Menu makan malam ini mungkin bisa dibilang sedikit lebih elite daripada hari-hari sebelumnya. Semangkuk mie instant dengan segelas air putih, biasanya setiap hari Adit hanya makan nasi dan ikan asin. Bahkan ia merasa lupa rasa mie perusak lambungnya yang biasanya setiap hari ia makan sambil membuat content youtube.
Karena sudah hampir satu bulan Adit hanya menggunakan sedikit uang nya, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Karena sekarang ia hanya orang sederhana asal mencukupi kebutuhan sehari-hari, meski sekarang masih bisa di bilang segala kebutuhannya pasti akan tercukupi.
Ketika satu sendok mie instan menuju mulutnya tiba-tiba lampu di rumahnya mati, mungkin dari kwh nya karena ia sama sekali belum membayar listrik bulan ini.
"ngertian banget ni lampu nambah susah aja". Ucap Adit yang kemudian pergi ke warung membeli lilin.
"Permisi bu mau beli lilin satu berapa bu? ". Tanya Adit pada ibu penjaga warung.
"Tiga ribu nak".jawab si ibu sembari memberikan lilinnya pada Adit.
"Ini bu uangnya ambil aja kembaliannya, makasih bu". Ucap Adit sambil memberikan uang lima puluh ribunya dan langsung pergi karena mengingat mie nya di rumah.
"Sama-sama nak". Ucap si ibu.
Lilinpun menyala di atas meja di hadapan Adit yang sedang menikmati semangkuk mie kuahnya meski sudah sedikit dingin. Dari luar dua orang kakek-kakek melewati halaman rumah nya.
Terlihat dari jendela rumah Adit cahaya lilin dan bayangan Adit di hadapannya karena dia duduk tidak jauh dari pintu rumah.
"Lihat apakah dia sedang melakukan ritual malamnya?". Ucap seorang kakek sambil menunjukkan apa yang dia lihat.
"Sepertinya begitu". Jawab kakek satunya.
"Apa perlu kita bicarakan kepada pak RT?" tanya si kakek.
"Ini memang harus di laporkan bagaimana kalau dia mengambil uang di rumah kita dengan cara begitu". Jawab kakek satunya dengan rasa tidak menyangka kalau di desanya ada orang seperti itu.
"Mentang-mentang orang baru Seenaknya saja berbuat seperti itu". Ucap si kakek dengan sedikit marah.
"Yasudah besok kita laporkan, ayo lanjutkan dulu meronda". Dan kemudian kedua kakek-kakek itupun pergi melanjutkan perjalanannya berkeliling desa.
Ketika di pagi hari saat Adit membukakan pintu, karena ia berniat akan menjemur pakaian di halaman rumahnya sudah banyak warga yang seperti sedang menunggunya. Sangat membingungkan apakah ada acara di hari ini? Tapi kenapa orang-orang seperti menantinya dengan raut muka yang terlihat kesal.
"Permisi bisa saya bicara sebentar dengan anda". Ucap pak RT kepada Adit.
"Tentu pak mari silahkan masuk". Jawab Adit sembari mempersilahkan pak RT masuk ke rumahnya.
Sedikit merasa aneh melihat gerak gerik pak RT yang sepertinya ada rasa curiga dengan rumah Adit.
"Silahkan duduk pak". Ucap Adit pada pak RT.
Pak RT terus saja menatap lilin bekas semalam yang hanya tersisa setengahnya. Adit pun memecah keheningan dengan bertanya.
"Maaf pak ada perlu apa?"
"Begini nak saya mendapat info dari warga yang bertugas meronda semalam, apakah benar kau mencari uang dengan menjaga lilin setiap malam?". Jawab pak RT.
Sedikit rasa kaget karena di tuduh seperti itu. Malah merasa serba salah apakah terlalu miskin itu menyusahkan sekaligus merepotkan? hanya karena belum bayar listrik satu bulan ia disangka ngepet.
"Nak kenapa malah melamun jawab pertanyaan dari saya". Ucap pak RT karena melihat Adit yang hanya melamun menatap lilin dihadapannya.