Keesokan harinya, seperti biasa Eliza bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Setelah siap dengan pekerjaannya di dapur, Eliza pergi ke kamar adiknya untuk membangunkannya.
Pintu bercat putih itu di buka dengan pelan, menampilkan sosok anak laki-laki manis yang masih terjerat di alam mimpinya. Dengan perlahan Eliza berjalan menuju kasur adiknya itu.
"Niko" panggilnya dengan lembut.
"Niko ayo bangun" ucapnya lagi sembari mengusap pelan rambut adiknya itu.
Merasa terganggu Niko pun membuka matanya perlahan, ia mengucak pelan matanya dan melihat Eliza dengan lamat-lamat.
"Kak lili?" Panggilnya.
"Iya sayang ini kak lili, ayo bangun kita sarapan dulu" ajak Eliza kepada Niko.
Niko pun menganggukkan kepalanya, setelah itu ia merentangkan kedua tangannya.
"Gendong" pintanya.
Eliza tersenyum gemas dan langsung menggendong Niko, mereka pun akhirnya keluar dari kamar dan menuju ke meja makan.
Di sana sudah ada ayah dan ibu tirinya, Eliza segera mendudukkan Niko di sebelahnya. Ia mulai mengambilkan makanan untuk Niko dan dirinya, sementara ayahnya? Ibu tirinya lah yang telah mengambilkan makanan.
Suasana hening semua sibuk dengan makanannya masing-masing, yang terdengar hanya suara dentuman sendok dan piring saja. Tak lama ayah Eliza mulai angkat bicara.
"Eliza" panggilnya.
"Iya yah kenapa?" Tanya Eliza.
"Besok ayah ada perjalanan bisnis keluar kota, mamah ikut. Eliza gak papa kalo ayah sama mamah tinggal berdua aja sama Niko?" Tanya Ferry.
"Iya sayang, mamah harus ikut ayah kamu biar nanti ayah kamu ada yang urusin keperluannya di sana" timpal Rina.
Eliza mengangguk dengan cepat dan memberikan jawabannya.
"Iya gak papa, emang berapa lama?" Tanya Eliza.
"Mungkin sekitar satu minggu" sahut Ferry.
"Nanti ayah kasih kamu uang jajan untuk seminggu kedepan" lanjutnya.
"Iya yah" jawab Eliza.
Mereka pun kembali melanjutkan makannya, setelah selesai Eliza membantu Rina ibu tirinya untuk membersikan meja makan, tidak membantu sebenarnya semuanya Eliza yang kerjakan, Rina hanya menaruh piring kotor ke wastafel setelah itu pergi meninggalkan Eliza.
Dengan sabar Eliza mencuci semua piring yang kotor, setelah selesai ia kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah. Ayahnya menawarkan untuk mengantarnya namun seperti biasa Eliza selalu menolaknya. Ia lebih suka jika naik bus.
•••
Saat ini Eliza sudah sampai di sekolahnya, di pertengahan jalan menuju kelasnya ia bertemu dengan ketiga sahabatnya, mereka pun berjalan bersama menuju kelas.
Di dalam kelas sudah terisi ramai oleh teman sekelas mereka, Adelyn berjalan lebih dulu menghampiri tempat duduknya yang sudah di isi oleh Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ROMANCE
Teen FictionEliza, gadis sederhana yang cantik dan ceria namun di balik itu terdapat segudang misteri tentang dirinya. Sampai suatu hari, seorang anak laki-laki murid pindahan hadir di kelasnya dan menjadi teman sebangkunya dan anak laki-laki itu selalu saja me...