Langkahnya sempoyongan, mata yang tersorot juga kosong. Ryi melangkah dengan pikiran yang kosong dan tak punya harapan hidup. Ia tak peduli jika nanti didepannya ada zombie yang kapan saja siap menerkam.
"Ryii!!" panggil seseorang yang membuat Ryi membalikkan badan dengan tangis yang sedikit histeris.
Ben dan Kalen langsung berlari menghampiri Ryi. Ben langsung memegang kedua bahu Ryi dengan sorot kekhawatiran. "Kamu gak apa-apa?"
Ryi menggeleng dengan lirih, kemudian Kalen menatap sekitar. Ia merasa ada yang kurang. "Noze mana?"
Pertanyaan Kalen membuat Ryi kembali meneteskan air mata. Nafasnya memburu, lalu ia menangis histeris sejadi-jadinya. Tangisan seseorang yang benar-benar merasa kehilangan. Begitu pilu hingga Ben dan Kalen seketika langsung menghela nafas dengan lirih.
"Gu-gue udah be-berusaha buat Noze tap-tapi dia..." ujar Ryi dengan terbata-bata membuat Kalen langsung sigap memeluknya. Ia menahan tubuh Ryi yang tadi ingin terjatuh.
.....
Selama perjalanan tak ada suara yang menjadi pencair suasana. Semuanya dengan kompak menutup mulut rapat-rapat. Tidak ada suara adu mulutnya Jehan dan Gala. Mereka benar-benar bungkam.
Jaka merasa jika pergerakannya tidak nyaman. Pandangannya mendadak kabur dan matanya menyipit untuk mengalihkan penglihatannya. Ia merasa jika suhu udara sangat dingin. Kemudian ia teringat sesuatu.
Saat didalam gedung tadi, ketika ia berhasil melepaskan diri. Ternyata ada satu zombie yang menyerangnya dan mengigit lengannya. Jaka kemudian mengecek lengannya yang berbalut jaket navy. Ia melihat disana ada darah dan bekas gigitan. Kenapa ia tak sadar sedari tadi.
Ia menatap ke sekitar, lalu bangkit dari kursi dan berjalan kearah Jehan.
"Turunin gue disini," perintah Jaka dengan dingin.
Jehan memandang Jaka sinis. "Maksud lo apa?" Ia langsung menginjak rem, agar ia bisa fokus berbicara dengan Jaka.
Jaka menatap tajam Jehan. "Lo budeg? Turunin gue!"
Gala menghampiri Jaka dan Jehan yang membuat keributan. Hal tersebut membangunkan Siska yang sedang tertidur lalu ia bangkit menghampiri ketiganya. Tapi tidak dengan Amira yang nampak tak tertarik.
"Ini apa-apaan sih?!" tanya Gala sinis.
"Tuh anak gak jelas minta diturunin disini!" cetus Jehan.
Gala mengalihkan pandangan ke Jaka. "Alasan lo apa minta diturunin?" tanyanya.
Jaka menghela nafas lirih, ia memejamkan mata sejenak kemudian menatap ketiga temannya. Lalu Jaka membalikkan setengah lengannya dibelakang yang menampakkan lengan jaketnya berlumur darah dan juga ada bekas gigitan yang serupa dengan zombie.
"Tolongin gue..." lirih Jaka.
Semuanya terkejut melihat itu, raut wajah mereka hampir sama menunjukkan keterkejutan mereka. Jaka mengembuskan nafas panjang, ia menatap mereka semua dengan mata berkaca-kaca.
"Jaka, lo gak sama kayak mereka, kan?" tanya Siska dengan mata berkaca-kaca. Ia benar-benar tak mau kehilangan seseorang disini.
Jaka tak menjawab, dia hanya menunjukkan raut pasrah. "Biarin gue pergi,"
Jehan menundukkan kepalanya sembari menghela nafas kasar. Ia sudah berusaha keras menunggu kehadiran Jaka tetapi hasilnya sama. Ia harus meninggalkannya lagi.
"Dia mau jadi zombie, kenapa kalian gak keluarin dia?!" sentak Amira yang datang tepat dibelakang Siska. Ia menatap tajam mereka semua.
"Lo masih gak punya hati?" tanya Gala sinis.
![](https://img.wattpad.com/cover/300150545-288-k241657.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni | Revisi
Mystère / ThrillerBagaimana jika disekolahmu diserang zombie? Sekelompok siswa yang bersama-sama untuk melawan para zombie dengan bekerja sama dan saling melindungi satu sama lain. Kehidupan yang awalnya diselimuti permusuhan kini menjadi pertemanan untuk melawan zo...