"Izinkan aku bertemu Tzuyu." Sana memohon didepan Momo dan Mina. Momo dan Mina adalah sahabat Sana dan selalu berada disisi Sana, tapi kali ini keduanya tidak berada disisi Sana.
"Untuk apa kau menemui Tzuyu?" Mina menatap Sana dengan dingin.
"A-aku..."
"Kembalilah ke Eunha," ucap Momo.
Sana menggeleng, sudah sebulan Sana putus dengan Tzuyu. Dan itu membuatnya sadar, yang selama ini Sana butuhkan adalah Tzuyu bukan yang lain.
"Bukankah kau bilang kau bosan dengan Tzuyu? Kau butuh hiburan?" Momo menatap sahabatnya itu.
Sana terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan Momo.
"Cinta tidak bekerja seperti itu Sana. Kau sangat egois. Kau hanya memikirkan perasaanmu, pernakah kau bertanya kepada Tzuyu tentang perasaanya?" Tanya Mina.
Sana menggelengkan kepalanya. Apa yang Mina katakan benar, selama ini Tzuyu selalu mengutamakan perasaan Sana.
"Kau memberi Tzuyu mimpi buruk Sana. Biarkan dia bangun dari mimpi buruk yang kau berikan," ucap Momo.
Sana menatap kedua sahabatnya. "Kalau begitu aku juga yang akan memberikan dia mimpi indah."
"Sana." Mina menatap balik Sana.
"Aku tidak bisa kehilangan Tzuyu begitu saja?!" Sana menangis. "Aku tau aku salah. Aku mengabaikannya, aku tidak mendengarkan kalian."
Momo dan Mina menghela napas. "Tzuyu tidak ingin menemuimu. Tapi akan aku berikan alamat baru nya, tapi jika kau menyakitinya lagi aku tidak segan memutus persahabatan kita," ucap Mina diangguki Momo.
***
Disinilah Sana. Didepan sebuah rumah kecil dipinggiran kota. Sana tidak pernah menyangka Tzuyu akan tinggal dirumah sederhana, sangat berbeda dengan apartemen Tzuyu sebelumnya.
Sana membunyikan bel. Sana gugup saat mendengar suara langkah.
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan sosok Tzuyu yang sedang menggendong Anjing. Sana menatap penuh rindu kepada sosok didepannya itu.
"Sana?" Tzuyu terkejut saat melihatnya.
"Ehm ... H-hai." Sana merasa sangat gugup sekarang.
Tzuyu terlihat melihat ke belakang Sana. "Eunha tidak ikut?"
Sana menggeleng, dan hanya menatap Tzuyu. Sana terkejut, Tzuyu tidak mengusirnya.
"Kenapa Eunha tidak ikut?" Tanya Tzuyu sambil mengelus Anjing yang sedang digendongnya.
"Aku dan Eunha tidak menjalin hubungan apapun. Dan bahkan sekarang kami menjauh," ucap Sana. "Karena yang aku butuhkan itu cuma kau Tzuyu. Maaf sudah melukaimu." Batin Sana.
"Oh? Kau pasti sangat bosan sehingga mencariku," ucap Tzuyu berjalan masuk dan mengkode Sana untuk ikut masuk.
"Tidak. Bukan itu alasanku kesini," ucap Sana tidak senang karena Tzuyu berpikiran begitu.
Tzuyu terlihat menaruh Anjing yang sedaritadi dia gendong. Anjing itu lalu berlari.
"Anjing itu seperti diriku. Saat digendongan ku dia tidak bebas berlari walaupun dia nyaman digendonganku," ucap Tzuyu.
Sana merasa sangat bersalah ketika melihat luka dimata Tzuyu. Mata yang sering menatapnya dengan penuh cinta.
"Maafkan aku," ucap Sana.
"Kau tidak perlu minta maaf. Ini salahku yang jarang ada bersamamu," ucap Tzuyu.
Sana menggeleng. "Kau tidak salah Tzu. Aku seharusnya memikirkan perasaanmu juga. Aku sangat egois."
Tzuyu hanya diam.
"Aku tau ini tidak pantas, aku tau aku tidak pantas untuk menerima cintamu. Tapi aku mohon, berikan aku kesempatan kedua. Berikan hubungan kita kesempatan kedua," ucap Sana.
"Sana ..."
"Selama ini yang aku butuhkan cuma dirimu, tidak ada yang lain," ucap Sana. Sepertinya perkataan orang-orang benar, jika orang itu pergi kau akan merasakan seberapa penting orang itu.
"Maaf Sana, aku tidak bisa," ucap Tzuyu.
"Aku mohon..."
Tzuyu menghela napas, memejamkan mata untuk berpikir sejenak. "Buktikan seberapa pentingnya aku untukmu."
Sana tersenyum lebar.
***
Tbc
Perlu yang ke 3 gak? Atau perlu dibuat cerita sendiri? Tapi kayaknya yang ke 3 aja.
Maaf gaje dan banyak typo