5. Kerja kelompok

2.4K 412 52
                                    

Jean memarkirkan motornya didepan pagar rumah Jio, ia melepas helmnya dan melihat seorang wanita paruh baya yang tengah mencabut rumput yang terdapat pada pot bunga.

Jean tersenyum melihatnya. Calon mertua gue nih, batinnya percaya diri.

"Permisi," ucap Jean sopan, membuat wanita paruh baya itu mendongak atau kerap dipanggil mbak Ala oleh tetangganya.

"Eh, Januar 'kan?" tanya Alana memastikan. Dia berdiri, kemudian melepas sarung tangan yang sebelumnya dipakai.

"Jean tante," balas Jean sedikit membenarkan.

"Lah? Kata si Jio Januar yang bakal dateng."

Jean tersenyum kikuk, "Jean Januartha Tan, cuman lebih sering dipanggil Jean."

"Haduh, maafin Jio ya, emang rada gitu anaknya," Alana menggeleng tak habis pikir. Bisa-bisanya Jio memanggil temannya tidak sesuai bagaimana seharusnya.

Jean tertawa, "Gapapa Tante."

"Mau kerjain tugas 'kan? Masuk aja, Jio lagi ngumpet dikamarnya."

"Ngumpet?" Jean mengangkat alisnya heran.

Alana mengibaskan tangannya, "Jio emang suka dikamar terus, udah kek anak perawan tu bocah."

Jean tertawa menanggapinya. Ibu Jio terlihat begitu ramah. "Ini gapapa kalo langsung masuk?"

"Gapapa, anggep aja rumah sendiri udah. Jio kamarnya dilantai dua ya, kalo ada pintu yang banyak tempelan kertas, nah itu punya Jio."

Jean mengangguk dengan senyum tampannya, baru saja Jean akan melangkah masuk seseorang sudah keluar lebih dulu dari pintu masuk.

Jean menyerngit saat melihat Edgar yang baru saja keluar, laki-laki itu menyapa Ibu Jio untuk berpamitan. Edgar sempat menatapnya sebelum berlalu pergi.

Mendengus samar, Jean lebih memilih untuk segera masuk, tidak sabar ingin bertemu Jio. Setelah menaiki tangga, Jean sudah melihat pintu yang betempelan kertas seperti Ibu Jio jelaskan. Salah satu gambar yang paling mencolok adalah gambar bibir yang dicat merah pekat dengan bertulisan Monroe diujungnya.

Jean mengetuk pintu lebih dulu, dan terdengar suara Jio yang menyuruhnya masuk. Saat Jean membuka pintunya, ia bisa lihat Jio yang tengah menyiapkan meja lipat kecil, untuk meletakkan laptop.

"Duduk sini," ajak Jio selagi menyalakan layar laptopnya.

Jean mengangguk, lalu meletakkan tasnya pada lantai, mengeluarkan beberapa buku yang ia bawa.

Jio menoleh, ia menyerngit mendapati Jean yang membawa buku.

"Buat apa bawa buku?"

Jean menoleh, "Buat cari materi?"

Jio menggelengkan kepalanya, "Di Google ada banyak, Januartha. Engga perlu bawa buku segala."

Kali ini Jean yang menggeleng. "Dibuku lebih akurat," kemudian Jio hanya mengangguk mengiyakan. Sudah dipastikan jika satu kelompok dengan Jean akan mendapat nilai sempurna.

"Eh, iya," Jean nyeletuk ketika ia baru teringat. "Lo, kok ngenalin gue pake Januar sih ke nyokap lo?"

Jio menyerngit, "Nama lo emang Jean Januartha 'kan?"

"Ya 'kan, gue lebih sering dipanggil Jean."

Jio mengibaskan tangannya tak peduli, "Halah, sama aja."

Jio mulai mengetik untuk kata pendahuluan sementara Jean sibuk mencari halaman yang membahas tentang judul makalah mereka.

Jean terhenti, lalu menatap Jio yang fokus pada laptopnya. "Jio."

"Hm," jawab Jio singkat.

"Tadi, Edgar ngapain kesini?"

School Love Story - Jaeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang