aku termangu,
sembari mencicipi tepian malam nian khuyu'.
tentu aku mengingatmu,
sisa-sisa kepergianmu tercecer berserakan. haruskah aku yang membersihkannya?
ataukah kelak, kau sendiri yang menghapus jejak itu?
hilang.
pendar hidupku tepat padam setelah sekian lama redup
aku berpindah rasa.
asa menguap pergi saat kebencianku terjangkar kuat dalam hati
terikat lekat dengan eritrosit
meniadakan nadir indah dan anafora
kuhunus pedangku pada hatimu
maka ia akan menjadi kebencian terakhir yang mencumbuimu