Smile 1

14 2 4
                                    

Matahari pagi menyinari sebuah kamar yang selalu terlihat redup, kamar yang minim akan penerangan itu adalah sebuah saksi dimana seorang gadis bernama Shelva Navy Genata menjalani setiap hari-harinya.

"Shel, ayo bangun udah pagi loh ini, nanti kamu telat dateng ke sekolahnya!!" Ujar Lena ibu Shelva.

Shelva yang masih terlihat nyaman akan tidurnya pun tak kunjung membuka mata, hanya mengerjap-ngerjap dan menggeliat sembari bergumam kepada sang ibu.

"Iya bu bentar lagi, Shelva masih ngantuk"

"Ibu tau tapi nanti kamu telat sekolahnya sayang"

Gadis itu pun segera membuka mata, melihat sosok ibunya yang masih setia merapikan kamarnya yang selalu berantakan setiap Shelva pulang sekolah, entah apa yang dirasakan gadis itu sehingga ia selalu saja membuat kamarnya itu terlihat berantakan.

Shelva pun menghampiri sang ibu yang sedang merapikan buku di atas meja belajar.

"Udah bu biar Shelva aj nanti yang beresin, lagian yang berantakin juga Shelva"

"Gapapa sayang, udah setiap hari juga ibu kaya gini setiap ke kamar kamu, selalu aja berantakan" Lena menimpali dengan senyuman yang terlihat sedikit getir.

Shelva pun hanya berdehem, lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berangkat sekolah.
                             
                                 🧩

Sesampainya Shelva di sekolah ia langsung menuju parkiran, memarkirkan motornya yang sudah terlihat sedikit tua, karna termakan oleh waktu.

Tidak lama kemudian sebuah siluet motor dari arah pintu parkiran datang menampakkan seorang laki-laki yang tengah berkendara menggunakan motor ninja nya Alfano Danandyaksa. Ia pun melihat Shelva dan segera memakirkan motornya di sebelah motor gadis itu.

Fano pun menghampiri Shelva "Shel, udah berangkat aja"

"Kenapa emangnya?!" Ujar Shelva sedikit ngegas saat menimpali perkataan Fano.

"Eitss sans aja dong, kan gue juga ngomong baik-baik" Ujar Fano.

"Yang nyuruh lo ngomong baik-baik sama gue siapa?"

Shelva pun bergegas meninggalkan Fano yang masih tercengang akan balasan Shelva padanya.

Laki-laki dengan senyum yang tak pernah luntur itu lalu berlari mengejar gadis yang selalu menjadi alasannya tersenyum.

"Shelva, tunggu gue dong!!" Ujarnya sembari berlari dengan nafas yang tersengal-sengal.

Fano pun hampir menyamai langkah kaki mereka, sembari berjalan tak luput Fano mencuri-curi pandang pada gadis yang sedang berada di sebelahnya.

"Nanti pulang sekolah bareng kuy?" Tanya Fano.

"Lo gimana sih kan gue bawa motor, kalau gue bareng lo terus motor gue gimana, hahh?!" Jawab Shelva dengan nada yang selalu ketus terhadap Fano.

"Maksud gue lo tetep bawa motor lo, dan gue bawa motor gue sendiri, nah terus lo di depan gue" Fano menimpali dengan senyuman yang bisa membuat siapa saja akan takluk.

"Males, pulang sendiri-sendiri aja, gue gak ada waktu buat pulang bareng sama lo" Kata Shelva tetap pada nada ketusnya.

"Oke kalau gitu, nanti ke kantin bareng ya!! Gak ada penolakan gue tunggu di depan kelas lo" Ucap Fano lalu berlari menuju kelasnya tanpa menunggu jawaban dari gadis itu.

Shelva pun bergumam "Apa-apaan si tu orang"
                             
                                🧩

Setelah sekian lama menunggu akhirnya bel istirahat berbunyi, Fano, laki-laki itu segera bergegas menuju ruang kelas Shelva, teman-temannya yang melihat tingkah Fano tercengang  tak biasanya laki-laki itu akan pergi tanpa pamit kepada mereka.

"Lah si Fano mau kemana tu, Lari-lari gak jelas, biasanya juga kalau mau pergi pamit dulu" Ujar Geo sahabat Fano yang paling mengerti dirinya.

"Yaelah, lo bukan emaknya Fano kali Ge, masa wajib pamit dulu, biarin aja kali suka-suka dia" Gama menimpali.

"Iya udah biarin aja, mungkin dia kebelet berak, hahaha" Ucap Nathan tertawa sendiri, salah satu sahabat Fano yang paling garing dan mempunyai selera humor yang receh.

Sahabat-sahabat Fano itu memang semuanya agak sengklek, namun mau bagaimanapun mereka tetaplah sahabat Fano yang selalu mengerti akan dirinya, berbeda dengan mama dan papanya.

Oke guys bab 1 sampe sini aja dulu, otak aku udah mentok banget mikirnya maaf ya kalo misalnya ceritanya masih berantakan bangetttt, nanti aku bakal berusaha perbaiki lagi kok 😭🥺

The Reason I SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang