HARMONI | PART 36

388 56 9
                                    

Ada tambahan cerita
Boleh diulang bacanya

Untuk update sementara

...

Nafas mereka terengah-engah. Kejaran zombie membuat mereka merasa kehabisan nafas. Sekarang keempatnya bersembunyi dengan aman. Ryi berdiri sembari menendang lemari rak yang sudah kumuh.

"Gue capek!" teriaknya melampiaskan emosi.

Kalen bangkit dan menarik Ryi. "Lo bisa ngundang mereka lagi, anjir!"

Ryi berdecak lalu mendorong Kalen pelan. Ia menghampiri Ben yang duduk dengan kepala ditangkup. "Kak, lo punya rencana?" Ben mendongak dengan wajah sayu lalu menggeleng. "Sebentar, gue lagi mikirin caranya."

"Kita harus segera ke kantor polisi." ucap Ryi.

Noze bangkit lalu berjalan kearah jendela. Ia melihat pemandangan disana, Ryi yang melihat berkacak pinggang seraya menghampirinya. "Lo punya rencana gak? Otak lo bisa kepake kan?"

Noze menatap sinis Ryi dari ekor matanya, ia mengulurkan tangannya menunjuk bangunan. "Itu kantornya, kita perlu turun dari sini."

Ryi tersenyum miring sembari menepuk bahu Noze dengan senyuman merekahnya. "Pinter!"

"Gais, sini!" panggilnya pada Ben dan Kalen. Keduanya menghampiri Ryi dan Noze. "Ternyata kantor polisinya udah dekat, cuma kita salah jalan makanya nyasar ke gedung ini deh!"

"Yaudah kalau gitu berangkat!" seru Kalen. Ia sudah tak sabar ingin segera menyelesaikan misi dan pulang.

"Sabarlah, kita buat sesuatu untuk mendarat kebawah. Kita gak mungkin keluar dari depan," kata Ben. Mereka mengangguk menyetujui.

Kalen mengambil tali dari ransel besarnya. Ia memberikan itu pada Ben dan pria itu mengikatnya ke lemari kaca yang terbuat dari kayu jati yang mungkin saja kuat.

"Kira-kira bakal kuat gak nahan kita?" tanya Noze. Ia sedikit ragu pada lemari yang diikat oleh Ben.

"Kuat, semoga aja. Kalaupun gak kuat, ini lemari gak bakal keluar dari jendela." jawab Ben.

"Keadaan dibawah juga sepi," ujar Ryi saat melihat-lihat kondisi dibawah sana. Tidak terdapat zombie yang berkeliaran.

"Kita turun satu persatu," kata Ben.

"Siapa dulu?" tanya Kalen.

"Gue!" seru Ryi sembari mengangkat tangannya. Ben mengangguk kemudian mengikat tubuh Ryi dengan tali.

"Turun kebawah, hati-hati." Ryi mengangguk, sebelum mendaratkan tubuhnya kebawah, ia melirik Noze. Tanpa mengucapkan apapun dia langsung turun kebawah. Kalen dan Ben menahan lemari kaca tersebut, walaupun kuat tetapi mereka harus waspada.

"Dia udah mendarat dengan sempurna," ucap Noze memberitahu. Ben dan Kalen menghampirinya, Ryi mengangkat satu jempol bertanda ia aman.

"Ze, giliran lo," ucap Kalen. Noze mengangguk. "Gue dulu ya?"

Kalen mengangguk, "Hati-hati, ya?"

Noze mengangguk. Ben mengikat tali ditubuh Noze setelah dia menarik tali yang dililitkan ditubuh Ryi tadi. Sedangkan dibawah sana, Ryi sedikit waspada dengan keadaan sekitar. Bisa saja zombie datang dengan tiba-tiba, maka itu perasaannya resah.

Noze mendaratkan tubuhnya, ia berpegangan pada dinding tembok yang tidak terlalu mendatar, ada celah untuk tangannya bisa menyanggah. Ben melihat pada lemari kaca yang diam tak bergerak. Ia tak perlu menahannya lagi.

"Len, giliran lo." titah Ben. Kalen menatapnya ragu. "Gue takut ninggalin lo, kak. Kita berdua aja bisa gak?"

Ben menggeleng. "Bahaya, lo duluan aja,"

Harmoni | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang