chapter 8

390 64 27
                                    

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit jennie memiliki semua pertanyaan yang berkecamuk didalam benaknya. Berusaha membuat hipotesis dan kesimpulan sendiri namun tak satupun yang bisa dia mengerti. Segalanya misteri.

Apa yang terjadi pada jisoo ?

Apakah ia sakit? Atau barusaja kecelakaan?

lalu,

Bagaimana ibunya bisa kenal dara lalu tak pernah menyebutkan apapun padanya?

Dia nampak bodoh karena tak tahu apa-apa.

Setibanya disana Jennie diikuti oleh chaeyoung dan lisa bergegas menuju ruangan tempat gadis berbibir hati dirawat. Berlari dilorong mengundang tatapan semua orang pada ketiganya. mereka menemukan dara dan chaerin sedang menunggu didepan ruangan yang dimaksud.

Lantas jennie menghambur kearah keduanya dengan melemparkan pertanyaan yang ia tahan sejak awal.

Dara nampak terkejut dengan kedatangan gadis tersebut, menoleh pada chaerin kemudian tahu bahwa wanita itu yang melakukannya.

"Bagaimana dengan jisoo? Apa dia baik-baik saja? Dan apa yang sebenarnya terjadi. Dia..dia kecelakaan?" melihat dara dan chaerin bergantian. Napasnya hampir tersangkut ditenggorokan akibat joging barusan.

"Jisoo mengalami serangan jantung, jennie-ah. Dan sekarang belum siuman." chaerin berinisiaf menjawab karena dara sendiri nampak kelu. Dia mengelus sisi putrinya agar tenang. "Tapi syukurlah kondisinya sekarang berangsur stabil. Ayok jennie duduklah dulu."

Chaeyoung maupun lisa mendesah lega , namun tidak untuk jennie.

"Ani.jeongmal gwenchanayeo,? ia masih butuh penegesan.

Chaerin mengangguk,

"Gwenchana...jeongmalyeo. Kau tidak usah khawatir kalau begitu kau tenang, nee" bujuknya sekali lagi berniat menarik jennie untuk duduk diam.

Dara berharap yang dikatakan chaerin benar adanya, namun setidaknya kata-kata itu mampu mengusir atmosfir mencekam yang sejak tadi hadir.

"Jadi selama ini kalian sudah saling kenal?" tak menuruti saran ibunya, jennie justru masih membombardir keduanya. Salahkan pada rasa keingintahuannya. "Eomma tidak pernah menyebutkan apapun padaku, wae?" dia merasa dikhianati.

"Jennie,bukan seperti itu...begini, kau tidak pernah menyebutkan jisoo adalah putri dara. yang aku pikir itu masih pacarmu ji-soo." chaerin membela diri, setidaknya dia berkata yang sebenarnya.

Disisi lain dara masih bungkam, dirinya pun baru tahu jika jennie adalah putri chaerin. Dunia terasa kecil dan sempit.

"Jennie, ibumu berkata benar. kau tidak secara spesifik menjelaskan jisoo mana yang kau maksud. Jika itu aku, aku langsung mengerti tapi mungkin ibumu tidak." chaeng bergumam lembut, tak ingin memberi tekanan apapun.

"Ya setidaknya eomma cerita jika punya teman bernama dara atau siapa pun." jennie menghela napas lelah. Setelah berkata begitu dia berganti menoleh pada dara. Menatapnya untuk beberapa saat.

Mendapat tatapan penuh arti dara akhirnya berbicara, "maaf jennie, aku juga baru tahu kalau ternyata kau putrinya chaerin." kini dia menjelaskan posisinya meski cukup kesulitan menemukan kata-kata. Namun bukan jawaban itu yang jennie harapkan karena gadis kucing tersebut tidak tampak puas.

Dara yang mendapat pesan menambahkan,"Maaf, harusnya aku menelponmu dan memberitahu yang terjadi tapi.....aku.....ani, jisoo melarangku melakukannya." jelasnya.

Jennie mendesah kalah dan akhirnya terduduk pasrah.

Kenapa ? kenapa jisoo merahasiakan semua padanya. Waeee...

Oh....My BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang