gumam Cowok itu yang didengar juga oleh Mareta.

Mareta tersenyum"Kerja dulu buat modal nikahnya."ucap Mareta. Azka menolehkan pandangannya kepada Cewek itu untuk ditatapnya dengan lekat.

"Iya pasti kok pasti, Aku pengen cepet serumah sama kamu, tidur berdua sama kamu, pokoknya semua sama Kamu."Mata hitam pekat itu masih setia menatap Manik mata Mareta yang sedikit kecoklatan dengan begitu intens. Mareta hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban "iya". Ternyata benar ya, cinta bisa mengubah segalanya.

Azka teringat bagaimana pertemuannya dengan Cewek di depannya yang begitu tiba-tiba tanpa rencana. Ia sangat berterimakasih pada Tuhan karena sudah menemukannya dengan sosok Cewek cantik nan manis bernama Mareta itu. Rasanya Cowok itu harus berulang kali berterimakasih.

"Mau dibuatin kopi atau teh?"tawar Mareta pada Azka yang hanya diam saja menatap dirinya. Sebagai tuan rumah yang baik Mareta harus berinisiatif memberikan sedikit makanan atau minuman untuk menghormati tamunya itu

"Nggak usah."jawab Cowok itu. Azka tersenyum "Udah malam juga, bentar lagi Aku mau pulang ya."ucapnya.

"Yahh, kok pulang."raut wajah Mareta berubah begitu saja setelah mendengar itu. Ingin sekali Mareta mengunci cowok itu dalam kamarnya agar tidak bisa pulang, karena ia benar-benar rindu.

"Besok lagi ya."Mareta cemberut.

"Nggak mau."tangan mungil milik Mareta melingkar pada lengan kekar Cowok itu untuk mencegahnya agar tidak pergi sekarang.

"Besok lagi ya , nggak enak sama Bunda kalau pulangnya kemalaman."Mareta menghembuskan nafasnya "Yaudah."putusnya dengan perasaan tidak senang.

"Yaudah Aku pamit dulu ya cantikku."

~~~~
Bersambung...

28 Maret 2023

Happy reading All :)







ƒαтυσυѕ ℓσνє (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang