5# Luka baru

108 18 2
                                    

"Jangan lupa sarapan! Kamu perlu gizi juga buat kerja!"

"Jangan apa-apa diingetin terus! Alii ih dengerin aku gak sih?!"

Omelan dari Prilly terus-menerus terngiang dalam pikiran Ali, sudah tiga hari berturut-turut, gadis itu masih berdiam diri di rumah orang tuanya. Bahkan Aily saja terus merengek meminta ASI, yang hanya ada pada ibunya sendiri.

Tiga hari itu, Ali terpaksa harus bolos kerja dan bolos dari sekolahnya, sifat Prilly yang masih saja kekanakan membuat Ali membiarkan Prilly untuk menenangkan pikiran sejenak. "Ma-ma!" Ali mengambil tubuh mungil Aily lalu menimang-nimangnya berusaha agar tangisan Aily mereda akibat terus mengingat Prilly.

TING

Dentingan dari ponsel membuat Ali melirik ke arah benda canggih itu, ia mengambilnya ketika nama Nana tercentang di sana.

Rey, aku butuh kamu

Hembusan nafas berat terhembus, nasib keluarga dan Nana berada di tangannya. Ali melempar ponselnya sembarang lalu tetap menimang Aily agar tidur.

TING

Pesan dari Nana kembali muncul. "Anjing!" maki Ali kesal.

Rey, Daddy pukul aku lagi, dia ancam-ancam aku lagi kalo aku gak nerima perjodohan itu, dia bakalan bunuh aku

Termasuk kamu

"Gue gak peduli, Na! Hidup gue udah kacau!" Ali kembali melempar ponselnya. Pikirannya terus memikirkan, kapan Prilly kembali? Wanita itu benar-benar tak bisa berpikir dengan jernih, hanya karena tidak terbuka, malah pergi begitu saja bahkan tanpa apapun.

DRTT

"ANJING! SIAPA LAGI SIH?!!" teriak Ali geram pada si penelpon. Tanpa melihat siapa nama yang meneleponnya, Ali menjawabnya. "Na! Gue gak bisa ke apartemen lo sekarang! Keluarga gue lagi kacau, nanti malem gue ke sana, gue akan selalu ada buat lo!"

Dahi Ali mengerut, ketika panggilan dari sana tidak ada bahkan hening.

"Ini aku, Prilly. Bukan Nana."

Mata Ali membulat seketika, ia langsung melihat siapa username nya. Ternyata benar Prilly. Darahnya berdesir hebat, takut Prilly tidak akan menerimanya lagi.

"Jemput aku, kalo kamu masih mau aku."

TUT

Panggilan terputus secara sepihak. Namun, Ali masih saja mematung mendengar pernyataan Prilly barusan.

"Jemput aku, kalo kamu masih mau aku."

Tanpa berkata apa-apa lagi, Ali langsung mengambil jaket hitam miliknya lalu mengambil kunci motor beserta tak lupa Aily yang berada di gendongannya. Bahkan Ali sampai-sampai menghiraukan pesan-pesan dari Nana demi menjemput Prilly untuk kembali padanya.

..

"Hebatnya dia apa? Sampai-sampai kamu ingin kembali ke kontrakan bau itu hah?!" Shaina tak habis pikir pada Prilly, sudah hidup enak-enak, malah menginginkan hidup yang miskin bersama mantan pria pilihannya.

LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang