ventiquattro

766 54 13
                                    

Langkah ku sampai di depan apartemen Jessi, walau seminggu lamanya aku tak ke sini. Rasanya medan magnet tempat ini, masih menarik diriku ke dalam.

Karena aku masih ingat pin nya, aku masukkan dan ternyata masih sama. Saat pintu dibuka, langsung nampak sofa ruang tengah dan seseorang yang duduk berdiri dan menoleh padaku.

"Freya..." Suara Jessi terdengar parau

Jessi langsung rubuh dengan hidung mengeluarkan darah, sontak aku mendatanginya dengan Cepio.

Ini kenapa?!




























Hai, kembali lagi dari POV aku setelah sekian lama.

Sekedar informasi singkat, aku dan 4 member JKT48 lainnya berkesempatan untuk mendatangi 3 sekaligus sister grup kami di Jepang. Tak hanya bertandang, namun kami belajar banyak hal yang kami pelajari dari sister grup 48 lainnya.

Pasti kamu mengira aku bahagia kan? Pasti kamu kira aku enak-enakan pergi ke Jepang dan melepas penatku dari masalah dengan Jessi kan?

GAK!

Aku stress, kacau, insomnia, depresi. Seakan ada hantu di kepalaku, ia terus menggentayangi diriku lewat mimpi. Firasat buruk selalu membayangiku, hingga kadang aku kesulitan tidur.

Awalnya saat sampai di Akihabara semua baik-baik aja, namun hari kedua lah penyiksaan itu dimulai. Mimpi buruk, firasat tak enak, sampai aku tak kuat menghadapi semua ini. Ini sebenarnya ada apa!?

Izinkan aku menceritakan kembali mimpi buruk apa aja yang aku alami, mungkin kamu bisa menafsirkan mimpi apa yang aku alami? Aku mohon bantu aku.

Malam pertama aku bermimpi Jessi dibunuh dengan ditembak orang tak dikenal.

Tiba-tiba aku bermimpi sedang date sama Jessi di sebuah kedai es krim, semuanya normal. Kami makan es krim berdua di meja depan kedainya.

Tapi dari belakang Jessi, tiba-tiba ada orang asing memakai jaket hitam, celana hitam, dan memakai masker berjalan mendekati Jessi. Pokoknya sangat tertutup dan hampir tak aku kenali. Tangan kanannya masuk ke dalam saku, dan seperti memegang sesuatu.

Aku masih ingat apa yang ia ucapkan, sangat jelas.

"Jessi?." Suaranya adalah laki-laki yang sangat berat

Jessi menoleh "iya?."

Kepala Jessi tiba-tiba ditembak dengan pistol, ia langsung rubuh ke atas meja dengan dahi berlubang akibat tembakan dan mata yang terbelalak.

Sontak aku terbangun, dan ternyata aku sedang di hotel bersama Cepio di sebelahku. Beberapa saat aku linglung, dan memutuskan tidur kembali karena menganggap itu hanya mimpi buruk.

Tapi aku salah,

Esoknya mimpi seperti ini kembali menghantuiku, tentu dalam mimpi lagi. Namun setting kali ini berbeda, aku dan Jessi sedang berjalan dan tentu ada es krim di tanganku yang mengindikasikan jika kami habis beli es krim lagi.

"Yuk agak cepetan jalannya Fre, kayaknya udah pada nungguin deh." Peringat Jessi dan kami berjalan cepat sambil memakan es krim

Karena kami membeli es krim di seberang maka pulangnya harus menyebrang jalan ke FX, maka kini kami harus menyebrangi jalan yang ternyata lumayan lengang walau kini sudah sore. Sebelum jalan tentu aku liat kiri kanan, tapi Jessi main jalan gitu aja.

Dari kiri nampak mobil berkecepatan tinggi melaju kencang ke arah kami, namun aku tak bisa melihat siapa pengemudinya karena ia menggunakan masker.

"Jessi awas!." Bodohnya Jessi ia menengok ke arahku dan aku juga telat menarik tangannya

JKT48 Oneshoot Projects : Jeccisa × Anayerf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang