0.8

7 3 0
                                    

Tak terasa bulan Desember telah datang bertanda tahun akan berganti, sudah berapa lama kita terpisah namun nyatanya rasa ini tetap ada dan tetap sama. Aku bingung apa yang akan aku katakan kalau kau berada di depanku. "Aku hebat" Mungin kata tersebut yang akan aku katakan pasalnya sudah sewindu aku menyukaimu. Entah benar ini perasaan suka atau hanya perasaan kagum belaka, aku pun tidak mengerti.

Kau yang lahir ditanggal 14 Desember 2001 yang diam-diam kusukai. Dengan nekat aku mencari tahu tentangmu mulai dari tanggal lahirmu, warna kesukaanmu, olahraga yang kamu suka, jam berapa kau datang ke sekolah, kemana kau pada saat jam sekolah, bergegas keluar kelas hanya untuk berpapasan dengan mu diparkir sekolah, menanyakan dimana rumahmu, dan sampai berapa jumlah seudaramu. Segala sesuatu tentangmu aku tak ingin ketinggalan barang sedikitpun. Aku juga tak tahu sejak kapan rasa ini tumbuh dan kenapa aku juga tidak tahu. Mungkin saya berawal dari sebuah ketidak sengajaanku.

Awalnya aku menyukai seseorang namun orang tersebut hilang tanpa kabar saat itu kamu hadir di depanku saat jam istirahat. Kau sedang bermain basket tiba-tiba aku yang awalnya sedih karena ditinggal tanpa kabar oleh seseorang, teralihkan panjangan ku pada sosok laki-laki  berseragam putih abu-abu dengan baju keluar, dua kancing atas terbuka tanpa dasi, rambut acak-acakan, dan menggunakan sendal. Seketika atensiku teralihkan dan tertuju padanya rasanya Dejavu, dia sangat mirip dengan si dia. Mulai saat ini aku menyukainya tapi dengan bayang-bayang seseorang bukan dirinya, namun sekian lama aku sadar orang yang ada di depanku bukanlah dia dan akhirnya aku mulai melihat dirinya sebagai dirinya. Bukannya berhenti aku malah makin tergila-gila dengannya.

Sesosok Kaka kelas yang aku sukai semenjak kelas satu. Laki-laki yang tak pernah kuajak bicara, laki-laki yang jarang bicara, laki-laki yang tak pernah bermain perempuan, laki-laki yang dingin sedingin gunung es. Beberapa kali aku sengaja datang kekantin yang jarang aku datangi atau dengan sengaja melewati kelasnya untuk hanya sekedar melihat wajahnya. Aku kira rasa ini akan hilang dalam waktu yang dekat namun ternyata tidak hal tersebut malah berjalan sampai bertahun-tahun hal yang mustahil membuatku bertahan untuk aku yang ukurannya orang yang mudah bosan. Namun, menunggumu tak pernah membuatku merasa bosan. Dua tahun pertama kulalui dengan mencari tahu informasi tentangmu sampai hal terkecil sekalipun. Tahun ketiga Mungkin terasa berat karena kita terpisah dan aku bertekad untuk satu sekolah lagi denganmu disini aku mulai terbiasa dan malah mulai membuka hati untuk oranglain.

Akhirnya aku masuk sekolah menengah aku mulai membuka hati untuk hati yang lain tapi kalau ditanya masih suka dengannya jawabannya masih. Tahun pertama kulalui dengan menyenangkan dan disini aku bertemu banyak orang baru. Seringkali ada yang dekat namun hanya sekedar dekat. Tahun pertama aku tak bertemu denganmu, kemana-mana aku mencari namu nihil, terlalu banyak orang disini sudah untuk menemukanmu. Ternyata kau disini bukan orang yang banyak bergaul dan terkesan suka menyendiri beda saat kau masih sekolah menengah pertama.

Pada tahun kedua aku mulai sering bertemu denganmu di kantin dan di musola sekolah. Ditahun ini aku mulai terbiasa tanpa ada dirimu dihidupku. Aku menjalani kehidupan dengan baik dan lebih meluangkan waktu untuk diri sendiri. Pada suatu hari saat class meeting berlangsung kau ikut dan disana untuk pertama kalinya dalam lima tahun aku menyukaimu aku melihat kamu tersenyum dan tertawa bahagia, aku senang melihatnya. Rasa suka yang tumbuh kini berubah menjadi rasa kagum, aku tak mengharapkan mu namun cukuplah bagiku melihatmu bahagia dengan jalanmu biarkan aku menjadi orang yang berada di belakangmu. Dan setelah aku lulus aku tidak lagi melihatmu, aku selalu mendo'akan untuk kebaikanmu semoga kamu sukses, sehat selalu yang bertemu orang yang tepat sebagai pendamping hidup. Saat ini aku menjalani kehidupan dengan jalanmu sendiri mengikuti kata hati dan berusaha dengan sepenuh hati.

Terimakasih kau telah menjadi bagian hari hidupku, walaupun aku tidak menjadi bagian dari hidupmu. Banyak yang kudapat terutama tentang cinta kepada diri sendiri. Sebagian besar masa sekolah aku habiskan untuk mencintaimu, dengan menjalani cinta sendiri dari awalpun aku tidak berharap rasa ini terbalaskan cukuplah kau melihatku sebagai diriku itu sudah cukup. Dan banyak yang aku dapatkan dari semua hati yang  telah datang dan singgah. Mereka hanya singgah bukan menetap. Aku sedang menunggu seseorang laki-laki yang mampu mencintaiku lebih dari diriku sendiri. Laki-laki yang tahan dengan segala sifat burukku, sifat malasku, sifat bosanku ini. Laki-laki yang memahami diriku melebihi diriku sendiri. Laki-laki yang mencintai aku dan keluargaku. Laki-laki yang berani mengenalkan aku dengan keluarganya. Laki-laki yang siap berkomitmen untuk masa depan bukan bualan semata. Yang tidak banyak ngomon namun dengan perbuatan nyata. Mampu membimbing aku dalam kebaikan, meningkatkanku atas kewajibanku.

Aku lebih suka diam-diam menuju halal dari pada diam-diam menuju zina.

©®
-12.12.22-
adilyaaz

Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang