Rose terus menatap gadis yang terus menangis tersedu disisi teman Jaehyun. Perasaannya bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya gadis itu, namun tidak berapa lama pintu ruang dimana Jaehyun dirawat terbuka dari dalam dan otomatis membuatnya bangkit dari posisinya termasuk Jungkook dan juga gadis itu.
"Kondisi pasien sudah mulai stabil, sekarang kita hanya bisa menunggu dia siuman."
Rose dan Sinbi sama-sama mendesah lega, lalu kemudian Sinbi mendekati dokter itu. "Bisakah saya melihat keadaannya?"
Dokter itu mengangguk. "Tentu saja, tapi hanya boleh untuk satu orang. Yang lainnya harus menunggu di luar."
Sinbi mengangguk, lalu kemudian ia masuk ke dalam ruang inap Jaehyun meninggalkan Jungkook dan Rose disana.
Rose bisa melihat ada gurat raut kekecewaan di wajah Jungkook, lantas ia pun berjalan mendekatinya.
"Apakah dia kekasihmu?" tanyanya.Jungkook yang awalnya menunduk kini mengangkat kepalanya guna menatap Rose, ia menggeleng.
"Dia sahabatku."
Rose nampak beroh ria, lalu ia kembali menatap Jungkook. "Jadi, dia pacar Jaehyun?"
Jungkook nampak mendengus. "Bukan."
Kemudian ia jadi teringat akan sesuatu. "Tidak mungkin, jangan bilang gadis itu adalah gadis yang membuat kalian bertengkar waktu itu."
Jungkook tidak menjawab, namun hal itu semakin menambah dugaan kuat Rose.
"Wah, dunia benar-benar sempit. Siapa yang mengira aku juga akan bertemu dengan gadis itu."
"Bisakah kau diam?"
"Hmm?"
"Mengapa kau terus berbicara tidak jelas?" semprot Jungkook kesal, lalu kembali duduk ke kursi tunggu.
"Lelaki gila itu.... Memangnya salah jika aku bertanya atau berbicara, aku kan punya mulut. Lihat ini, kau juga..." Perkataan Rose terpotong ketika seorang pasien yang duduk tak jauh dari posisi mereka berada menyelanya.
"Nona, ini rumah sakit. Tolong jangan berisik."
Rose pun langsung mengatupkan bibirnya dan meminta maaf. Lantas ia pun juga kembali duduk di kursi tunggunya tadi yang bersebrangan dari kursi tunggu Jungkook.
Sementara itu, Sinbi baru saja menutup pintu ruang inap Jaehyun dan ia sudah disambut dengan pemandangan yang mengiris hatinya.
Di sebuah brankar di depannya, ada Jaehyun yang terbaring lemah tidak sadarkan diri. Tak terasa air matanya kembali menitik, hatinya teremas sakit. Sinbi sama sekali tidak membayangkan Jaehyun dalam situasi seperti ini. Entah mengapa ia jadi merasa bersalah. Ia merasa tidak bisa menjadi sahabat yang baik.
Dulu Jaehyun menjaganya dengan baik, tapi Sinbi tidak bisa menjaganya balik dengan baik. Jaehyun nya yang malang.
"Jaehyun," lirihnya.
Tidak ada sahutan seperti biasanya, hanya suara pembaca detak jantung yang sepertinya selalu siap menjawabnya.
Tit! Tit! Tit!
Sinbi dengar, jika orang dalam keadaan kritis, mereka masih bisa mendengar suara di sekitarnya.
"Aku benci melihatmu seperti ini dan entah mengapa aku juga membenci diriku sendiri yang tak bisa menjagamu dengan baik," ucapnya menyalahkan dirinya sendiri.Tangannya meraih tangan Jaehyun dan menggenggamnya erat berusaha memberi kekuatan.
"Aku berjanji, jika kau sadar nanti. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Apapun keinginanmu, aku akan mengabulkannya untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Everywhen(Sinkook)
FanfictionJungkook selalu berada disisinya ketika Sinbi membutuhkan lelaki itu. Bahkan ketika gadis itu melalui traumanya pada hujan dan laut, Jungkook tidak pernah absen menemaninya untuk menenangkannya. Namun setelah Jungkook memiliki kekasih, mereka jadi t...