[01] hari pertama

31 18 8
                                    

°Akane POV

*KRIINGG KRINGG!

Nada dering alarm pun berbunyi, menunjukkan pukul 03.45. Jangan heran, biasanya aku bangun jam segini kok setiap hari.

Aku segera mengeluarkan tangan ku dari selimut dan mencoba meraih alarm digital itu untuk mematikannya.
*tiit

Aku pun segera merubah posisi ku menjadi duduk di pinggir ranjang ku. Segera mengumpulkan nyawa.

Lalu aku pun membuka tirai kamar ku. iris ku yang berwarna violet menatap langit yang masih gelap dari dalam kamar.

 iris ku yang berwarna violet menatap langit yang masih gelap dari dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ini matanya akane,buatan author sendiri lohk)

Ah....lupa.

Perkenalkan,namaku Shiruka Akane. Biasanya orang-orang memanggil ku Akane, atau apa lah terserah mau manggil apa, selagi aku setuju.

Aku memegang kekuatan berupa poison atau racun. Biasanya aku selalu bereksperimen di laboratorium sekolah atau bahkan di ruang bawah tanah rumahku untuk membuat ramuan. Kekuatan ku ini juga bisa untuk melindungi diri ku sendiri menggunakan racun itu. Keren kan.

Aku juga bisa membuat berbagai bentuk kekuatan ku sesuka hati, misalkan akar beracun, serangga beracun, dan masih banyak lagi. Aku juga senang membuat racun dari bahan-bahan yang berbeda-beda, ada yang dari cairan asing, tumbuhan, dan lainnya.

Tenang,aku nggak ngeracunin sembarang orang kok. Yakali.

Selain membuat ramuan beracun, aku juga bisa membuat ramuan untuk obat. Bahkan obat-obatan yang ada di UKS sebagiannya dari racikan ku.

A/N: Mereka mengenal Akane sebagai gadis yang ramah dan murah senyum. Tapi disaat yang bersamaan, aura senyuman itu bisa berubah menjadi tajam dan menakutkan jika dia sedang kesal.

A/N: Faktanya meskipun gadis ini selalu tersenyum, gadis ini terlahir tak memiliki emosi. Jadi saat tumbuh besar, dia sama sekali tidak pernah marah, menangis, ataupun tertawa.

A/N: Dirinya selalu tersenyum untuk mengenang sifat ibunya.

"Mama ingin sekali melihat wajah anak mama ini tersenyum seperti mamanya."

Backstory:
Gadis yang ditakdirkan terlahir tanpa memiliki emosi, kondisi ini tentu disebut abnormal. Saat tumbuh, dirinya tak seperti anak-anak lain yang sudah bisa mengekspresikan emosi mereka seperti menangis dan tertawa. Sedangkan dirinya tidak bisa.

"Mama, kenapa aku tidak seperti teman-temanku yang lain? mengapa aku tak bisa tertawa bahagia seperti mereka? apakah mama menyesal melahirkan ku karena tidak terlahir normal seperti anak lain?"

BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang