4

14 3 0
                                    

Akhir - akhir ini Adit merasa lega dari pikiran yang menumpuk di kepalanya. Dari memikirkan uang yang tak kunjung habis juga tuduhan yang tak masuk akal.

Karena hidup dengan kesederhanaan menurut Adit lebih nyaman daripada berlebihan. Dan sekarang Adit mulai akrab dengan orang-orang disekitar, berbeda daripada hari-hari sebelumnya.

Menjadi agen pulsa untuk memenuhi kebutuhan, karena Adit sudah tidak tertarik dengan content creator. Meskipun uang yang di hasilkan cukup malahan lebih, tapi itu membuat Adit prustasi untuk menghabiskannya. Di tambah dengan orang-orang mengira yang tidak-tidak.

Ia juga sudah tidak lagi menjual permen berduit karena uang yang ditabung nya semakin hari makin menipis meski hasilnya tidak sebanding dengan yang ia jual tapi itu cukup membantu. Sekarang penghasilan yang ia andalkan dari berjualan pulsa.

"Dit mau isi pulsa". Ucap Jaka tetangganya.

"Boleh isi berapa?". Tanya Adit.

"Goban dit". Kemudian Jaka memberikan nomor telponnya pada Adit.

"Udah masuk belum?"

"Udah dit makasih ya". Jawab Jaka.

"Okeh mana bayarannya?. Tanya Adit pada Jaka.

"Hehe, ngutang dulu boleh kali lu mah kan baik" jawab Jaka sambil nyengir bagai kuda.

"Gak jauh dari perkiraan gua lu mah ah, yaudah tapi bayarnya jan lama - lama".

"Siap bos". Ucap Jaka yang langsung masuk ke rumahnya yang tidak jauh dengan rumah Adit.

"Dasar kunyuk paling doyan kalo soal ngutang". Kemudian ia pun kembali masuk ke rumahnya mengingat cuciannya yang menumpuk bagai gunung.

Sudah terbilang satu minggu lamanya Adit tidak melihat Jaka keluar dari rumahnya ataupun main ke rumah Adit. Saat sedang menjemur pakaian pak Wawan menghampirinya.

"Permisi nak bapak ketitipan pesan dari Jaka katanya suruh nak Adit ke rumah neneknya". Ucap pak Wawan pada Adit.

" pantesan sepi, yaudah makasih pak nanti saya kesana". Jawab Adit.

"Sama-sama nak". Kata pak wawan dan setelahnya ia pulang dari rumah Adit.

Setelah membereskan pekerjaan rumah, Adit langsung ke rumah nenek Jaka yang tidah jauh dari sekitaran rumahnya untuk menemui Jaka.

"Assalamu'alaikum permisi". Ucap Adit yang sudah di depan pintu rumah, tidak lama kemudian nenek Jaka membukakan pintu.

"Waalaikumsalam silahkan masuk nak Jaka ada di kamar". Kata nenek Jaka dan mempersilahkan Adit masuk rumahnya, kemudian ia langsung masuk untuk menemui Jaka.

Ketika membukakan pintu kamar terlihar Jaka yang meringkuk dengan selimut tebal.

"Kenapa lu? , tadi pa Wawan suruh gua kesini ". Tanya Adit pada Jaka.

"Gua mau minta jampe". Jawab Jaka.

"Jampe apaan jampe pelet? gua bukan dukun".

"Gapapa dit gua ngimpi suruh minta jampe sama lu biar gua sembuh".

Flashback ngimpi

"Dit gua minta obat sama lu badan gua panas dingin gini". Ucap Jaka pada Adit.

Kemudian Adit pergi ke dapur mengambil segelas air terlihat mulutnya komat kamit seperti sedang membaca do'a atau jampe.

"Nih minum tiga kali usapin ke muka sisanya pake lu mandi, kalo udah mendingan lu jangan makan sayur kol".

"Okeh siap makasih dit". Ucap Jaka.

Merasa aneh setelah mendengarkan cerita dari Jaka bukannya berobat ke dokter malahan percaya sama ngimpi.

"Lu mah ngaco itu cuman mimpi kampret malahan gua bukan ahli begituan".

"Cepetan dit lu gak kasian gua bigini? ". Tanya Jaka.

"Yaudah deh gua ambil minumnya dulu". Aditpun pergi ke dapur mengambil segelas air putih.

"Udah gini gimana?".

"Kaya di mimpi gua kasih do'a jampe lu".

"Do'a apaan gua gak bisa".

"Hihh lu mah ah yaudah ucapin bismillah aja". Kemudian Aditpun mengucapkan bacaan bismillah. Dan memberikan airnya pada Jaka.

"Nih lu minum tiga kali abis itu usapin ke muka sisanya pake mandi".

"Mantep uy udah pantes jadi dukun beneran". Ucap Jaka memberi dua jempol pada Adit.

"Berisik lu mah ah cepetan minum keburu kabur tu jin dalem airnya".

"Siap mbah". Kemudian jaka pun meminum dan mengusapkan airnya sesuai dengan yang di perintahkan Adit dan menyisakan setengahnya untuk dipakai mandi.

"Kalo soal makan sayur kol itu gimana dit, mana itu makanan kesukaan gua malah lu larang segala"

"Lu yang ngimpi nyalahin gua"

"Yaudah deh mulai sekarang gua gak makan sayur kol lagi, makasih dit nih buat lu". Kata Jaka sambil menyodorkan uang seratus ribu pada Adit.

"Gua gak minta buruh"

"Gak papa sebagian bayar utang sisanya buat lu"

"Yaudah makasih, gua pulang dulu". Setelah berpamitan, kemudian Adit pulang dari rumah neneknya Jaka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Money makes me overdoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang